Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Flashback 2 (Merasa Aneh)
Sementara saat ini Aldigar masih menikmati pestanya. Biasanya ia selalu diikuti tangan kanannya Finn, namun dia sedang memiliki urusan diluar kota. Bahkan kabarnya ia sedang sakit, jadi ia tidak bisa menghadiri acara itu. Makannya Aldigar memilih membawa sekertarisnya untuk menggantikan Finn agar berjaga-jaga untuk mencatat poin penting di beberapa pertemuannya dengan klien.
"Aldigar. Nikmatilah pesta ini. Kamu juga harus minum. Aku memesannya dari orang belakangan. Ini hanya minuman biasa, 0 % alkohol. Setidaknya kita pura-pura minum seperti mereka." Ujar Jordan mengulurkan 1 gelas dari 2 gelas yang ada ditangannya. Ia sangat tahu kepribadian Aldigar. Jadi ia tidak memberikan minuman beralkohol padanya agar tidak memabukkan. Jordan adalah saudara dekatnya Aldigar, jadi sudah sepantasnya ia sangat tahu kalau Aldigar tidak suka minum.
Bahkan setelah minum minuman dari Jordan yang hanya sirup anggur biasa, Aldigar pun langsung menggelengkan kepala dan langsung meminum air putih setelah melihat pelayan mendekat membawa air putih dinampannya, karena ia sungguh tidak menyukai minuman seperti itu walupun hanya sirup.
Pesta ini berjalan dengan lancar. Aldigar menikmati semua itu dengan penuh senyuman. Namun sekitar 15 menit berlalu ia merasa sedikit pusing kepala dan ada rasa yang bergejolak di tubuhnya.
"Jordan. Aku tinggal sebentar. Kamu nikmatilah pesta ini. Kamu memesankan kamarku dinomor berapa?"
"Nomor 206 Al. Kamu mau naik ke atas? Bukankah pestanya belom usai?"
"Aku hanya ingin istirahat."
Ada apa dengan tubuhku?
"Ya sudah. Sebentar lagi aku akan menyusulmu."
"Yah. Nikmatilah pestanya..."
Aldigar segera naik ke lantai atas untuk menunju ke kamarnya sambil menahan hasrat. Entah darimana datangnya hasrat itu, ia juga belum mengerti. Menurutnya sekertarisnya Zeline juga sudah ke lantai atas sejak tadi, jadi ia tidak ingin mengganggunya, karena memang waktu kerjanya telah habis.
Sedangkan Zeline memang sudah naik sendari tadi, ia merasa begitu capek dan lelah. Ia sedang berada dikamar hotelnya sekarang.
Kehidupan orang kaya memang terlihat membahagiakan ya? Mereka terlihat begitu menikmati pestanya, sedangkan aku? Jangankan menikmati pestanya sambil berjoget! Baru memakai sepatu heels sebentar saja kakiku sudah pegel dan lecet begini.
"Awww. Perih sekali!" Pekik Zeline sambil menaikan 1 kakinya untuk mengusap lembut tumitnya yang tergores itu. Hingga terpampang jelas kedua pahanya yang seksi terekspos dipinggir ranjang itu, karena dressnya yang modis dan model berbelah di pahanya membuatnya terlihat cantik dan seksi juga karena penampilannya.
Bahkan sedikit terbuka kedua paha itu dengan penampakan yang begitu menggoda sesuai lekukan garis gaun yang melekat pas ditubuhnya.
Dia saksi sekali.
Rasanya aku ingin...
Astaga, apa yang aku lihat! Ada apa denganku?
Lumayan juga dia berdandan seperti itu? Tapi kenapa juga aku tiba-tiba merasa begini---
"Ya ampun Tuan! Apa yang Anda lakukan disini?" Setelah menyadari ada kehadiran seseorang Zeline langsung terkejut melihat sang bos yang sedang memperhatikannya hingga bergegas menurunkan kakinya.
"Kenapa kamu disini? Seharusnya aku yang bertanya?" Tanya Aldigar balik dengan nada rendahnya, bahkan pikirannya masih terbayang kaki Zeline yang terangkat tadi.
"Di-disini? Bukankah ini kamar saya Tuan? Katanya kamarku di nomor 206. Kenapa Anda kesini?"
"Ini kamarku!"
"Benarkah???" Zeline pun merasa ragu dan terkejut. Pasalnya Pak Jordan memberitahu kamar ini adalah kamar inapnya. Lalu kenapa sekarang menjadi kamar bosnya.
"Kamu mau kemana?" Tahan Aldigar yang melihatnya akan pergi. Entah kenapa matanya tertarik untuk memperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kakinya yang begitu menggodanya sekarang.
"Maaf Tuan. Mungkin aku salah kamar. Aku akan pindah ke sebelah."
"Tidak usah."
"Maksudnya Tuan?"
Kenapa aku malah melarangnya pergi. Aku pasti sudah gila!
"Iya sudah pergilah cepatan!!"
Apaan sih nihh orang! Kenapa tiba-tiba jadi galak begitu? Perasaan aku tidak salah kamar. Ini benar kamarku kan? Coba aku tanya Pak Jordan lagi. Ada-ada saja pak Jordan. Kan aku jadi malu begini!
"Baik Tuan maaf."
Zeline segera pergi menuju pintu untuk meninggalkan Aldigar. Bahkan saat Zeline membelakanginya dan membuka pintu itu untuk pergi, Aldigar tidak bisa mengontrol matanya untuk tidak memperhatikan lekuk tubuhnya yang seksi, molek dan putih mulus itu dari belakang.
Aku pasti sudah gila! Kenapa tiba-tiba aku merasa ingin menyentuhnya. Kenapa tiba-tiba aku merasa ingin menerkam Zeline. Aahhhh!
"Aku pasti sudah gila!"
"Tidak-tidak! Aku harus cuci muka sekarang. Ada apa denganku?" Aldigar memilih untuk mencuci mukanya di toilet untuk menyadarkan diri.
Sekujur tubuhnya merasa aneh sekarang, bahkan terasa gerah dan panas sekali. Lebih parahnya lagi otak dan pikiran Aldigar membayangkan Zeline yang sedang mengangkat satu kakinya di pinggir ranjang tadi. Kedua paha itu? Aahh! dia benar-benar ingin menerkamnya, batinnya.
Tidak-tidak! Apa yang kau pikirkan Aldigar? Kau pasti sudah gila! Ada apa denganku?
Pekiknya didepan cermin dengan penuh kekesalan, bahkan wajahnya dipenuhi dengan butiran air berharap menyadarkan dirinya sendiri.
lanjut thor gak sabar nih.. /Chuckle/