NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20

"nenek Sukarti sebenarnya sudah meninggal pak"

"a...a-apa...?"

lutut Rian terasa lemas. tubuhnya yang yang lemah karena sakit sekarang bertambah lemah. sedangkan Rima, wanita itu menelan ludahnya dengan susah. keringat dingin mengucur di pelipisnya.

"apa yang kalian katakan. jangan bercanda kalian. jangan sembarangan bicara" ucap Rian

"kami tidak bercanda pak. untuk apa bercanda dengan membawa-bawa orang yang telah meninggal" timpal Leo

"tidak mungkin...ini tidak mungkin. kalian membohongiku ya. berniat menipuku, pasti kalian anak-anak penipu" ucap Rian

"ini nih yang gue nggak suka. sudah mau ditolong malah berprasangka buruk terhadap yang mau menolong" ucap Vino jengah

"pasti pah. mereka pasti penipu. lapor polisi saja biar mereka ditangkap pah" Rima memprovokasi suaminya

"cih... silahkan lapor polisi. paling juga ibu sendiri yang akan ditangkap" jawab starla

Adam hanya duduk memperhatikan situasi tanpa berniat berbuat apa-apa.

"kamu jangan kurang ajar ya. kamu nggak tau siapa aku...?" Rima menunjuk starla

"aku tahu...tentu aku tahu. ibu adalah Rima Sinanti istri dari Rian Ramadhan dan menantu dari nenek Sukarti yang ibu tinggalkan di wilayah xxx di warung makan" starla menatap tajam Rima dengan garangnya

"a...a-ku tidak melakukannya. jangan sembarang menuduh" Rima gugup namun tetap mengelak

"pak...kami bisa membawa saksi yang melihat ibu Rima ada di wilayah xxx dengan nenek Sukarti" ucap El

"saksi...?" tanya Rian

"iya...dia adalah saksi yang melihat ibu Rima ada di sana bahkan meninggalkan nenek Sukarti di wilaya xxx. kami akan menjemput saksi dan membawanya kemari" jawab El

"pah...jangan percaya mereka. bisa saja mereka membayar orang untuk menjadi saksi palsu. pah zaman sekarang banyak sekali penipuan. mereka berniat porotin uang kita pah" Rima masih tetap meyakinkan suaminya

"ibu Rima. kalau memang bukan ibu pelakunya, kenapa ibu terlihat begitu tegang, harusnya ibu bersikap tenang dan duduk santai" ucap Vino

"a-aku tidak tegang...aku hanya...hanya" Rima sungguh tidak berkutik

"mah...kalau memang mama adalah pelakunya, papa nggak akan pernah maafin mama. apalagi kalau ibu sampai benar-benar sudah meninggal" Rian menatap Rima dengan begitu tajam menusuk sampai Rima bergetar ketakutan. baru kali ini suaminya menatapnya seperti itu

kesepakatan terjadi. meskipun jauh, mereka harus menjemput ibu pemilik warung sebagai saksi.

Vino dan starla yang menjemput ibu pemilik warung, sedangkan Leo dan El tetap berada di rumah Rian begitu juga dengan Adam.

Adam tetap bersama El, jangan sampai Rima melakukan sesuatu yang tidak diketahui dan akhirnya dapat menggagalkan rencana mereka.

karena mereka akan menjemput ibu pemilik warung, Vino meminjam mobil kakaknya. jelas mereka harus berkendara dengan mobil karena kalau membawa motor ibu pemilik warung mau di simpan dimana. tidak mungkin mau bonceng tiga.

"ternyata elu anak orang kaya ya" ucap starla

"baru nyadar lu...selama ini kemane aje" jawab Vino

"ck...gue sibuk mengejar cinta gue" ucap starla ketus

"sampai kapan elu akan terus mengejar El yang bahkan nggak melirik elu sama sekali" Vino melirik starla

"sampai nyawa gue pisah dari raga" starla menatap ke arah luar

(ck...cinta memang buta, sampai rela mati segala) batin Vino

"heran juga gue ya. padahal tampang gue dan Leo 11 12 dengan El. elu nggak tertarik gitu sama kami berdua...?"

"nggak ada yang bisa gantiin El di hati gue, karena...."

"karena...?" Vino menunggu kelanjutan ucapan starla

"nggak...bukan apa-apa" jawab starla

(karena dia cinta masa kecil gue) batin starla

sekitar 4 jam perjalanan, akhirnya Vino dan starla sampai juga di tempat yang dituju. mobil Vino sudah terparkir di depan warung makan.

saat masuk, mereka berdua berpapasan dengan ibu pemilik warung.

"loh...kalian berdua yang pernah datang beberapa hari yang lalu kan...?"

"iya Bu. kenalkan aku Vino dan ini temanku starla"

"iya...iya. mau makan ya, ayo silahkan masuk"

"begini bu, kami ada perlu sebenarnya sama ibu" ucap Vino

"perlu apa...?"

"bisa kita bicara di dalam saja Bu...?" tanya starla

"tentu saja. ayo masuk"

mereka masuk ke dalam warung makan. Vino kemudian menceritakan apa yang diceritakan El dan Leo waktu lalu. tentang nenek Sukarti dan juga bermaksud untuk datang menjemput ibu pemilik warung agar ikut bersama mereka untuk menjadi saksi.

"jadi bagaimana Bu, ibu mau kan membantu kami...?" tanya Vino

"tentu saja ibu mau, apalagi kalau untuk kebenaran. tunggu sebentar ya ibu mau pamit dulu sama suami ibu" ucapnya

"baik bu. terimakasih banyak sudah mau membantu kami" ucap Vino

ibu itu segera pulang ke rumahnya yang hanya berjarak beberapa meter dari warung makannya. tidak berapa lama ia kembali lagi dan mereka segera menuju ke tempat El dan Leo berada.

Rima bolak balik di dalam kamarnya. ia menggigit jarinya mencari jalan agar kedoknya tidak ketahuan.

"aku harus melakukan sesuatu...aku nggak mau berakhir di penjara"

sementara di luar, Rian masih bersama El dan Leo serta hantu Adam.

"papa" teriak anak kecil berlari ke arah Rian

"hai jagoan" Rian memangku Bayu anaknya

"pah, meleka ciapa...?" tanya Bayu

"mereka tamu papa" jawab Rian

"yang cana juga tamu papa...?" Bayu menunjuk Adam yang sedang berdiri di dekat jendela

"yang mana sayang, nggak ada orang di sana" Rian melihat ke arah yang ditunjuk Bayu

"itu pah, kakak yang pakai topi. maca papa nda liat" tunjuk Bayu lagi

"mana sayang...papa nggak lihat" Rian tetap tidak melihat Adam

"adek ganteng...main sama kakak mau nggak...?" ajak Leo. ia sengaja mengajak Bayu pergi bermain agar anak itu tidak terus memperhatikan Adam

"main apa...?" tanya Bayu

"apa aja yang adek suka. memangnya adek punya mainan apa...?" tanya Leo

"Bayu punya banak mainan di Kamal. ayo kita main di Kamal Bayu. boleh kan pah...?" Bayu melihat Rian

"boleh" jawab Rian

"holeeeee...ayo kakak kita ke Kamal Bayu" tangan mungilnya menarik tangan Leo pergi ke kamarnya

(dia anak baik, tapi sayang memiliki ibu yang berhati jahat) batin El melihat si kecil Bayu dan Leo meninggalkan mereka

"kalau kalian mencoba mempermainkan ku, aku pastikan akan membuat perhitungan dengan kalian" Rian menatap El

"tenang saja pak. kami tidak punya niat mempermainkan sama sekali" jawab El

Leo dan Bayu asik bermain di kamar si kecil itu. kelihatannya Bayu sangat senang memori teman bermain, apalagi Leo mengikutkan apa yang menjadi keinginannya tanpa menolak sama sekali.

4 jam perjalanan pergi dan 4 jam perjalanan pulang. Vino dan starla bepergian selama 8 jam.

lama menunggu akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. mereka tiba di kediamannya Rian Ramadhan.

"assalamualaikum"

"wa alaikumsalam" jawab El dan Rian

Leo dan Bayu, mereka berdua tertidur di kamar anak itu

Vino masuk ke dalam dengan starla dan juga ibu pemilik warung.

"ini dia pak, saksi yang melihat ibu Rima di wilayah xxx, bahkan ibu Rima dan nenek Sukarti berada di warung makan ibu ini sebelum akhirnya ibu Rima meninggalkan nenek Sukarti sendirian" ucap El

"apa benar, ibu melihat ibu aku di wilayah xxx...?" tanya Rian

"aku tidak tau apakah itu ibu anda atau bukan tapi untuk memastikan bisakah aku melihat foto ibu anda...?" jawab ibu pemilik warung

"tentu. tunggu sebentar"

Rian meninggalkan mereka di ruang tamu berniat mengambil handphonenya di dalam kamar.

beberapa menit mereka menunggu Rian, namun dirinya tidak kunjung datang.

"lama banget sih" ucap Vino

tiba-tiba Adam mendekat dan memberitahu sesuatu.

"cepat pergi susul pak Rian" ucap Adam

"loh kenapa...?" tanya mereka semua

"bukan saatnya terus bertanya, ayo cepat bantu pak Rian di kamarnya"

mereka segera mengikuti Adam, sedangkan ibu pemilik warung terlihat kebingungan melihat anak-anak itu berubah sikap menjadi panik dan meninggalkan dirinya sendiri di ruang tamu.

"mah...apa yang mama lakukan...?" Rian kage saat masuk ke dalam kamar Rima sudah mengepak pakaiannya dan memasukkan ke dalam koper

"mama mau pergi dari sini. papa jangan halangi mama" ucap Rima

"pergi...? tapi kenapa...? kenapa tiba-tiba...? apa jangan-jangan memang benar apa yang dikatakan anak-anak itu...?"

Rima tidak menjawab, ia segera keluar dari kamar itu namun Rian menghalanginya.

"papa nggak akan biarkan mama pergi begitu saja. jawab pertanyaan papa mah" Rian memegang lengan istrinya dengan kuat

"lepasin pah" Rima meronta

"nggak akan, papa nggak akan biarkan mama pergi begitu saja"

jleb.....

Rima menusuk Rian dengan pisau yang ia sembunyikan di belakangnya. namun ternyata bukan Rian yang terkena pisau itu tapi malah Vino.

"Vino...kurang ajar. plaaak" starla langsung menarik Rima dan memberikan tamparan keras di wajahnya membuat bibir Rima berdarah

bukan perut Vino yang terluka, tapi tangannya. ia menahan pisau itu dengan tangan kanannya.

"Vin, elu nggak apa-apa...?" El memegang tangan Vino yang sudah penuh dengan darah

Rian terpaku. ia tidak percaya istri yang selama ini dirinya cintai dengan teganya ingin melukai dirinya. kini ia percaya, memang istrinya lah yang telah menyingkirkan ibunya.

"mah...mama benar-benar ingin melukai papa...?" Rian menatap tidak percaya istrinya itu

"kenapa, kaget kamu pah. hahahaha, ibu kamu saja bisa aku singkirkan dan bahkan nenek tua itu sudah mati" ucap Rima dengan santainya

"bedebah"

amarah Rian tidak lagi dapat ia tahan. segera ia tarik istrinya dan langsung mencekik lehernya. El dan yang lainnya tidak tinggal diam. mereka segera menarik Rian menjauh dari istrinya. jangan sampai karena amarah yang menyelimuti dirinya, Rian mengikuti bisikan setan untuk membunuh istrinya.

"uhuk...uhuk...uhuk" Rima terbatuk-batuk setelah ia terlepas dari cekikan suaminya

"lepaskan aku...akan aku bunuh wanita iblis ini" Rian berusaha melepaskan diri

"sadar pak, jangan ikuti bisikan setan. ingat Bayu yang masih membutuhkan bapak." ucap El yang memeluk erat tubuh Rian

mendengar nama Bayu, Rian mulai menenangkan perasaannya masih dengan El yang terus memeluknya.

Rima mengambil kesempatan untuk kabur namun El berteriak memanggil nama seseorang.

"nenek Sukarti" teriak El

wuuusshh... angin berhembus di kamar itu. asap putih menggempul dan muncullah sosok yang dipanggil oleh El.

Rima melihat ke segala arah mencari sosok yang di panggil El tadi.

"El, pegang tangan ibu Rima" ucap Adam

"untuk apa...?" tanya El

"pegang saja, dan lihat apa yang terjadi" jawab Adam

El melepaskan Rian dan dengan cepat mendekati Rima kemudian memegang tangannya.

saat El memegang tangan Rima, maka dengan mata kepalanya sendiri, wanita itu dapat melihat arwah nenek Sukarti dengan wujud yang mengerikan. wujud yang bahkan membuat El teriak ketakutan.

"aaaaa.... setaaaaan...aaaa" Rima teriak histeris. dirinya meronta-ronta ingin kabur namun tentu saja El tidak akan membiarkan itu.

dengan wajah hancur sebelah dan penuh darah, nenek Sukarti mendekati Rima dengan kaki yang ia seret. bahkan untuk El sendiri, ia pun merasa takut melihat wujud nenek Sukarti.

"tolong ibu Rima" ucap pelan nenek Sukarti, namun ucapan itu terdengar menakutkan di telinga Rima

"aaaaa pergi kamu pergi.....jangan ganggu aku" Rima sangat-sangat ketakutan

untuk mata El dan sahabatnya, mereka jelas-jelas melihat nenek Sukarti yang mendekati Rima, dan Rima memberontak ingin menjauh bahkan memukul arwah mertuanya itu namun yang dikenanya hanya angin.

sedangkan di mata Rian, tentu saja kedua matanya hanya melihat istrinya yang teriak-teriak ketakutan dan meninju angin.

Rian kebingungan dengan keadaan yang dialaminya sekarang ini.

bughhh....

Rima jatuh pingsan karena tidak sanggup melihat penampakan nenek Sukarti.

"pak, tolong pak" El meminta bantuan Rian yang masih terbengong-bengong

"pak...tolong angkat ibu Rima" teriak El membuat Rian sadar dari lamunannya

"ah iya"

Rian segera mengangkat tubuh istrinya dan membaringkannya di ranjang tidur mereka.

Leo yang barusan datang langsung menghampiri Vino yang tangannya sedang dibalutkan kain oleh starla.

"telat gue kayaknya" ucap Leo

"banget. darimana sih lu...?" tanya Vino

"abis bobo cantik" jawab Leo

Rima di tinggalkan di dalam kamar sendirinya namun dengan Adam yang mengawasinya jangan sampai ia melakukan hal-hal lain yang dapat merugikan.

mereka kembali di ruang tengah. Rian memperlihatkan foto nenek Sukarti dan istrinya kepada pemilik warung dan tentu saja ibu itu mengangguk. memang mereka berdua pernah ke wilayah xxx dan singgah di warung makannya hingga akhirnya Rima meninggalkan nenek Sukarti.

dia juga bercerita bahwa nenek Sukarti telah meninggal dunia karena kecelakaan.

Rian menangis sejadi-jadinya. ibu yang selama dua bulan ia cari-cari ternyata sudah berpulang ke sisi Tuhan.

"bapak mau melihat nenek Sukarti untuk terakhir kalinya...?" tanya El

"memangnya bisa. bagaimana caranya. tadi kamu menyebut nama ibuku. apakah dia benar-benar ada di sini...?" tanya Rian

El mengangguk dan kemudian memegang tangan Rian. setelah tangannya tersentuh oleh El, kedua matanya dapat melihat ibu yang dicarinya berada di depannya.

"i-ibu" panggil Rian dengan mata berkaca-kaca

"nak" nenek Sukarti tersenyum. wujudnya tidak semengerikan tadi

"ibu" Rian menghambur memeluk ibunya. ia menangis meraung-raung memeluk arwah ibunya itu. satu tangannya masih dipegang oleh El karena kalau terlepas maka Rian tidak dapat melihat arwah ibunya

El dan yang lainnya pun tidak kuasa menahan tangis, menyaksikan pertemuan ibu dan anak yang telah berbeda alam.

ibu pemilik warung tidak banyak komentar. karena dia sudah tau pasti bahwa ada arwah nenek yang ditolongnya itu di sini. melihat Rian memeluk angin yang seperti sedang memeluk seseorang.

hal gaib memang sangat dipercaya oleh masyarakat kita. meskipun sekian banyaknya ada yang bahkan tidak percaya dengan dunia gaib tersebut.

semua telah selesai. arwah nenek Sukarti telah pulang dengan tenang. Rima setelah sadar, ia meraung-raung teriak ketakutan sampai akhirnya dia harus diikat di ranjangnya karena berusaha kabur dan melukai orang lain.

tugas anak-anak itu telah selesai. sesuai permintaan nenek Sukarti, ia ingin Rima menjemputnya kembali. namun melihat kondisi Rima yang sepertinya mendekati gila, maka Rian sendiri yang akan menjemput ibunya pulang meskipun sebenarnya yang akan dijemputnya telah berpulang namun tetap ia akan melakukan permohonan terakhir ibunya itu dan akan melihat makam tempat istirahat ibunya untuk selamanya.

1
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!