Banyak Typo 🙏🏻 Sedang Proses Revisi. Terima kasih ❤️
"Maafkan aku Mas, jika selama ini aku membuatmu tersiksa dengan pernikahan ini. Selama 2 tahun aku berusaha menjadi istri yang sempurna untukmu, melakukan apa yang aku bisa agar membuatmu bahagia. Tapi ternyata, itu semua sia-sia dan tidak bisa membuatmu mencintaiku, aku menyerah Mas! menyerah untuk segalanya, berbahagialah dengan wanita yang kau cintai. Aku akan pergi dari kehidupanmu, dan semoga takdir tidak akan pernah mempertemukan kita kembali, dengan alasan apapun."
Itulah yang di katakan Rana pada lelaki yang menikahinya 2 tahun silam.
Hatinya hancur, setelah mengetahui jika Seno tidak pernah mencintainya dan menjalani pernikahan dengan penuh tekanan. Hingga akhirnya Mereka memutuskan untuk berpisah.
Setelah 4 tahun berpisah, Takdir kembali mempertemukan mereka.
Banyak cerita dan tragedi yang mengiringi pertemuan mereka kali ini.
🍁🍁🍁
Mohon dukunganny
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah. Aku Harus Membuka Hatiku Untuknya?
Selamat! Membaca 🤗
🍁🍁🍁
Seno tidak langsung menjawab pertanyaan Lina, ia malah memilih untuk menatap langit-langit rumah.
"Seno, apa benar kau bertemu dengan Rana di lokasi bencana itu?"Lina kembali mengulangi pertanyaannya.
"Apa, Dika yang mengadu pada Ibu?"
"Bukan mengadu, tapi Dika hanya menyampaikannya. Jadi benar kau bertemu dengan Rana?"
Seno menjawab dengan anggukan kepala.
Lina menghembuskan nafas lega.
"Bagaimana dengan kabar nya? Apa Rana baik-baik saja?"
"Iya, dia baik-baik saja."
"Apa kau berkomunikasi dengan baik? Lalu apa kau sudah menjelaskannya pada Rana?"
"Tidak."
"Kenapa?"
"Sudah tidak penting lagi."
"Apanya yang tidak penting? Kamu harus menjelaskan semuanya kepada Rana, agar Rana tidak salah paham."
"Dia bukan hanya salah paham, tapi Rana sudah benar-benar membenci dan melupakan aku."
"Seno? Kau mendengarkan ibu kan? Kau harus menepati janjimu. Apa Rana membencimu?"
Seno tertunduk.
"Tentu saja, bahkan ia mengatakan itu dengan sangat lantang. Bahwa ia sangat membenciku sampai ke urat nadinya."
Mendengar penuturan putranya yang seperti putus asa, Lina terenyuh.
"Seno, minta maaflah dengan benar pada Rana. Dan jelaskan padanya apa yang terjadi padamu 4 Tahun yang lalu."
"Sepertinya, Rana tidak perlu tau. Akan lebih baik seperti itu."
"Kamu tidak boleh menyerah seperti ini, bukankah kau sudah menunggunya selama bertahun-tahun. Sekarang di mana Rana tinggal?"
Seno yang sejak tadi tertunduk, menatap wajah Lina.
"Bu, aku minta jangan temui Rana untuk mengatakan apapun padanya. Biarkan dia membenciku."
"Ibu hanya merindukannya."Sahut Lina dengan suara pelan.
"Bu?"
"Baik Seno, ibu tidak akan mengatakan apapun pada Rana, tapi Ibu minta, perbaiki hubunganmu dengan Rana, meskipun kalian tidak mungkin bersama lagi. Setidaknya, jalin tali silaturahmi dengan Rana."Lina bangun dari duduknya.
"Kalau begitu, ibu pulang dulu, jangan lupa. Jika ada waktu pulanglah ke rumah untuk menjenguk kakek. Besok ibu datang ke sini lagi, kau harus ke dokter memeriksa kesehatanmu. Ibu sudah menentukan jadwal dengan dokter Ardi."
Seno hanya diam tidak menimpali perkataan ibunya.
Setelah memastikan keadaan putranya, Lina Pergi dari sana.
Meninggalkan lelaki itu sendirian dalam sepi.
Seno adalah pribadi yang dingin dan sangat tertutup, bahkan ia tak pernah menceritakan apapun tentang yang ia alami atau masalah yang tengah ia hadapi pada orang tuanya, atau siapapun, ia lebih memilih menyelesaikannya sendiri tanpa harus memberitahu orang terdekatnya.
Lina sudah meminta Seno untuk pulang ke rumah dan tinggal bersamanya, agar lelaki itu tidak kesepian, karena di rumah hanya seorang diri, tapi Seno menolak. Dia tetap bertahan di rumah itu. Karena ada sesuatu yang ia harapkan dan tunggu kala itu.
🍁🍁🍁
Keesokan harinya.
Rana kembali memulai aktivitasnya di rumah sakit tempat ia bekerja.
Dan di sana ia disambut oleh Melly yang mengatakan jika dokter Wahyu mengundurkan diri di rumah sakit tersebut.
"Kenapa bisa begitu?"
"Dokter Wahyu merasa sangat bersalah atas peristiwa di tempat bencana beberapa waktu yang lalu, yang mengakibatkan pasien bernama Bella meninggal dunia. Dia benar-benar merasa bersalah dan terpukul sehingga Ia memutuskan untuk mengundurkan diri di rumah sakit ini."Jelas Melly.
"Ya Tuhan. Aku tidak menyangka jika dokter Wahyu sampai seperti ini."
"Apa kau juga tahu, kalau dokter Vir akan mengunjungi dokter Wahyu, dokter Vir, ingin kembali memberi semangat kepada dokter Wahyu agar beliau tidak terus merasa bersalah atas kejadian beberapa waktu lalu."
Dan di saat yang bersamaan dokter yang tengah mereka bicarakan tiba-tiba muncul.
"Rana, kau sudah datang. Bagaimana dengan keadaan Ayah dan ibumu, baik-baik saja kan? Maafkan aku yang belum sempat menengok mereka."
"Tidak apa-apa dok, ibu dan ayah baik-baik saja."
"Syukurlah. Aku senang mendengarnya."
Ehemmm..
Melly yang merasa diabaikan berdehem.
"Sepertinya aku hanya akan menjadi nyamuk yang mengganggu di sini, kalau begitu aku permisi dulu. Selamat pagi."Ucap Melly yang ingin melangkahkan kakinya.
"Apa maksudmu? Jangan selalu bergurau Mel."Sahut Rana, sambil meraih tangan Melly agar Gadis itu tidak pergi.
"Aku tidak sedang bergurau, aku sedang bicara apa adanya. Jika dokter Vir bertemu denganmu, sudah pasti ia akan mengabaikan apa yang ada di sekelilingnya karena mata dokter Vir, hanya akan tertuju padamu."
"Melly?"
"Iya, Rana. Benarkan?"
"Melly, ayo kita bekerja."Ajak Rana yang merasa canggung dengan ucapan Melly karena ada dokter Vir yang malah senyum-senyum.
"Tunggu Rana. Aku ingin bicara denganmu."Cegah dokter Vir.
"Aaah, Dokter Vir masih ingin bersamamu Rana. Sudahlah kau tetap di sini, biar aku yang pergi."Melly mendorong Rana hingga membuat temanya itu persis berdiri di hadapan Vir. Dan Melly segera kabur dari sana.
"Maafkan, Melly, dok. Dia memang seperti itu."
"Tidak apa-apa."
"Apa yang ingin dokter katakan?"tanya Rana.
"Aku ingin mengatakan, jika nanti malam aku akan datang ke rumah orang tuamu."
"Apa?"Rana terkejut,"Datang ke rumah orang tuaku? Untuk apa dok?"
"Kau kenapa jadi tegang seperti ini? Padahal aku hanya mengatakan ingin ke rumah mu. Bukankah aku sudah sering datang ke sana?"
Rana mengangguk, seketika rasa terkejut yang menyentak hatinya memudar.
"Ah, Iya. Dok."
"Aaastaga! kenapa aku jadi seperti ini. Aku kira dokter Vir datang ke rumah menemui ibu dan ayah, untuk membicarakan itu... Aku terlalu berpikir jauh. Dokter Vir hanya mengatakan perasaannya padaku. Belum tentu ia benar-benar serius."
"Kalau begitu aku ke ruangan ku dulu, siang nanti kita makan siang bersama."Ujar Vir.
Rana mengangguk.
"Baik, dok."
Sebelum pergi, Vir memberikan senyum yang begitu manis. Sampai membuat wajah Rana merona.
"Kenapa dia begitu baik, dia lelaki yang hampir sempurna yang pernah aku temui, apakah aku benar-benar harus membuka hatiku untuk dokter Vir? Tapi, apakah aku pantas bersamanya? Dia Visual yang luar biasa tanpa celah sedikitpun. Sedangkan aku hanya wanita biasa dengan masa lalu yang membuatku trauma sampai sekarang."Gumam Rana. Yang menyadari siapa dirinya dan siapa dokter Vir.
🍁🍁🍁🍁
Di tempat lain.
Seno yang sedang bekerja di datangin tamu yang tak terduga.
Dia adalah dokter Windy.
"Ada apa? "tanya Seno dengan nada dingin tak bersahabat.
Windy membalasnya dengan senyum terindah.
"Aku hanya ingin bertemu denganmu Sen."
"Jika alasan kedatanganmu hanya itu, sebaiknya kau segera kembali. Kami di sini sedang melakukan latihan."
"Apa kau tengah mengusirku?"tanya Windy.
"Tidak, bukankah saat ini kau sudah bertemu denganku. Jadi, sudah tidak ada alasan lain lagi bukan."
"Seno, aku tahu mungkin dulu kau kecewa dengan keputusanku yang memilih mengakhiri hubungan kita di saat yang tidak tepat. Dan aku....!"
"Cukup!"
Seno menghentikan ucapan Windy, karena ia sudah tidak mau mendengar alasan apapun lagi dari gadis itu.
Windy menampilkan wajah yang sedih, namun ia tahu diri karena Seno bersikap seperti ini buah dari kesalahannya dulu.
Kesalahan yang memilih, mengakhiri hubungan antara mereka berdua di saat Seno meminangnya.
"Maafkan aku Seno, aku tidak bermaksud untuk mengganggumu yang sedang bekerja. Aku datang ke sini hanya ingin bertemu denganmu dan memastikan jika kau baik-baik saja. Kalau begitu, aku permisi dulu."
Seno mengangguk. Dan membiarkan Windy pergi dari sana.
"Dia siapa Sen?"tanya Dika yang tiba-tiba muncul dari belakang mengejutkan Seno.
"Kau tidak perlu tahu,"sahut Seno, dan ia beranjak. Kembali masuk ke dalam Pos.
🍁🍁🍁🍁
malam hari.
Seperti ucapannya pagi tadi kepada Rana, dokter Vir benar-benar datang ke rumah Ayah ibu Rana.
Namun kali ini, penampilannya sangat berbeda dari biasanya. Dokter Vir, membawa satu buket bunga mawar merah, dengan setelan baju yang sangat rapi.
"Kenapa aku jadi gugup seperti ini."Gumam dokter Vir, yang baru saja menepikan mobilnya di halaman rumah orang tua Rana.
Dia mengatur tempo nafasnya, agar bisa menetralkan hatinya yang berdebar karena gugup.
Bersambung..
🍁🍁🍁🍁🍁
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Mohon dukungannya 🤗
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️