NovelToon NovelToon
PENGASUH TUAN LUMPUH

PENGASUH TUAN LUMPUH

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Chyntia R

Raya Syakila harus menerima nasib buruk saat ia pulang ke Indonesia. Rumah mewah orangtuanya telah di sita dan keluarganya jatuh miskin seketika.

Dia harus bekerja sebagai pengasuh seorang pria tampan yang lumpuh bernama Nevan, semata-mata karena dia sangat membutuhkan pekerjaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20 - Kecemburuan Feli

Feli

Sebenarnya ia hendak pergi bertemu dengan teman-teman sosialitanya hari ini, karena ia dan teman-temannya mengadakan acara amal-- walau sebenarnya ia tak tertarik dengan acara semacam itu-- tapi demi menjaga image-nya dihadapan teman-teman, terpaksa ia mengikuti juga kegiatan itu, bahkan menyumbang dana yang cukup besar--semata-mata untuk menyetarakan derajatnya dengan yang lain.

Ia sudah terlalu lama hidup susah, bahkan sejak kecil ibunya hanyalah seorang pembantu di Rumah keluarga Raya.

Hidupnya sudah biasa dibully dan dikucilkan, jadi sekarang ia tak mau lagi hidup seperti itu. Berlagak memiliki segalanya dikalangan sosialita padahal semua itu milik suaminya yang kaya raya.

Tapi, ia tak peduli, statusnya yang masih menyandang sebagai istri dari Nev, bisa menguntungkannya dalam hal ini walau ia sadar--bahwa ia tak lagi mendapatkan cinta dan perhatian dari Nev sama sekali.

Semua memang salahnya. Sudahlah, ia tak mau meratapi dan menyesali hal itu lagi, baginya yang terpenting sekarang adalah Nev tak menceraikannya dan membuatnya tetap bisa menikmati kekayaan suaminya itu.

Saat hendak memasuki mobilnya, ia melihat mobil Nev baru saja keluar dari basement dan menuju gerbang keluar.

Ia cukup heran, karena tak biasanya Nev sudah pergi sepagi ini dihari weekend, mengingat sejak Nev lumpuh, suaminya itu selalu menghabiskan waktu dirumah meskipun libur diakhir pekan.

Ia menatapi mobil Nev yang mulai keluar dari gerbang dan sedetik kemudian ia merasa ada yang aneh dengan kebiasaan Nev hari ini.

"Nev pergi sama supir, Pak?" tanyanya pada Pak Karno yang kebetulan lewat.

Pak Karno menggeleng. "Sama Neng Raya." jawab pria itu singkat, namun berhasil membuat dahinya mengernyit curiga.

Sepersekian detik berikutnya, ia sudah memasuki mobilnya, lalu ia mulai tancap gas. Tujuannya hanya satu, mengikuti mobil Audy R8 warna hitam doff yang baru saja meluncur keluar dari gerbang kediamannya.

Ia memutuskan batal mengikuti acara amal, lebih memilih membuntuti kemana Nev yang akan pergi bersama Raya di akhir pekan.

"Mau kemana mereka sepagi ini?" gumamnya sembari terus fokus mengikuti mobil Nev yang berjarak tak jauh dari posisinya.

Mobil Nev memang nampak mencolok, sehingga tak sulit baginya menemukan jejak-- walau sudah tertinggal beberapa meter dibelakang.

Dan lagi, sepertinya Raya mengendarai mobil itu dengan kecepatan sedang--sangat memudahkannya untuk mengikuti kemana tujuan mereka berdua.

"Apa mereka akan ke Resort?" ia bertanya pada dirinya sendiri, mengingat rute yang dilalui ini memang mengarah pada salah satu Resort milik keluarga besar Prawiraharja-- Resort yang menyajikan pemandangan pantai yang eksotis--dan ia cukup tahu Resort itu, karena selain dibangun dari warisan keluarga besar, Nev juga menanam saham di Resort itu dengan uang pribadinya.

Ia bahkan semakin mendengkus kesal saat mobil Nev yang ia ikuti terlihat berhenti dipinggiran jalan.

"Kenapa berhenti? Mau apa mereka berhenti dipinggir jalan begini?" gumamnya sebal.

Ia pun masih mencoba berpikir positif--mengira mungkin Nev meminta Raya membelikannya sesuatu-- karena tak jauh dari situ, terlihat ada sebuah Mini Market.

Namun, pikiran positifnya langsung buyar, kala kedua orang yang ada didalam mobil itu tak kunjung keluar untuk menuju Mini Market.

"Breng sek!" makinya kesal sembari memukul kemudi mobilnya.

"Apa yang mereka lakukan di mobil?" geramnya.

Ia mencoba mengatur nafas sejenak, demi menetralkan gemuruh didadanya. Ia marah, cemburu, dan juga karena Raya benar-benar telah lancang memasuki kehidupan Nev yang masih berstatus suaminya.

Benarkah ia cemburu? Sejak kapan ia mencintai Nev? entahlah... ia pun tak tahu sejak kapan, karena yang ia tahu, ia hanya mencintai Andreas-- pria yang dua tahun lalu harus tewas akibat keserakahan dirinya.

Tak berapa lama, mobil Nev kembali berjalan, dan benar saja, tujuan mereka adalah Resort-- yang sudah ia duga sebelumnya.

Ia ikut memarkirkan mobil setelah memastikan kedua orang yang ia ikuti itu beranjak masuk kedalam Resort.

Ia masih bisa memandangi Raya yang mendorong kursi roda suaminya dipinggiran pantai, hingga sesaat kemudian Nev tampak meminta Raya untuk duduk disebuah kursi santai dekat pondok-pondok yang tersedia disana.

Ia menggeram marah kala melihat mereka berdua mengobrol secara serius. Walaupun ia tak tahu--apa ia mencintai Nev atau tidak, tapi harus ia akui jika ia benar-benar marah-- karena sikap Raya yang terlihat sangat akrab dengan Nev itu.

Nev suaminya, kenapa Nev justru mengajak Raya jalan-jalan seperti ini?? Sekalipun ia tak merasa mencintai Nev, tapi meskipun begitu, ia tetap merasa Nev adalah miliknya-- batinnya kesal dan ingin menjerit.

Apakah ia harus kalah lagi dari Raya kali ini?

Tidak... Karena kekalahannya sudah tertinggal dimasa lalu. Nev adalah mutlak suaminya, walaupun ia tahu Nev sudah tak mencintainya lagi.

Tapi, melihat Nev dan Raya seperti ini, kenapa perasaannya terusik dan menjadi tak senang?

Raya tidak boleh mencuri apapun dariku, termasuk bekasku, apalagi Nev belum menjadi mantanku. Dia masih suamiku! Geramnya sembari mengepalkan kedua tangannya menatap nanar kebersamaan Raya dan Nev yang tak jauh dari posisinya.

Dengan langkah yang ringan dan sikap percaya dirinya yang tinggi, ia dengan berani berjalan cepat untuk menghampiri kedua insan itu.

_____

Raya

Entah kenapa kebersamaannya dengan Nev hari ini cukup membuat beban dikepalanya sedikit luruh.

Memandang lautan lepas, deruan ombak dibibir pantai serta merasakan semilir angin, benar-benar membuat pikirannya jernih.

Apalagi melihat Nev yang beberapa kali menyunggingkan senyum khas yang amat manis-- membuat hatinya ikut menghangat.

Kolaborasi yang sangat pas untuk merileks-kan hati dan pikirannya.

Sejauh ini, ia tidak tahu kenapa cara pandangnya terhadap pria disampingnya ini terasa berbeda.

Entah karena Nev terlalu kharismatik, atau karena tuannya ini memang memiliki karakter yang pas dengan tipe lelaki idealnya. Begitu?

Wah, apa ini Raya?

Ya, ya, ya, secara tak langsung ia mengaku pada dirinya sendiri bahwa Nev adalah tipenya, dan ia menjadi menaruh perhatian lebih terhadap Nev. Bolehkah?

Apa-apaan!

Jelas saja tidak boleh !!!

Nev suami Feli.

Nev suami Feli.

Nev suami Feli.

Begitulah suara yang terdengar dikepalanya sendiri. Seperti alarm yang tengah berbunyi-- seolah mengingatkannya akan status Nev, sekaligus menyadarkannya akan sebuah kenyataan-- bahwa Nev telah menjadi milik orang lain, bahkan sebelum mereka saling mengenal.

Ia terlalu telat mengenal Nev, lebih tepatnya waktu tidak berpihak padanya dan justru mempertemukannya dengan Nev saat pria itu telah menjadi suami dari orang lain.

Apakah ia berniat merebut Nev dari Feli?

Tidak, ia punya komitmen hidup-- bahwa ia tak boleh mengambil sesuatu yang menjadi milik orang lain.

Walau perhatian Nev dan kepedulian pria itu sangat terasa berlebihan untuknya yang hanyalah seorang pengasuh, tapi ia tak mau memanfaatkan kebaikan Nev.

Karena sejatinya Nev memang pria yang murah hati dan ia tak boleh salah mengartikan kebaikan Nev padanya.

"Masalah yang datang akan mendewasakanmu, Raya." ucap Nev tiba-tiba disaat ia tengah melamunkan pria itu.

Ia hanya bisa mengangguki ucapan bijak Nev tanpa bersuara.

"Aku berkali-kali ditimpa masalah, bahkan mungkin lebih berat dari masalahmu. Percayalah semua akan terlewati." Nev menoleh kepadanya dan ia tersenyum pada Nev karena lagi-lagi ucapan pria itu terdengar sangat dewasa.

Ia tahu Nev memiliki masalah pelik, terutama dengan Feli. Tapi, ia tak mau menanyakan hal itu dan Nev cukup menjaga permasalahannya dengan sang istri.

Tak sekalipun ia mendengar Nev menceritakan perihal permasalahan rumah tangganya.

Nev juga tak pernah mengatakan hal buruk apa yang Feli lakukan, hingga mereka sekarang terlihat tidak harmonis.

Ia tahu mereka bermasalah pun-- karena beberapa kali tak sengaja mendengar perdebatan suami-istri itu-- bukan karena Nev yang menceritakannya.

Intinya, Nev benar-benar pria yang menghargai status sebagai seorang suami, walaupun ia tahu pasti jika Nev dan Feli sedang tak baik-baik saja.

Bukannya ia tak tahu, jika Nev dan Feli bahkan telah pisah kamar, tapi lagi-lagi ia merasa tak berhak untuk menanyakannya pada Feli maupun pada Nev.

Jika ia egois dan mengutamakan perasaanya, ia bisa saja memanfaatkan keadaan rumah tangga mereka yang telah dingin--menyelinap diantara suami istri ini lalu menjadi orang ketiga--karena ia mulai menyadari bahwa ia menaruh rasa pada majikan tampannya ini.

Tapi, sekali lagi ia harus menampik hal itu, karena ia mengingat komitmen hidupnya, juga ingat dengan status Nev--yang sepertinya, status itu juga masih dihargai oleh pria itu.

Dalam lamunannya, sembari menatap jauh kedepan-- dimana ada deru ombak bergelung, terhempas, lalu beriak di pinggiran pasir pantai-- tiba-tiba ia mendengar suara yang sangat familiar dan cukup mengganggu indera pendengarannya karena suara itu cukup melengking.

"Enak sekali bersenang-senang berdua dan melupakan istri sah." kata wanita yang mendadak hadir diantara kebersamaannya dengan Nev--wanita yang tak lain adalah Feli, kawan kecilnya sekaligus istri Nev.

Feli menatap pada Nev, kemudian melirik padanya.

Tentu saja ia menatap kedatangan Feli dengan ekspresi terkejut. Apalagi menyadari ucapan Feli sangatlah menyindirnya dan Nev.

"Hentikan omong kosongmu, Feli." kata Nev dengan nada datar seperti biasa.

Feli tampak berdecih, "Omong kosong? Katakan... ucapanku yang mana yang omong kosong, Nev?" tantang Feli menatap manik mata Nev.

Nev mengalihkan pandangannya, tak mau melihat Feli, membuat Feli mendengkus kesal.

"Pulanglah, Feli..." kata Nev dingin.

Ia benar-benar merasa takjub dengan sikap acuh Nev itu. Bisa-bisanya Nev mengusir Feli, padahal disini Feli-lah yang berstatus sebagai istri dari Nev. Ia merasa semakin tak enak hati berada diantara keduanya.

"Raya, bisakah kau saja yang pulang? Kau sadar kan kalau Nev suamiku?" ucap Feli yang kini sudah menatapnya-- yang diam memperhatikan sejak tadi.

Ia menelan ludah dengan susah, pasalnya bukan karena tak ingin pulang mengikuti saran Feli, tapi ia juga tengah bekerja menjadi pengasuh Nev, ia merasa bertanggung jawab pada diri Nev. Haruskah ia menuruti kemauan Feli, hanya karena merasa tak enak dengan wanita itu?

Tapi, jika ia tak pulang, ia benar-benar merasa malu. Karena ucapan Feli tadi seperti tengah menghakiminya dan Nev--seolah-olah Feli mendapati mereka yang sedang berselingkuh. Ya ampun...

"Aku kesini bersama Raya. Jadi, jika Raya pulang aku akan ikut pulang." kata Nev, menjawab dengan datar. Seperti tak terjadi apapun.

Sekali lagi ia menelan salivanya--karena jawaban Nev seolah mewakili isi kepalanya.

"Nev, biar aku yang bersamamu. Biar dia pulang sendiri," tukas Feli.

Ia menarik nafas dalam kemudian sampai pada sebuah keputusan.

"Tuan, ada baiknya saya memang pulang dan Anda akan lebih baik ditemani oleh istri Anda. Permisi." ucapnya tegas dalam satu tarikan nafas.

Feli tampak tersenyum menang. Sementara Nev terdiam mendengar ucapannya itu.

...Bersambung ......

...Jangan lupa like, komentar, vote dan hadiah ya. Jadikan favorite juga💕...

Setiap komentar positif yang kalian tinggalkan itu seperti acuan untuk othor agar semakin semangat update 🙏🙏🙏 Terima kasih masih setia membaca ya💕💕 part ini udah dipanjangin beberapa kata sampai mencapai 1600 kata💪💪 semoga kalian ttap setia membaca Nev&Raya🎉🎉

1
Asih S Yekti
ceritanya kok terlalu kejam ya
Mas Tista
semoga hukuman untuk feli sesuai dgn kejahatannya
Mas Tista
miris yaaaa....
Victoria Neka
sungguh karya yg sangat bagus
Mas Tista
ads....aku
Mas Tista
kagum sama raya
Chyntia Rizky 🖋️: makasih sudah mampir di novel ini ya kak. baca karya saya yg lain ya setelah ini🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Selvy Anton
Luar biasa
Arie Chrisdiana
maaf thor terpaksa aq bacanya lompat2 coz 1 bab aja isinya buanyak skl dan terlalu bertele2 jd nya bosan, utk ke depannya usulan ku tlg jgn bertele2 ya thor biar yg baca ndak cpt bosan,,, tetap semangat thor 💪💪🙏🙏🙏
Arie Chrisdiana
Mmgnya Nevan ndak punya asisten pribadi atau sekretaris ta kok ndak ada yg dampingi
Arie Chrisdiana
sdh mulai ada kemajuan tuch 👏👏👏👏
Rain
👍
Iin Karmini
ga asyik ya nev klo bogemnya msh mentah...bogem matang lbh syedaap
Iin Karmini
knapa nenek nev yg slh?? othor laah..itu nenek nev nurut mau othor lho😜😜
Iin Karmini
tul bgt...
anita
jgn2 nev gk lumpuh,itu cm buat ngetes feli aja
Iin Karmini
ampyun dah...
Iin Karmini
gaskn...
Iin Karmini
Luar biasa
Kpop Lovers
Aku nangisssss astagaaa... terharu rasanya bahagia banget padahal cuma novel doang.. 😭😭😭😭😭
Yanti Sasmira
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!