NovelToon NovelToon
The Cleaner

The Cleaner

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:29
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

Di Chicago modern, kekuasaan bukan lagi soal siapa yang paling banyak menembak. Tapi siapa yang paling bersih menutupinya.
​Kenalan dengan Luca Rossi, si Cleaner. Dia bukan tukang bersih-bersih biasa, tapi Consigliere dingin yang jadi otak di balik organisasi mafia Moretti. Dinding kantornya rapi, suit-nya mahal, tapi tangannya berlumur semua dirty work Keluarga—dari pembukuan yang dimanipulasi sampai menghilangkan jejak kejahatan.
​Masalahnya, kini Keluarga Moretti di ambang collapse. Bos lama sekarat. Kekuasaan jatuh ke tangan Marco, si pewaris baru yang psikopat, ceroboh, dan hobi bikin drama. Marco melanggar semua aturan, dan Luca tahu: kalau dia diam, seluruh empire mereka hancur. Dengan bantuan Sofia, istri Bos yang terlihat polos tapi menyimpan banyak kartu, Luca memutuskan satu hal brutal: Ia harus mengkhianati bos barunya sendiri.
​Di tengah rencana kotornya, Luca bertemu Isabella. Dia cantik, pintar, dan vibe-nya langsung nyambung sama Luca yang kaku. Luca akhirnya merasakan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16: THE RECKONING

​Maybach melesat di jalanan Chicago. Vito mengemudi dalam keheningan yang tegang, sesekali melihat Luca di spion. Luca duduk mematung, pandangannya tertuju pada satu nama, Elena, yang tertera dalam file fisik yang ia curi. Elena, wanita yang ia tinggalkan di Eropa sepuluh tahun lalu, kini menjadi kartu AS yang dipegang Rocco Bianchi.

​Luca mengabaikan luka goresan di lengannya—bukan darahnya, melainkan darah bodyguard Bianchi. Luka yang sebenarnya adalah sinyal yang ia terima dari Isabella: tembakan yang meleset, air mata yang tulus, dan pengorbanan dramatis untuk memastikan Luca melarikan diri dengan informasi itu.

​"Dia tertembak, Vito," bisik Luca, suaranya parau. "Isabella menembak dirinya sendiri."

​Vito tidak bertanya bagaimana Luca tahu. "Untuk menutupi jejak, Signore?"

​"Untuk membeli waktu," koreksi Luca, menutup mata sejenak. "Waktu untukku untuk menyelamatkan wanita ini."

​Luca membuka file itu, menemukan alamat yang dituju Bianchi untuk menyembunyikan Elena: sebuah rumah aman di kawasan industri yang terpencil, jauh di pinggiran Indiana. Ini adalah tempat di mana Bianchi bisa menyiksa atau membunuh tanpa ada yang tahu.

​Luca menghubungi Sofia melalui saluran aman.

​"Aku punya Marco's files," kata Luca. "Bianchi sedang gila. Dia mencoba membunuhmu dan sekarang dia mencoba menggunakan Elena untuk membunuhku."

​"Elena?" Sofia terkejut. "Luca, itu masa lalumu."

​"Masa lalu itu sekarang ada di Indiana. Dia adalah kelemahan terbesarku," aku Luca. "Aku akan menjemputnya. Kau urus Bianchinya. Gunakan data yang aku curi. Serang Rocco di tempat yang paling menyakitkan: keluarganya."

​Saat Luca bergerak menuju Indiana, Rocco Bianchi berada di ruang server-nya, dikelilingi oleh puing-puing kaca yang pecah dan darah Isabella. Isabella, yang kini telah dibawa ke rumah sakit swasta untuk dirawat.

​Rocco menatap server log. Sinyal intrusi sudah jelas. Data telah disalin. Dan yang paling menghancurkan: ia melihat log komunikasi terenkripsi yang Isabella kirimkan kepada Luca. Dia melihat Trojan horse data dari Luca.

​Rocco menyadari bahwa putrinya tidak hanya gagal. Putrinya telah mengkhianatinya demi Luca Rossi.

​Kemarahan Rocco meletus. Ini bukan lagi perang bisnis. Ini adalah perang pribadi untuk kehormatan Keluarga.

​"Cari dia!" teriak Rocco pada anak buahnya. "Cari Luca Rossi. Temukan The Ghost itu. Bunuh dia! Dan pastikan wanita dari Eropa itu aman. Dia adalah satu-satunya pelindung kita sekarang."

​Rocco mengirimkan semua asset yang ia miliki—bukan untuk menyerang Moretti, tapi untuk menjebak Luca. Dia tahu Luca akan datang untuk Elena.

​The Rescue: Di Bawah Senjata (01:00 AM)

​Luca dan Vito tiba di kawasan industri. Udara malam terasa dingin dan berminyak. Rumah aman itu adalah sebuah gudang tua yang terbuat dari bata merah, dengan hanya dua jendela kecil di lantai atas.

​Luca dan Vito tidak bisa menyerang secara frontal. Luca kembali mengenakan sarung tangan Kevlar, pistol berperedamnya terangkat.

​"Vito, ambil posisi di belakang. Jika ada mobil yang bergerak, hentikan," perintah Luca. "Aku masuk sendirian. Jika aku tidak keluar dalam sepuluh menit, lupakan aku dan pastikan Elena hidup."

​Luca bergerak ke dinding belakang, mengaktifkan identitas The Ghost yang kejam. Dia memanjat dinding bata yang kasar itu dengan kecepatan yang menakutkan, masuk melalui ventilasi kecil di atap.

​Di dalam, ruangan itu gelap, hanya diterangi oleh lampu neon yang berkedip. Luca melihat dua pria Bianchi berjaga di luar ruangan utama. Mereka tampak santai, yakin bahwa tempat ini aman.

​Aksi Cepat: Luca bergerak di belakang mereka, pisau lipat kecilnya terangkat. Dia tidak menembak; dia tidak mau alarm. Dalam sekejap, dua pria itu ambruk ke lantai tanpa suara. Luca membersihkan tangannya, mengambil kunci.

​Luca membuka pintu ruang utama. Di dalamnya, seorang wanita duduk di kursi usang, rambutnya kotor dan kusut, tetapi wajahnya—wajah yang pernah ia cintai dan tinggalkan—terukir dalam ingatan Luca. Elena.

​"Elena," bisik Luca.

​Elena mendongak, matanya yang besar dan hitam dipenuhi keterkejutan dan ketakutan. "Luca? The Ghost?"

​Luca menjatuhkan pisau, berjalan mendekatinya, tidak peduli dengan pistol Bianchi di tangannya. Rasa bersalah sepuluh tahun itu menghantamnya. "Aku datang untuk membawamu pulang. Mereka tidak akan menyentuhmu lagi."

​Saat Luca mulai melepaskan ikatan Elena, pintu gudang utama berderak keras.

​"LUCA ROSSI! KELUAR! JANGAN SENTUH ASSET KAMI!" Suara Rocco Bianchi menggelegar melalui megafon.

​Rocco telah datang secara pribadi. Dia telah mengantisipasi bahwa Luca akan datang sendiri, didorong oleh emosi.

​Luca melihat ke luar jendela. Lima mobil Bianchi mengepung gudang. Dia terjebak.

​"Luca, jangan!" bisik Elena, memegang tangan Luca yang dingin. "Mereka akan membunuhmu! Pergi!"

​"Tidak," kata Luca, menatap Elena. "Aku tidak akan lari lagi."

​Luca menempatkan Elena di belakang tumpukan peti. Dia harus bernegosiasi, bukan bertarung, jika dia ingin Elena hidup.

​Luca berteriak melalui jendela yang pecah. "ROCCO! KAU PUNYA MASALAH DENGANKU! BIARKAN WANITA INI PERGI!"

​Rocco tertawa, tawa yang kering dan brutal. "Masalahku kini adalah putrimu, Luca! Dia mengkhianatiku untukmu! Dan kau mengira aku akan membiarkanmu pergi dengan kunci kelemahanmu?! Aku akan membunuhmu di sini, dan mengirim Elena kembali ke Eropa, di mana Ghosts lainnya akan menjaganya!"

​Luca tahu dia harus bergerak. Dia meraih granat asap kecil yang disembunyikan di rompi Kevlar-nya—teknologi terakhir yang ia gunakan dari masa lalu.

​"Vito, sekarang!" teriak Luca ke saluran komunikasi terenkripsi.

​Tiba-tiba, dari kegelapan di belakang Bianchi, sirene polisi lokal berbunyi keras, bersama dengan lampu sorot yang menyilaukan.

​Sofia. Luca tahu. Dia menggunakan data curian untuk memanggil polisi ke lokasi yang salah di area Bianchi, memicu kebingungan yang cukup untuk mengalihkan perhatian Rocco.

​"Rocco, kau menarik polisi ke sini," kata Luca. "Ini adalah perang yang kotor. Kau kalah."

​Luca melemparkan granat asap ke jendela. Asap tebal menyebar dalam hitungan detik. Dia meraih Elena, menariknya ke lantai, dan menyeretnya ke ventilasi atap yang ia gunakan untuk masuk.

​Di tengah asap dan kekacauan, Luca mendengar suara tembakan yang panik dari bawah.

​Mereka berhasil keluar melalui atap. Luca dan Elena berlari melintasi atap-atap yang berkarat. Di kejauhan, Vito sudah menunggu dengan mobil yang dipinjam, menjauh dari lokasi Bianchi.

​Luca mendorong Elena masuk. Dia melompat ke kursi penumpang.

​"Keamanan Moretti sekarang," perintah Luca pada Vito.

​Di kursi belakang, Elena menangis, memegang tangan Luca. "Kenapa kau kembali, Luca? Kau tidak pernah kembali!"

​"Aku kembali untuk membersihkan masa lalu," jawab Luca, rasa lelah yang mendalam membebani jiwanya.

​Dia telah menyelamatkan Elena. Dia telah mengalahkan kelemahan terbesarnya. Sekarang, dia harus menghadapi musuh yang telah mengorbankan segalanya untuknya, musuh yang menunggunya dengan luka tembak dan rasa pengkhianatan yang tak tersembuhkan. Isabella.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!