Ardi adalah asisten CEO. Ketika SMA Ardi pernah membayar seorang gadis untuk menjadi pacar bayaran.
Gadis itu ialah Ayasha dan Ayasha sangat menikmati perannya saat itu.
Namun setelah tujuh tahun berlalu Ardi kembali dipertemukan dengan Ayasha. Ternyata mantan pacar bayarannya ialah putri CEO di perusahaan tempat Ia bekerja.
Dunia seperti terbalik. Untuk membatalkan pertunangan dengan sang kekasih Ayasha memberi Ardi sejumlah uang.
"Apa kamu sedang membayarku?" Ardi.
"Ya, jadilah suamiku, Ardi!" Ayasha.
Simak ceritanya hanya di novel Menikahi Mantan Pacar Bayaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 19 Itu Karena Aku Mencintaimu, Ardi.
Ardi yang terkejut mendengar perkataan Ayasha bangkit dari duduknya.
"Apa yang baru saja Nona katakan?" tanya Ardi tak percaya.
"Jadilah suamiku, Ardi. Kita harus segera menikah," ucap Ayasha semakin membuat Ardi tak percaya.
"Nona, apa Anda sedang sakit?" tanya Ardi.
Ayasha menggeleng.
"Aku baik-baik saja."
"Lalu kenapa Nona bicara seperti itu?" tanya Ardi.
"Karena aku ingin kita segera menikah dan membatalkan pertunanganku dengan Barra," jawab Ayasha membuat Ardi semakin tidak habis pikir pada Ayasha.
"Nona, jangan sembarangan bicara. Sebentar lagi Nona akan bertunangan dan pertunangan Nona tidak bisa dibatalkan," ucap Ardi.
Ayasha menggeleng.
"Aku nggak sembarangan bicara, Ardi. Aku ingin membatalkan pertunangan. Aku nggak mau bertunangan dengan Bara apa lagi menikah dengannya," ucap Ayasha.
Ardi tidak tahu hal apa yang membuat Ayasha ingin membatalkan pertunangan namun Ardi tidak bisa menuruti permintaan Ayasha.
"Maaf, Nona, tapi saya juga tidak bisa menikahi Nona," ucap Ardi.
"Kenapa?" tanya Ayasha kecewa.
"Karena saya hanya akan menikah dengan seseorang yang saya cintai," jelas Ardi membuat Ayasha terdiam.
"Ardi, kita pernah pacaran, kita juga sudah kenal lama. Apa kamu sama sekali nggak ada rasa sama aku?" tanya Ayasha kemudian.
"Maaf, tdak ada, Nona," jawab Ardi mengalihkan pandangan.
"Sedikit pun?" tanya Ayasha lagi.
"Ya," jawab Ardi yang masih mengalihkan pandangan.
Ardi terpaksa berbohong sebab Ia tidak ingin Ayasha semakin gencar mengajaknya menikah.
Ia yakin apa yang Ayasha lakukan ini tanpa sepengetahuan Brian.
Ayasha tidak menyerah meski Ardi berkata seperti itu Ia tetap ingin Ardi menikahinya.
Ia harus segera menikah sebab pertunangannya dengan Barra hanya bisa dibatalkan bila dirinya menikah.
Urusan perusahaan bangkrut akan Ayasha hadapi setelah dirinya menikah dengan Ardi.
Ardi hendak pergi meninggalkan Ayasha namun Ayasha menahannya.
"Tunggu," ucap Ayasha membuat Ardi kembali menatap Ayasha.
"Buka ini," titah Ayasha memberikan amplop yang belum sempat Ardi buka.
Ardi menatap amplop ditangannya namun tidak langsung Ia buka.
"Bukalah, semoga dengan ini kamu bisa berubah pikiran," titah Ayasha.
Ardi masih diam hingga beberapa saat akhirnya Ia membuka amplop itu.
Sebuah cek bertuliskan satu miliar keluar dari dalam amplop membuat Ardi semakin menatap Ayasha tak percaya.
"Apa ini?" tanya Ardi.
"Aku tahu kamu tengah kesulitan membiaya pengobatan ibumu juga operasinya," jawab Ayasha.
Ardi tersenyum miring.
"Apa Nona tengah membayar saya agar mau menjadi suami Nona?" tanya Ardi.
"Anggap saja begitu. Kamu bisa menggunakan cek itu untuk pengobatan ibumu," terang Ayasha.
Ardi menggeleng, memasukan kembali cek kedalam amplop dan memberikan pada Ayasha.
Ia menatap Ayasha tidak habis pikir.
"Ini pernikahan, Ayasha. Pernikahan itu sakral dan bukan untuk main-main. Bukan seperti saat kita pacaran aku membayarmu untuk menjadi pacarku," terang Ardi.
Mendengar Ardi berkata tidak formal dengannya membuat Ayasha merasa senang.
"Aku tahu, Ardi. Pernikahan juga sekali seumur hidup dan aku nggak mau salah pilih suami," sahut Ayasha.
"Kamu nggak akan salah pilih suami jika kamu menikah dengan seseorang yang kamu cintai," ucap Ardi yang diangguki Ayasha.
"Kamu benar, Ardi. Aku akan bahagia bila menikah dengan seseorang yang aku cintai. Tapi bagaimana kalau orang yang aku cintai itu kamu. Apa kamu akan tetap menolakku?" tanya Ayasha membuat Ardi terdiam.
Lalu Ardi mengambil formulir pinjaman dimejanya.
"Maaf, aku banyak pekerjaan," ucap Ardi hendak pergi namun Ayasha kembali menahannya.
"Kamu pikir dengan mengajukan pinjaman kamu bisa membayar pengobatan ibumu? Nggak, Ardi, perusahaan nggak akan menyetujui pinjamanmu yang sebesar itu," ucap Ayasha.
Ardi melepas tangan Ayasha yang menahannya.
"Pinjaman ini lebih baik dari pada menerima uangmu. Aku bukan laki-laki yang bisa kamu beli untuk menjadi suamimu," ucap Ardi lalu meninggalkan Ayasha.
Ayasha menghela nafas berat dan melangkah gontai keluar dari ruangan Ardi.
"Bagaimana caranya membujuk Ardi?" lirih Ayasha.
...***...
Keluar dari ruangannya Ardi bergegas mendatangi Brian. Ia ingin mengajukan pinjaman.
"Maaf, mengganggu waktunya, Pak," ucap Ardi membuat Brian yang tengah menatap layar laptop menatapnya.
"Ya, Ardi. Ada apa?" tanya Brian.
Ardi menyodorkan formulir pinjaman.
"Saya ingin mengajukan pinjaman untuk biaya operasi ibu saya, Pak," ucap Ardi.
Brian mengangguk pelan lalu mengambil formulir pinjaman milik Ardi.
"Ardi, kamu yakin mengajukan pinjaman sebanyak ini?" tanya Brian setelah melihat nominal yang Ardi tulis.
"Yakin, Pak," jawab Ardi.
"Tapi ini satu miliar, Ardi. Kamu tahu 'kan perusahaan nggak meminjamkan uang sebanyak ini," ucap Brian menatap Ardi.
"Iya, Pak, saya tahu."
Tidak lama kemudian Ayasha masuk kedalam ruangan Brian.
Ayasha duduk disofa melihat Ardi yang tengah menghadap Brian untuk mengajukan pinjaman.
"Perusahaan hanya bisa memberikan pinjaman maksimal dua ratus juta, jadi maaf pinjamanmu ini saya tolak," ucap Brian membuat Ardi memejamkan mata.
"Kamu bisa mengajukan kembali pinjaman dengan menulis nominal maksimal," sambung Brian.
Dengan terpaksa Ardi mengangguk dan mengambil kembali formulir pinjaman miliknya.
"Iya, Pak, terima kasih," ucap Ardi.
Ardi melihat Ayasha yang juga tengah melihat dirinya. Lalu Ardi kembali keruang kerjanya dan duduk bersandar pada kursi setelah mengisi ulang formulir pinjaman.
"Dua ratus juta," gumam Ardi.
Ia memijit kepalanya yang sakit.
Nominal itu masih sangat kurang untuk biaya pengobatan sang ibu. Biaya operasi hingga pemulihan membutuhkan biaya nyaris satu miliar dan Ardi tidak tahu kemana lagi mencari tambahan.
Menghembuskan nafas berat lalu Ardi bangkit dari duduknya untuk kembali keruangan Brian.
Ardi melihat Ayasha masih duduk disofa dengan tablet ditangan. Ia tidak perduli Ayasha mengetahui dirinya meminjam uang perusahaan dan Ayasha disana pura-pura sedang sibuk.
"Apa sudah kamu buat ulang?" tanya Brian mengambil formulir yang Ardi sodorkan.
"Sudah, Pak," jawab Ardi.
"Dua ratus juta, ya," ucap Brian memeriksa formulir.
"Iya, Pak," jawab Ardi.
Lalu Brian menandatangani pinjaman yang Ardi ajukan.
Setelahnya Ardi keluar dari ruangan Brian membuat Ayasha bangkit dari duduknya dan menyusul Ardi.
Ardi masuk kedalam lift untuk menuju bagian keuangan.
"Ardi," panggil Ayasha yang juga masuk kedalam lift.
"Kita perlu bicara, Ardi," ucap Ayasha menatap Ardi.
"Nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan. Keluarlah aku sedang buru-buru," ucap Ardi kembali menekan tombol lift namun Ayasha tidak mau keluar.
"Aku tahu kamu sedang membutuhkan uang, Ardi. Tawaranku masih berlaku kalau kamu ingin berubah pikiran," ucap Ayasha namun Ardi tidak menyahut.
"Kamu tahu Ardi kenapa aku nggak mau bertunangan dengan Barra? Karena Barra sudah mengkhianati aku, dia selingkuh."
Ardi masih diam namun Ia mendengarkan perkataan Ayasha.
"Bukan tanpa sebab aku memintamu menikahiku, itu karena aku mencintaimu, Ardi."
burung tekuku makan kedelai
ucap selamat kepada mempelai
siap tempur sampai lemas terkulai
kabooooorrr 🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Tantangan buat ardi hrs mencari investor agar perusahaan tidak goyah....
..