"Loh, Kok Bisa Kamu Suka Aku?"
Kalau ada penghargaan “Cewek Paling Ngejar Cowok di Sekolah”, semua orang sepakat,pialanya pasti buat Mayra.
Axel adalah cowok paling dingin di sekolah. Tatapannya kosong, sikapnya rapi, dan geraknya terlalu sempurna untuk sekadar remaja SMA.
Saat dunia modeling mempertemukan mereka di bawah sorotan kamera, chemistry yang tak seharusnya ada justru tertangkap jelas.
Mayra mengira Axel hanya sulit didekati.
Ia tidak tahu bahwa Axel adalah manusia ciptaan.
Di antara audisi, photoshoot, dan rahasia yang tak boleh terbongkar, satu pertanyaan mulai menghantui mereka berdua:
Jika perasaan tidak pernah diprogram…
loh, kok bisa kamu suka aku?
~Salam Hangat Dari Penulis🤍
ig:FahZa09
Tiktok: Catatan FahZa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Datang ke MG Agensi
Di Rumah Vero...
Mata Axel dan Mayra membulat,kagum dengan apa yang di lihatnya.Rumah Vero sangat luas,lengkap dengan perabotan mewah.
"VJ...Ini rumahmu?"
VJ tersenyum,"Iya,ayo ke kamarku. Kalian bisa pilih baju yang akan kalian pakai ke MG."
Segera mereka mengikuti langkah VJ menaiki tangga,
Seperti saat baru tiba di rumah VJ tadi,Mayra dan Axel kembali terkesima.Deretan baju mahal khas orang kaya berderet rapi di lemari. Di sebelahnya ada rak berisi banyak pasang sepatu dengan lampu LED yang memancar terang.
"VJ,ini milikmu?" Tanya Axel.
"Iya milikku,aku hobi mengkoleksi nya. Aku pilihkan sepatu untukmu ya, aku kira ukuran sepatu kita sama."
Axel diam saja,membiarkan VJ memilih.
Sementara itu,Mayra berdiri di depan lemari yang berisi Coat dan sweater. Mayra lebih tertarik dengan itu dari pada dress atau gaun.
"VJ,apa yang ini juga milikmu?" Mayra bertanya sambil menunjuk deretan dress,yang sudah pasti pakaian untuk wanita.
"Hahaha ...kau pasti berfikir aku kalau siang Vero dan kalau malam Veronika kan?"
Mayra menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Sambil tersenyum canggung.
"Itu milik adikku,aku punya adik cewek. Tapi sekarang dia sudah tidak ada."
"Sudah tidak ada,memangnya dia kemana?"
VJ diam sebentar,raut wajahnya sedikit berubah. "Ah...nanti saja aku ceritakan.Nanti kalian terlambat. MG terkenal sangat disiplin oleh waktu."
Mayra hanya mengangguk,'Aneh sekali,kenapa tadi seperti dia sedang menutupi sesuatu.'
***
Lampu studio diredupkan setengah. Cahaya jatuh dari satu arah, memahat garis rahang Nathan dengan bayangan tegas.
Nathan berdiri diam. Terlalu diam.
Jaket hitamnya dibiarkan terbuka, kaus gelap menempel di dadanya. Ia menurunkan dagu sedikit, mata terangkat pelan ke arah lensa—tatapan yang tidak meminta izin. Seperti peringatan.
Klik.
Ia menggeser bahu, cukup untuk membuat kerah jaketnya jatuh satu sisi. Jarinya menyentuh leher, lalu berhenti tepat di tulang selangka. Tidak ada senyum. Hanya sudut bibir yang naik tipis, penuh tantangan.
Lampu menyala lagi.Lebih dekat.
Napas Nathan terdengar berat, sengaja dibiarkan. Matanya setengah terpejam, lalu terbuka perlahan—gelap, dalam, seolah menyimpan rahasia yang tidak akan ia bagi.
Klik. Klik. Klik.
Ia melangkah satu langkah ke depan. Bayangan ikut bergerak. Aura itu ikut mendekat.
Fotografer lupa memberi arahan. Kru di belakang kamera menahan napas.
Nathan memiringkan kepala, menatap lensa seperti seseorang yang tahu efek dari satu tatapan saja. Aroma maskulin seakan keluar dari layar—keras, berbahaya, dan membuat candu.
Di monitor, wajah Nathan muncul,liar tapi terkendali.
bad boy tapi mahal.
Nathan berbalik sebelum lampu padam sepenuhnya, meninggalkan jejak yang tidak terlihat—
tapi sulit dilupakan.
Photoshoot selesai.
"Good Job Nathan,kau tidak pernah gagal melakukannya." Theo sang photografer yang sudah lama bekerja di agensi MG.
"Itu hal yang tidak perlu memakai usaha untuk aku melakukannya Theo." Nathan sambil melepas jaket hitam,memberikannya pada staf wardrop.
Theo tertawa kecil "Kesombongan itu cocok sekali denganmu Qyn Nathan."
Nathan melambaikan tangan,berlalu menghampiri Hans.
Hans duduk di kursi sambil memeriksa jadwal Nathan selanjutnya di tablet.
"Hans,setelah ini apa lagi?" tanya Nathan padanya.
Hans mendongak,"Tidak ada,tapi staff Morgan memintamu mendampingi Mayra dan Axel untuk audisi"
Mata Nathan membulat,"Pastikan aku yang mendampingi nya Hans. Aku tidak mau melewatkan ini."
Hans tersenyum tipis,"Kau penasaran sekali pada Axel?"
"Aku merasa ada sesuatu pada cowok itu,energinya sangat murni. Aku ingin tahu siapa dia.Dan kenapa sepertinya aku sudah lama mengenalnya."
"Saat kau menjadi Farzio?"
"Mungkin,tapi entahlah. Apa karna akhir-akhir ini aku hanya menyedot energimu yang rasanya pahit itu."
Nathan sambil tertawa.
Merasa di ejek,Hans hanya melirik. Dengan tatapan malas.'Bedebah satu ini,tidak tahu terimakasih.'
***
Axel sudah siap memasuki gedung agensi MG. Tampilannya yang memakai jaket denim,di dalamnya kemeja hitam dengan vest rajut berwarna putih bersih. Di padu dengan celana chinos slim fit,senada dengan warna sepatu boots brown.Aksesoris cicin perak di jari dan sport watch melingkar di pergelangan tangan.
Di sebelahnya,Mayra memakai crop top jeans denim dengan dalaman kaos putih pas di badan.Lalu rok selutut sewarna dengan celana yang di pakai Axel,dan sepatu sneaker berwarna putih bersih.Aksesoris cincin perak juga sport watch.
Sekilas tampilan mereka seperti couple casual outfit. Sangat serasi.
Sebelum melangkah masuk,Axel dan Mayra menoleh sekali lagi pada VJ yang masih di belakang stir mobil.
"Tunggu kami ya!"
VJ menjawab dengan melambaikan tangan.'Semoga kalian tidak bernasib sama dengan adikku'.
***
Seorang laki-laki berdiri,memakai topi yang hampir menutupi wajahnya.Siapa?
"Hey,anak baru! Sudah datang ya?" Tangannya menepuk pipi Axel pelan.
"Kau siapa?" Axel tidak senang di perlakukan begitu.
Mayra apa lagi,wajahnya berubah masam.
"Aku dengar kau sedikit sombong Axel Andrico."
"Aku tidak kenal padamu!"
"Kau akan kenal,jika sudah berurusan dengan Agensi MG."
Mayra maju,"Heh! Jangan asal pegang-pegang pipi orang ya!"
Laki-laki tadi,gantian menatap Mayra." Cantik,dan cukup berani."
" Hentikan omong kosong mu,kami mau lewat." Mayra ketus.
"Akan aku kasih lewat,kalau kalian berjanji untuk tidak menjadi yang paling sok di sini. Karna MG sepenuhnya milik Yoona"
Dari arah pintu samping gedung,seorang wanita cantik yang wajahnya tidak asing baru keluar –Yoona.
"Cepat!,kau ngapain?" Dia bicara pada cowok tadi tapi matanya jelas menatap Axel tak berkedip. Lalu langkahnya anggun dengan sepasang high heels di kaki mendekati.'Gantengya...'
"Kau anak baru ya?"Tanpa sedikitpun melirik Mayra,fokus pada Axel.
Axel hanya mengangguk.Tidak menunjukkan ekspresi apapun.
"Owh...sampai bertemu di kelasku nanti ya..."
Mayra bukan cewek bodoh yang nggak tahu kalau Yoona seperti tertarik pada Axel. Wajahnya yang sudah masam semakin menunjukkan ketidak sukaannya pada Yoona.'Walaupun dia artis,dan kelihatan baik di kamera.Huh...aku bisa melihat kalau dia ini adalah seekor rubah!'
Yoona di ikuti oleh cowok tadi,yang ternyata adalah managernya. Mereka berlalu,masuk ke dalam mobil.
Axel merangkul Mayra,"Apa kita jadi teruskan?"
Mayra mendengus,"Sudah ada di sini,kita teruskan saja. Tapi aku tidak suka Yoona tadi menatap kamu begitu."
Axel menyipitkan mata,berfikir."Aku minta maaf Mayra."
"Kenapa minta maaf?"
"Hati kamu sakit kan? Cemburu?"
Mayra mengerti maksud Axel."Iya aku ingin mematahkan tulangnya!" Mayra sambil mengangkat tangan lalu membuat gerakan seperti meremas sesuatu.
Axel tertawa melihatnya."Bagus!,dia memang harus di beri pelajaran.Supaya berhenti membuatmu cemburu."
Dua orang itu,berjalan memasuki gedung. Belum terlalu jauh,mereka sudah di buat berhenti lagi dengan kehadiran sosok yang tidak asing.
"Rambut singa!"
"Bedebah sialan itu! Berhenti panggil aku Rambut Singa!"
*
*
*
~Apa mereka akan lolos Audisi?
~Salam hangat dari Penulis🤍