"Aku hanya mengganggap dirimu baby sitter. Setelah dia terbangun, saat itu juga kau angkat kaki dari rumah ini!!!" Filio Ar Januar.
"Pernikahanku terjadi dengan keterpaksaan, namun aku berharap akan berakhir bahagia. Aku mohon lihat aku sekali saja," Asilla Candrawinata.
Diharapkan membaca TERPAKSA MENIKAH season 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanzhuella annoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 20. Happy Birthday Baby Moses, Gabriella, Isabella
Besok adalah hari ulang tahun yang ke 2 tahun bagi ketiga bayi mengemaskan itu. Asilla antusias membuatkan sendiri cake untuk dipersembahkan kepada keponakan serta kedua putrinya.
Acara kecil-kecilan akan dihadiri keluarga besar saja.
"Sayang waktunya makan siang," kata Asilla sembari mendudukkan mereka bergantian ke kursi masing-masing.
"Mama......" Panggil mereka serempak, bahkan Moses memanggil sang Aunty dengan sebutan Mama karena mengikuti si kembar.
"Iya sayang," jawab Asilla.
Asilla terdiam sesaat memperhatikan ketiganya yang saling berceloteh. "Kalian adalah semangat untuk Mama bertahan sampai saat ini," gumam Asilla tanpa lepas dari wajah ketiganya.
Sudah 6 bulan Filio dan Asilla mengarungi bahtera pernikahan kontrak ini. Filio bahkan sampai saat ini masih dingin kepada Asilla dan juga kepada kedua bayi kembarnya. Keduanya seperti orang asing jika berada di ruman. Tetapi Asilla tidak memperdulikan sikap dingin Filio, yang terpenting baginya adalah anak-anak. Dengan kehadiran mereka di tengah-tengah sudah cukup membuatnya bahagia.
Seperti siang ini Filio akan keluar kota karena ada proyek yang harus di tinjau nya karena tiba-tiba ada masalah. Sedangkan Gio sudah 2 hari keluar negeri sehingga terpaksa ia turun sendiri.
Sebelum berangkat menaiki Helikopter. Filio ingin berpamitan dengan Moses putra semata wayangnya. Karena ia tau sekarang jam makan siang Moses, sehingga ia langsung menuju meja makan.
"Papa...." Girang Moses melihat kedatangan Filio.
"Son, Papa akan berangkat keluar kota. Kamu baik-baik di rumah," ujar Filio kepada Moses sembari mengusap pucuk kepala Moses de. gan rasa sayang.
Sesaat tatapan Filio kepada si kembar. Setiap melihat wajah si kembar membuat detak jantungnya berdebar tetapi Filio tidak menyadarinya.
"Riri jaga Moses selama aku pergi, jangan sampai aku mendengar sesuatu yang terjadi kepadanya lagi," ujar Filio kepada sang pengasuh yang membantu Asilla menjaga baby 3.
"Baik Tuan," jawab Riri sembari menunduk.
Filio melirik Asilla sesaat dengan wajah dinginnya.
"Tuan besok adalah ulang tahun anak-anak," kata Asilla memberanikan diri.
Mendengar perkataan Asilla membuat Filio kembali menatap ketiga bayi itu. Sungguh ia tidak ingat jika besok adalah hari ulang tahun Moses yang ke 2 tahun.
"Sesuai rencana Oma sama Mommy, besok sore akan dirayakan seluruh keluarga," terang Asilla bermaksud agar Filio bisa menghadiri momen bahagia anak-anak.
"Aku akan usahakan besok cepat pulang," ujar Filio dapat menyimpulkan maksud dari perkataan Asilla.
Hmmm
"Papa pergi dulu," ujar Filio kepada Moses sembari mengecup pucuk kepalanya, lalu berlalu begitu saja melewati tubuh Asilla tanpa pamitan.
Asilla tersenyum miris. Sedikitpun Filio tidak melirik nya, begitu juga kepada si kembar.
"Papa.....Papa...." Panggil Moses sembari menangis menjulurkan kedua tangannya tetapi sayangnya sudah tidak didengarkan lagi oleh Filio.
"Sayang jangan menangis, Papa pergi kerja. Bukankah ada Aunty serta Adik-Adikmu?" kata Asilla membujuk Moses sembari mendekapnya.
Asilla pergi ke RS ingin menjenguk Asinta. Kini ia duduk di samping brankar pembaringan Asinta.
"Hai Kak Sila datang lagi, hmmm besok adalah ulang tahun putramu Moses yang ke tahun. Apa Kakak tidak ingin mengucapkan sesuatu kepadanya?" kata Asilla dengan mata berkaca-kaca sembari menggenggam telapak tangan Asinta. "Kak Sinta jangan khawatir karena Sila akan menjaga serta merawatnya dengan penuh kasih sayang sebagaimana Sila memperlakukan Gaby dan Abel. Sila tidak pernah membedakan mereka, bagi Sila Moses sudah dianggap anak sendiri," imbuhnya.
Sesaat Asilla menatap wajah Asinta. Walaupun mereka tumbuh tidak saling akrab tetapi demi apapun Asilla sangat menyayangi Asinta. Apa lagi dia mengetahui pengorbanan Asinta untuk dirinya, itulah yang dikatakan kedua orang tuanya untuk mengancam Asilla.
"Kak Sinta cepatlah siuman agar semuanya menjadi hak Kak Sinta. Moses dan Tuan membutuhkan kehadiran Kakak di tengah-tengah mereka, bukan Sila Kak." Batin Asilla masih dengan mata berkaca-kaca.
******
Di taman belakang sudah berkumpul keluarga besar untuk memeriahkan ulang tahun ke 2 tahun Moses, Gabriella dan Isabella.
Sejak tadi Asilla mondar-mandir karena acara akan dimulai tetapi Filio belum juga pulang.
"Sayang ada apa?" tanya Lyodra.
"Papa anak-anak belum juga pulang Mom," jawab Asilla.
"Mungkin masih dijalan sayang, kita tunggu 10 menit lagi," imbuh Lyodra.
"Iya Mom. Mom Sila akan samperin anak-anak dulu," kata Asilla dan di angguk oleh Lyodra.
Sembari menunggu kedatangan Filio. Keluarga saling berbincang. Farhan sama Mira juga hadir dalam perayaan ulang tahun cucu-cucu mereka.
Hmmm
"Kak Ken," sapa Asilla melihat kedatangan Kendrick.
"Anak manis," sapa Kendrick kepada si kembar.
Hahaha
Gelak tawa ketiganya.
"Moses kamu semakin tampan," katanya kepada Moses.
"Suami kamu maba?" tanya Kendrick kepada Asilla karena tidak melihat sosok Filio.
"Belum pulang Kak, kemarin sedang keluar kota," jawab Asilla.
"Apa kamu bahagia?" tanya Kendrick ikut duduk di dihadapan Asilla.
"Tentu saja," sahut Filio tiba-tiba berada dibelakang Asilla.
Sontak saja membuat Asilla kaget, tetapi tidak dengan Kendrick, bahkan dia sengaja menanyakan soal itu karena dari kejauhan tadi ia melihat Filio jalan menuju kearah mereka.
"Katakan sayang apa yang akun katakan adalah benar," ujar Filio sembari merangkul pinggang ramping Asilla dengan nada sangat lembut bahkan baru kali ini Asilla dengar.
Deg
"Sayang," bisik Filio sembari meremas pinggang Asilla cukup keras.
Asilla tersenyum miris, ia baru sadar jika semua ini adalah sandiwara. "Tentu Kak Ken," jawab Asilla dengan wajah tenangnya seakan tidak ada yang terjadi.
Hmmm
"Sayang apa acaranya belum dimulai?" ujar Filio.
"I-iya kita mulai saja," jawab Asilla sedikit gugup.
Filio, Asilla menghampiri dimana ketiga bayi yang sangat mengemaskan itu. Filio tampa melepaskan rangkulannya. Sehingga keluarga besar mereka merasa sangat bahagia, tetapi tidak dengan Farhan maupun Mira. Kedua paruh baya itu menatap sinis dan mereka juga tau jika semua itu adalah sandiwara.
"Papa...." Panggil Moses langsung menghampiri Filio.
"Son, selamat ulang tahun," Filio pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun kepada Moses. "Selamat ulang tahun juga anak manis," sambungnya kepada Gabriella dan Isabella sembari mengusap pucuk kepala keduanya.
Hahaha
Gelak tawa ketiganya mendapat sambutan dari sang Papa.
Asilla terenyuh melihat hal yang tidak pernah dilihatnya selama ini. Dimana Filio memperlakukan kedua putrinya. Walaupun Asilla tau itu hanya sandiwara semata tetapi ia tidak bisa menyembunyikan rasa terenyuhnya.
Acara tiup lilin dimulai sebelum tiup lilin seluruh keluarga menyanyikan lagu selamat ulang tahun
*Happy birthday Moses....
Happy birthday kembar....
Happy birthday 2x....
Happy birthday sayang*....
"Ayo tiup lilinnya bersama-sama," seru semuanya.
Huh.... huh...huh....
Moses, Gabriella, Isabella meniup lilin tetapi tidak padam.
Akhirnya lilin padam dibantu oleh Filio dan Asilla.
"Hore....." Sorak semuanya sembari bertepuk tangan.
"Potong kuenya sayang,"
Filio dan Asilla yang mewakili memotong kue. Jantung Adalah berdebar merasakan genggaman tangan Filio menggenggam tangannya, mereka bersama-sama menggenggam pisau pemotong kue.
"Selamat ulang tahun sayang," satu persatu memberi selamat sembari menciumi ketiganya.
Sungguh sore ini mereka seperti keluarga harmonis yang sangat bahagia. Itulah yang sedang dilihat oleh keluarga besar Januar. Tetapi tidak dengan keluarga Candrawinata. Farhan sama Mira menatap sinis, karena yang seharusnya diposisi Asilla saat ini adalah Asinta putri sulung mereka.
******
Kini rumah itu kembali sepi. Semua keluarga besar telah pulang. Anak-anak juga sudah terlelap, mungkin karena kelelahan sejak tadi bermain saja.
Setelah berganti baju Asilla turun ke bawah ingin mengambil minum buat ketiga anaknya. Selama ini Asilla tidur bersama mereka.
Kriuk
Perutnya menyapa, tanda ia lapar. Ya tadi Asilla tidak ikut makan karena tidak selera. Sedangkan semua makanan sudah tak tersisa.
"Aku masak mie instan saja," gumam Asilla.
Ia keluarkan sayuran dalam lemari es untuk dicampurkan. Tidak butuh lama mie siap untuk disantap.
Di meja makan Asilla menikmati mie panas itu.
"Jangan pernah kau kasi Moses makanan seperti itu!" Seru Filio dengan tegas.
Suara bariton itu tentu saja membuat Asilla kaget. Lalu mengangkat kepalanya, ternyata Filio sudah duduk tepat dihadapannya sehingga membuat ia kembali menunduk.
"Kenapa sih dia harus muncul, tepat di hadapanku lagi. Jadi mie instan kesukaanku tidak senikmat seperti biasanya, lihat wajah dinginnya membuat seleraku hilang," batin Asilla sembari mengunyah.
"Saya tidak pernah menyajikan makanan seperti ini kepada anak-anak Tuan," jawab Asilla.
"Aku hanya melarang Moses, tetapi terserah kepada anak-anakmu," ujar Filio tanpa perasaan.
Asilla tersenyum miris, sungguh perkataan Filio tidak disaring.
"Kau paham dengan semua yang terjadi tadi, semua itu adalah sandiwara. Jangan sampai kau berani mengatakan apapun yang terkait dengan masalah rumah tangga kita, apa lagi kepada Kak Ken," ujar Filio karena tau lamban laun Kendrick akan tau.
"Iya Tuan saya paham," jawab Asilla berusaha menyunggingkan senyuman.
"Ingat statusmu sekarang, jadi jangan menggoda pria lain," ujar Filio dengan tegas lalu bergegas meninggalkan Asilla yang mematung setelah mendengar perkataan Filio.
"Menggoda pria lain? maksudnya apa?" gumam Asilla dengan raut wajah terheran-heran.
...******...