NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Niara yang sangat percaya dengan cinta dan kesetiaan kekasihnya Reino, sangat terkejut ketika mendapati kabar jika kekasihnya akan menikahi wanita lain. Kata putus yang selalu jadi ucapan Niara ketika keduanya bertengkar, menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Reino yang di paksa nikah, ternyata masih sangat mencintai Niara.

Sedangkan, Niara menerima lamaran seorang Pria yang sudah ia kenal sejak lama untuk melupakan Reino. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika Reino datang ke acara pernikahan Niara. Reino menunjukkan beberapa video tak pantas saat menjalin hubungan bersama Niara di masa lalu. Bahkan, mengancam akan bunuh diri di tempat Pernikahan.

Akankah calon suami Niara masih mempertahankan pernikahan ini?

🍁jangan lupa like, coment, vote dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

Aku mengerti perasaan Chika, karena aku juga pernah merasakannya. Bagaimana beratnya ada orang asing di kehidupan kita? Seperti kehadiran Ayah tiriku yang awalnya aku tolak. Aku dulu selalu merasa, jika cinta ibuku akan berkurang padaku ketika Ayah tiriku hadir. Di tambah saat ibuku menikah, dan hamil kedua adik kembarku. Aku merasa sangat tidak berharga. Dunia terasa tidak adil. Kenapa harus aku?

BAB 19 ( Pengakuan )

Saat makan di Resto, aku menatap Chika terus. Begitupun Chika yang selalu mencuri pandang menatapku. Aku ingin mengenalnya lebih dekat. Namun, sepertinya Chika memberikan jarak diantara kami. Dia terus mendekati Ayahnya, ada aja tingkah dan keinginannya. Tidak membiarkan Ayahnya duduk di sampingku. Aku mencoba memakluminya. Aku mengalihkan perasaan canggung dengan menyuapi Nael dan mengajaknya bercanda.

“Chika, lusa nanti papa dan Tante Niara akan bertunangan,” ucap Pak Ridwan. Aku menoleh ke arah pembicaraan serius Ayah dan anak itu. Aku melihat Chika membuang muka, dan hendak meninggalkan kursi. Pak Ridwan lekas menarik tangan anaknya, menyuruhnya duduk dan meminta mendengarkan perkataannya.

“Terserah,” sahut Chika ketus.

“Tante Niara akan jadi mamamu, mama Nael juga. Jadi Papa harap, kamu mulai menyayangi Tante Niara,” Pak Ridwan, menyentuh kedua tangan putri sulungnya dengan erat. Chika masih diam menundukkan kepalanya. Sedang aku, tidak berani menyela.

“kamu tetap kesayangan Papa, kamu, Nael adalah hal utama. Jadi jangan berpikir macam-macam,” imbuh Pak Ridwan, tangannya mengusap kepala Chika dengan lembut. Chika masih tetap bergeming, aku melihat kekosongan di matanya. Aku masih bingung harus diam atau ikut bergabung meluluhkan hati Chika.

Tidak ada kata persetujuan atau penolakan dari bibir anak sulung Pak Ridwan. Pembicaraan itu selesai dengan cepat.

Liburan usai, waktu menjelang magrib kami pulang. Hanya ada keheningan di dalam mobil. Nael berada di mobil belakang bersama baby sitternya. Sedang Chika duduk di kursi belakang, diam hanya mengotak-atik tangannya. Aku rasanya tak sabar mendengar jawabannya. Apakah dia menolakku menjadi ibu sambungnya atau menyetujuinya? Ingin mencoba memulai pembicaraan dan mengobrol. Namun, bingung mulai dari mana. Aku tidak tahu apa yang Chika sukai dan tidak. Setiap aku tanya, dia hanya membuang muka.

Setelah tiba di rumah, Chika langsung lari tergesa-gesa masuk kedalam kamar.

“Mau disini dulu, apa langsung aku antar pulang?” tanya Pak Ridwan padaku. Aku juga bimbang, sebenarnya ada beberapa hal yang ingin ku sampaikan pada Chika. Jika aku tak akan merebut cinta dan kasih sayang Papanya darinya. Aku mondar-mandir di depan mobil.

“Ada apa lagi?” tanya Pak Ridwan.

Aku hanya diam, lalu masuk kedalam rumah lagi. Mengetuk pintu kamar Chika.

Namun, tidak ada sahutan dari dalam.

“Chika, Tante mau bicara,” ucapku lirih mendekat ke pintu kamarnya. Chika membuka pintu kamarnya dengan jutek. Lalu, dia kembali ke tempat tidurnya. Menutup tubuhnya dengan selimut.

“Maaf sebelumnya aku mengganggumu, aku hanya ingin bilang jika mungkin aku memang tidak bisa menggantikan posisi mamahmu selamanya. Aku tahu… aku juga mengerti. Tapi Tante janji akan berusaha dengan sepenuh hati nantinya, menjagamu dan Nael. Aku yakin papamu juga sangat sayang padamu lebih dari segalanya. Terimakasih untuk hari ini Chika, Tante senang bermain denganmu dan Nael, meskipun sebentar. Semoga lain kali kita bisa jalan-jalan lagi.” ucapku, sambil menyentuh kaki Chika yang terbungkus selimut. Aku tidak mendengar sahutan apapun darinya. Aku lekas bangkit dari tempat tidurnya.

“selamat beristirahat,” imbuhku. Aku keluar dari kamar Chika dengan perasaan khawatir yang masih sama dari sebelumnya.

“Udah dia paham kok, buktinya juga tadi nggak membantah waktu aku ngajak dia bicara,” ucap Pak Ridwan. “tenang aja, namanya juga anak-anak.” Pak Ridwan menggenggam tanganku, mencoba menenangkan perasaanku.

Setelah itu, Pak Ridwan pun mengantarku pulang ke Kos. Sesampainya di depan gerbang pintu kos. Aku masih enggan keluar dari mobil.

“Ada apa lagi?” tanya Pak Ridwan, mengangkat daguku. Menatapku dengan dekat.

“Sebenarnya, em… semalam Reino terus menghubungiku,” ucapku yang mulai terbuka.

“Lalu?”

“Aku mematikan ponselku karena itu,”

Tatapan Pak Ridwan beralih ke arah depan. Wajahnya terlihat tegang setelah aku bercerita.

“Abaikan saja. Nanti juga perlahan dia menjauh, dia kan sudah menikah,” balas Pak Ridwan. Aku hanya diam.

“Apa kau masih menyukainya?” tanya Pak Ridwan, menoleh ke arahku lagi. Aku menggelengkan kepala.

“Ya sudah,” Pak Ridwan terlihat tenang dan mendengar jawabanku.

“Tapi, tapi… ada yang ingin aku katakan,” Aku mencoba memulai menceritakan rahasiaku.

“Apa lagi?”

“Em.. aku mungkin bukan wanita yang baik untukmu sebenarnya. Hubunganku dan Reino sudah terlanjur jauh di masa lalu,” ucapku lirih, tak berani menatap Pak Ridwan. “Kau sudah beri segalanya?” tanya Pak Ridwan sedikit ketus, seakan arah pemikirannya tentang kesucianku. Aku mengangguk dan tak mengelak. Aku tidak ingin ada dusta, sebelum melangkah lebih jauh dengan Pak Ridwan. Pak Ridwan mendengus kesal, dan langsung menyandarkan punggungnya di kursi mobil. “Jujur saja, apa niatku menikahimu kau anggap permainan?” tanya Pak Ridwan dengan nada tegasnya.

“Aku tidak tahu, apakah aku berhak dan pantas menjadi istrimu. Aku selalu bimbang,” jawabku.

“Lalu, menurutmu kau lebih pantas untuk Pria itu daripada aku?” Pak Ridwan mengangkat daguku untuk menjawabnya dengan menatapnya langsung. Dia seakan mencari kejujuran dari dalam diriku.

Mataku mulai basah, aku merasa kesal dengan diriku sendiri. Aku ingin mengatakan jika aku mulai mencintainya. Akan tetapi, takut jika dia mempermasalahkan masa laluku kelak. Jadi, aku memilih diam. Menunggu keputusannya yang masih mau menerimaku atau tidak.

“Pikirkan itu sampai lusa, setelah itu kabari aku. Jika memang kamu menginginkan aku seperti aku menginginkanmu, maka kita langsung menikah,” “jika tidak ada jawaban, aku harap kamu menemukan kebahagiaanmu,” ucap Pak Ridwan dengan tegas. Kemudian, membuang muka dan menatap ke arah luar jendela.

Aku langsung turun dari mobilnya. Dan dia langsung pergi menancap gas tanpa senyuman yang aku lihat seperti sebelumnya.

Aku berjalan menuju kamar kos dengan tubuh yang lelah serta pikiran yang lelah. Menepuk mulutku berulang kali yang tak bisa jujur untuk mengatakan jika aku sudah jatuh hati padanya.

“Apakah aku masih mencintai Reino, sampai mulutku ini tidak bisa mengatakan cinta pada Pria sebaik Pak Ridwan,” gerutuku pada diri sendiri. Kenapa pernikahan terasa sulit untuk aku jadikan kenyataan. Padahal selama ini aku memimpikannya.

Ponselku bergetar, aku melihat dua pesan yang belum aku baca. Ketika aku melihatnya, aku langsung syok. Reino mengirimkan aku beberapa foto masa lalu saat bersama dengannya. Foto dimana kami hanya berbalut selimut berdua, di kamar hotel saat liburan 2 tahun silam.

1
Violette_lunlun
olahraga apa itu? aku kasian sama si kasur. jadi saksi bisu:)
Violette_lunlun
aku gak liat kok...aku gak liat:^
Violette_lunlun
heh! anak kecil minggir! minggir!
Violette_lunlun
suami sendiri pake handuk diliatin doang?
mana main!!!!

tarik atuh!
Violette_lunlun
Gayanya sok keras.
nanti giliran di tinggal istri baru sesak nafas.
Noveria_MawarViani: junho kaya gitu juga pasti nantinya 😂
total 1 replies
Violette_lunlun
No...Chika tak terluka.
Kau yang lebih terluka.
Noveria_MawarViani
/Sob/ ketemua terus berpelukan aja yuk
Violette_lunlun
sedih aku....
gak bisa diginiin:(
bunga for you nael
Noveria_MawarViani: 😭 kejamnya dunia
total 1 replies
Violette_lunlun
Violette: "malam pertama bukannya dimanja malah jadi kacang. kita sama, ya."

btw bikin Reno mati atuh Thor
Violette_lunlun
apa?! anak sekecil itu mati?!
Thor...bawa reoni kesini!!

gak bisa gak bisa!
apaan baru baca udah ada yang mati:>
✧༺▓✠ Cahaya ✠ ▓ ༻✧
bagus bget tulisan nya
Anyelir
keren kak
Violette_lunlun
Reino kalau mau mati, mati sendiri aja!!.
ihh pengen cubit ginjal nya
Violette_lunlun
samawa ya!!!
jujuu ZuBaidah
pernikahan berdarah.sungguh tragis.

thor cerita mu tak bisa d tebak.
kerenn bangeettt 👍👍👍
Noveria_MawarViani: terimakasih kak,

stay tuned 🌟🌟🌟🌟🌟
total 1 replies
iqbal nasution
semoga sukses
Noveria_MawarViani: makasih kak
total 1 replies
iqbal nasution
oke
Violette_lunlun
belum sah Syang:')
Noveria_MawarViani: udah kebelet
total 1 replies
Violette_lunlun
namanya juga anak-anak....:)
🌞Oma Yeni💝💞
knp bisa ketabrak
🌞Oma Yeni💝💞: berarti harus diulangi lagi
Noveria_MawarViani: Sebelumnya udah pernah ku edit kak, cuma kayanya nggak nyimpen. makasih udah diingetin.
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!