NovelToon NovelToon
Ayah Dari Anakku

Ayah Dari Anakku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:86.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: elara-murako

"Memang ayah kamu gak ada kemana?" tanya Dira yang masih merasa janggal dengan apa yang dimaksud anak itu.

Divan berpikir. Sepertinya ia mencoba merangkai kata. "Kabul. Cali mama balu," jawab Divan. Kata itu ia dapatkan dari Melvi.

****

Bia gadis yatim piatu yang haus akan cinta. Dia menyerahkan segalanya untuk Dira, pria yang dia cintai sepenuh hati. Dari mulai cintanya sampai kehormatannya. Tapi Dira yang merupakan calon artis meminta putus demi karir, meninggalkannya sendirian dalam keadaan mengandung.

Demi si kecil yang ada di perutnya Bia bertahan. Memulai hidup baru dan berjuang sendirian. Semua membaik berjalannya waktu. Ia dan si kecil Divan menjalani hari demi hari dengan ceria. Bia tak peduli lagi dengan Dira yang wara wiri di televisi dengan pacar barunya.

Tapi rupanya takdir tak tinggal diam dan mempertemukan mereka kembali dalam kerumitan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elara-murako, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belajar Nakal

"Apa kabar, Nak?" Mrs. Carol nampak bahagia melihat wajah keponakannya setelah beberapa tahun tidak ia temui.

Selena, keponakan Mrs. Carol tidak berbeda jauh. Ia peluk bibinya dengan erat. Sebagaimana Mrs. Carol yang kehilangan anaknya, Selena sejak kecil sudah kehilangan sosok ibu. Baginya, Mrs. Carol sebagai pengganti sosok itu.

"Bibi kenapa tidak ke kosanku saja? Jam kerjaku masih lama, lho," Selena menuntun bibinya ke tempat duduk di sisi toko sepatu tempat ia bekerja.

Blue Humble Mall adalah mall terbesar di Heren. Barang-barang dengan merk terkemuka dijual di sini. "Tempat belanja saja dalamnya seperti taman," seru Mrs. Carol sambil  melihat ke sekelilingnya. Ada banyak bunga dan pohon imitasi menghiasi setiap sudut mall hingga di eskalator.

"Ini anak yang bibi asuh?" tanya Selena saat melihat batita dengan mata almond sedang memegang bola di samping Mrs. Carol. Mata batita itu berkedip-kedip lucu hingga membuat Selena gemas.

"Divan," ucap Divan sambil tersenyum memperlihatkan lesung di pipinya. Selena terkekeh. Meski tidak ditanya anak itu langsung memperkenalkan diri.

"Lucunya," puji Selena.

Divan mengangguk-angguk. "Sapa nang lutu?" tanyanya sambil membuka bola mata. Alisnya naik beberapa kali.

Selena mencubit gemas pipi Divan. "Kamu, bayi tampan," ucap Selena.

Mrs. Carol ikut terkekeh. "Iya, ini Divan, anaknya Bia yang pernah Bibi ceritakan. Selena mengangguk-angguk.

"Pasti ibunya sangat cantik," komentar Selena. Ia memang belum pernah bertemu dan melihat Bia. Terakhir kali Selena datang ke rumah bibinya sekitar empat tahun lalu. Saat itu Bia belum bertemu Mrs. Carol.

"Ibunya memang cantik. Tapi Divan sama sekali tidak mirip ibunya," tukas Mrs. Carol.

Selena menggaruk kening. "Jadi Papanya pasti yang mirip dia," celetuk Selena. Mrs. Carol menyolek lengan Selena kemudian ia menyimpan telunjuk di depan bibir tanda ia meminta Selena tidak mengucapkan kata itu.

"Kenapa?" tanya Selena heran. Mrs. Carol hanya menggeleng.

"Bagaimana bekerja di sini?" tanya Mrs. Carol. Mereka mulai merubah topik dan terlarut dalam obrolan. Sementara itu Divan berkali-kali mengerucutkan bibir dan keningnya berkerut.

"Ah, bocan! Bocan!" keluhnya. Ia berbalik lalu menendang bola hingga menggelinding lumayan jauh dari tempat ia berdiri. Melihat bolanya pergi, Divan melirik pada Mrs. Carol. Hendak ia meminta tolong, tapi melihat neneknya sedang asyik mengobrol, Divan menepuk kening. "Udah gede aku," tegasnya.

Tanpa ragu, Divan diam-diam pergi mengambil bolanya. Namun semakin ia dekati, bola itu malah semakin jauh pergi akibat tak sengaja ditendang pengunjung mall.

Ia terpaku pada sebuah toko di mana pinguin favoritnya dipajang cantik di etalase toko. "Waw, ada pololo!" mata Divan berbinar. Ia sampai menempelkan tangannya ke etalase.

"Pololo becal, pulang sama Divan, ya?" ajaknya. Sayang tak ada jawaban. Ia sedikit kecewa lalu menunduk dan menendang-nendang kaki ke lantai.

Tiba-tiba tercium aroma wangi. Hidung anak itu langsung tertarik oleh aroma manisnya. Divan berbalik, ia mencari aroma itu berasal. Kaki kecilnya melangkah tanpa ragu. "Divan lapal," keluhnya sambil memeluk perut.

Perlahan, tapi pasti akhirnya ia berhenti di toko marsmallow. Ia yakin aromanya dari sini. Ada kucing besar di pintu toko berwarna merah muda. Divan tertawa. Ia senang dengan desain toko itu. Ia mendekati dan diam tepat di depan etalase. Matanya memperhatikan setiap orang yang memilih dan membeli makanan manis di sana.

"Ndak da uang," keluhnya sambil merogoh saku.

1
Jhon Kuni Wong
/Rose//Rose//Rose/
Jhon Kuni Wong
baru baca ,baru nemu soalnya,sepertinya ceritanya/Good//Heart//Rose//Rose//Rose/
Jhon Kuni Wong
suka ceritanya bagus/Heart//Heart//Heart//Rose//Rose//Rose/
Jumi Eko
bagus
Na Inaya
😥😥
Suryati Surti
😭😭😭
Tani Bajang
Kayaknya menarik kalau ada novelnya Ernesto Kenan, pengaruhnya jadi petinggi perusahaan seperti di dunia nyata
Elvira koma
Si bocil cari nafka🤣
Endang Sulistia
😭😭😭😭
Endang Sulistia
🤣🤣🤣
Endang Sulistia
betul tuh..🤭🤣🤣🤣
Endang Sulistia
aku sih iyes ya mateo...🤭🤭🤭
Endang Sulistia
sampe segitunya sakitnya si bia...
Endang Sulistia
nah loh..apa yg kita bilang pasti terekam Ama anak
Endang Sulistia
ibu yg bijaksana...
Endang Sulistia
kurang bia...sekalian tampol kepala si Dira biar sadar..
Endang Sulistia
kasian bia...berusaha untuk kuat..
Endang Sulistia
berapa kali baca tetep mewek ...😥😥😥
Endang Sulistia
👍👍👍
Endang Sulistia
pret lah ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!