NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Selir Yang Tak Di Anggap

Transmigrasi Ke Tubuh Selir Yang Tak Di Anggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:18.9k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Sila, seorang gadis karier dari dunia modern yang tajam lidah tapi berhati lembut, terbangun suatu pagi bukan di apartemennya, melainkan di sebuah istana mewah penuh hiasan emas dan para pelayan bersujud di depannya—eh, bukan karena hormat, tapi karena mereka kira dia sudah gila!

Ternyata, Sila telah transmigrasi ke tubuh seorang selir rendahan bernama Mei Lian, yang posisinya di istana begitu... tak dianggap, sampai-sampai namanya pun tidak pernah disebut dalam daftar selir resmi. Parahnya lagi, istana tempat ia tinggal terletak di sudut belakang yang lebih mirip gudang istana daripada paviliun selir.

Namun, Sila bukan wanita yang mudah menyerah. Dengan modal logika zaman modern, kepintarannya, serta lidah tajamnya yang bisa menusuk tanpa harus bicara kasar, ia mulai menata ulang hidup Mei Lian dengan gaya “CEO ala selir buangan”.

Dari membuat masker lumpur untuk para selir berjerawat, membuka jasa konsultasi percintaan rahasia untuk para kasim.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17

Ia teringat pada buku pengobatan kuno yang ia baca diam-diam di perpustakaan kota saat menyamar dahulu bersama Pengawal Mo. Buku itu menuliskan tentang wabah langka dari wilayah barat jauh, disebut sebagai “Demam Ular Tanpa Luka” karena menyebabkan gejala seperti digigit ular berbisa, tapi tanpa luka luar.

Ramuan untuk menyembuhkannya pun langka, namun ada.

Mei Lin segera berlari ke kediaman Pengawal Mo dan meminjam kembali buku yang sempat ia selundupkan. Di dalamnya, tertulis bahan-bahan untuk ramuan:

Akar bunga cakar naga

Kulit batang murbei hitam yang hanya tumbuh di hutan hujan Timur

Daun rami tua yang harus dijemur semalam penuh

Air salju yang belum mencair sepenuhnya

“Aku bisa buat ini,” gumamnya.

Ramuan Empat Hening, itulah nama ramuan yang ingin di buat Mei Lin.

Mei Lin meminta izin kepada Kaisar untuk membuat ramuan ini, walau para tabib mengernyit tak percaya.

“Ramuan dari buku yang bahkan tidak disimpan istana?” tanya salah satu tabib sinis.

Tapi Kaisar mengangkat tangan, “Biarkan dia mencoba. Kita sudah kehilangan cukup banyak pelayan hari ini.”

Dengan bantuan Qin Mo, Mei Lin pergi menuju hutan Timur secara diam-diam untuk mengambil bahan yang belum dimiliki istana. Malam-malam yang penuh binatang buas tak membuatnya gentar. Ia pernah lebih takut menghadapi para selir cemburuan dibandingkan macan tutul.

Tiga hari kemudian, ramuan diseduh dan diberi nama oleh Mei Lin sendiri: “Ramuan Empat Hening”.

Karena dibuat dalam sunyi,

Diseduh tanpa suara,

Diberi pada orang yang hampir mati diam,

Dan menyisakan kesunyian saat racun hilang…

Saat ramuan pertama diberikan pada seorang pelayan istana yang sudah hampir tak sadar, detak jantungnya kembali stabil. Setelah dua hari, ia duduk. Hari ketiga, ia berjalan.

Kaisar segera memerintahkan distribusi ramuan ini ke desa-desa terdampak. Dalam waktu seminggu, gejala mulai surut.

Kabar Baik, Tapi...

Saat seluruh istana lega, beberapa pejabat mulai berbisik,

“Ramuan yang menyelamatkan negara… bukan dibuat oleh tabib kekaisaran. Tapi oleh selir rendahan.”

Sementara itu, salah satu tabib istana yang merasa harga dirinya diinjak diam-diam bertemu dengan seorang menteri tua yang tampak tidak senang dengan popularitas Mei Lin.

“Kita harus awasi perempuan ini. Terlalu cerdas… bisa menjadi ancaman.”

Di malam yang dingin, Mei Lin duduk di balkon, memandang langit sambil menyeruput tehnya.

“Rasanya seperti di masa kecil dulu. Saat aku meracik jamu untuk ibu yang sakit…” bisiknya.

Mo datang membawa kabar, “Kaisar ingin anda diundang ke Balai Musyawarah Besar minggu depan.”

“Untuk apa?” tanya Mei Lin bingung.

Mo tersenyum kecil. “Mungkin untuk menyampaikan bahwa anda telah menyelamatkan setengah kekaisaran.”

Wabah telah reda, tapi gema namanya kini menggema di istana dan desa.

Selir Mei Lin—yang dulu hanya dikenal karena wajah polos dan mulut lancang—kini dikenal sebagai:

Penemu Ramuan Kehidupan.

Namun, dalam bayang-bayang, bisikan iri mulai tumbuh. Dan rencana diam-diam untuk menjatuhkannya mulai bergerak…

Pagi itu, langit Kekaisaran tampak lebih cerah dari biasanya. Bendera-bendera merah dan emas berkibar di gerbang utama istana. Para pejabat berpakaian lengkap berkumpul di Balai Musyawarah Besar, tempat yang hanya digunakan untuk membahas hal-hal penting negara. Dan hari ini, sebuah hal langka terjadi…

Seorang selir Mei Lin duduk di sisi kanan Kaisar.

“Apakah mataku rabun?” bisik salah satu menteri tua.

“Itu bukan mimpi. Itu memang Selir Mei Lin,” balas menteri muda di sebelahnya.

Mei Lin mengenakan jubah biru pucat dengan bordiran daun rami, simbol ramuan penyembuh. Ia tampak gugup, tapi tetap tegak duduk di hadapan para bangsawan dan panglima. Ini pertama kalinya seorang wanita dari kediaman dalam diundang ke sini, bukan karena garis keturunan, tapi karena jasanya.

Kaisar Zhen berdiri.

“Hari ini, kita berkumpul bukan untuk berperang, bukan pula untuk menghukum. Melainkan untuk menghormati.”

“Selir Mei Lin, bukan tabib, bukan jenderal. Namun dalam keterbatasannya, ia menyelamatkan nyawa rakyat dan istana dari wabah mematikan.”

Mei Lin menunduk dalam-dalam. “Saya hanya berusaha sesuai yang saya tahu, Paduka…”

Kaisar tersenyum dan mengangkat tangannya.

“Mulai hari ini, kamu diangkat menjadi Penasehat Bidang Rakyat dan Pengobatan Tradisional.”

Seluruh ruangan terdiam.

Di luar Balai Musyawarah, beberapa wajah terlihat masam. saat mendengar kabar itu

Tabib Agung Yao, yang selama ini bangga dengan warisan pengetahuannya, merasa wajahnya ditampar. Ia berjalan cepat keluar aula, diikuti oleh salah satu menteri tua, Menteri Wu.

“Selir itu harus dikendalikan. Hari ini ia menyembuhkan, besok ia bisa mengatur negara,” desis Wu.

“Saya punya ide...” jawab Tabib Yao sambil menatap kosong ke kejauhan.

...----------------...

Sementara itu, di balik layar, seseorang menyusup ke ruang penyimpanan kitab kuno di Perpustakaan Kekaisaran. Ia menyelipkan selembar resep ramuan palsu, mirip dengan ramuan milik Mei Lin, tapi mengandung akar beracun yang jika digunakan akan menyebabkan kelumpuhan perlahan.

“Nanti kita tuduh dia berbohong pada Kaisar dan berniat membunuh rakyat,” bisik Tabib Yao pada bawahannya. “Ia terlalu tinggi terbang, saatnya kita tarik turun.”

Di kediamannya, Mei Lin belum tahu apa-apa. Ia justru sedang sibuk menolak hadiah yang terus berdatangan dari warga yang sembuh.

“Astaga! Lagi-lagi mereka kirim telur asin isi emas ini, aku bahkan belum tahu cara menggorengnya!” keluh Mei Lin sambil mencubit pipi pelayan barunya.

Pelayan barunya, seorang gadis desa lugu bernama Lu Xi, tertawa sampai tersedak kue. “Nyonya... itu bukan untuk digoreng... itu hiasan!”

Di sisi lain, Pengawal Mo memandangi mereka sambil geleng-geleng kepala. “anda ini selir atau penjual bumbu dapur?”

🌕 Malam yang Sunyi, Tapi Tak Aman

Malam harinya, Mei Lin membuka kembali buku-buku pengobatan, hendak menyalin ulang resep aslinya untuk para tabib desa yang akan dilatih. Namun, ketika ia ke perpustakaan kekaisaran, ia melihat selembar halaman asing terselip dalam bukunya.

“Aneh... ini bukan tulisanku. Dan... bahan ini... ini beracun!” ucap Mei Lin, menahan napas.

Ia langsung pergi ke tempat Pengawal Mo, wajahnya tegang. “Seseorang menyelipkan ramuan palsu. Kalau ini tersebar, mereka akan mengira aku mencoba membunuh!”

Mo menyipitkan mata. “Ini bukan kesalahan sembarangan. Ini... jebakan.”

"Awas saja mereka, mereka memang tidak akan berhenti sampai di sini. Sangat lucu mereka yang tidak mampu tapi menyalahkan orang lain" ujar Mei Lin dan di angguki Qin Mo

Kaisar mungkin telah mengangkat Mei Lin sebagai Penasehat, tapi bayangan gelap mulai menyelimuti istana.

Intrik sudah dimulai.

Fitnah sudah dirancang.

Dan musuh tersembunyi mulai melancarkan langkahnya.

Namun Mei Lin bukan wanita biasa.

Ia sudah terbiasa dituduh, difitnah, bahkan dianggap tidak berguna.

Kini saatnya menunjukkan bahwa kecerdasan, keberanian, dan sedikit kelucuan… bisa membungkam siapa pun.

Bersambung

1
davina aston
👍👍👍👍👍👍
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Yg jadi penghianat itu sebenerna sispa sih
Lina Hibanika
ceritanya seru dan kocak 😍😂
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
🤣🤣 keren kocak tapi tajam /Facepalm/
Kusii Yaati
cinta bukan hanya bisa jadi kelemahan tapi cinta juga bisa jadi kekuatan... permaisuri Mei Lin bukan hanya kelemahan mu tapi juga kekuatan mu ingat itu kaisar
Santy Susanti
Mei perjalanan mu menuju kursi perminsuri sangat terjal dan berliku, sabar & aemangat yaà🤩🤩🤩🤩
Kusii Yaati
"takut kehilanganmu" cie...cie kaisar udah takut kehilangan Mei Lin 🤭... kalau begitu genggam terus permaisuri mu kaisar jangan sampai lepas 😉
Santy Susanti
Mei Lin Cerdaaaas😍😍😍😍😍😍😍😍😍
Kusii Yaati
Mei Lin kau benar benar wanita cerdik ☺️
kaylla salsabella
lanjut Thor
Atik Kiswati
seru bgt....
Santy Susanti
waaah masih penasaran aja tuh kaisar Bai 🙈🙈🙈🙈
Santy Susanti
Intuisi Mei kereen👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🤩🤩
Lala Kusumah
huhf hati-hati ya Mei Lin 🙏🙏😍😍
Lala Kusumah
kereeeeeennn n hebaaaaaatt Mei Lin 😂🤭😍👍👍❤️❤️
kaylla salsabella
lanjut Thor
sahabat pena
baru kali ini ada kaisar semangat jadi pebinor🤣🤣🤣🤣emang ga ada ya perempuan yg lebih baik dari Mei lim? 🤣🤣🤣
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Bahaya terus mengintai, ga tenang amat ya hiupna
Eka Haslinda
lanjut thooorr.. kocak n menegangkan
kaylla salsabella
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!