NovelToon NovelToon
Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Briany Feby

"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....

Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.

Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....

Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Penjelasan Feby

"Saya akan mencari kamu bahkan ke ujung dunia sekalipun Feb. Karena kamu adalah istri saya, kamu tanggung jawab saya"

UHUK! UHUK! UHUK!

Feby langsung tersedak nasi uduk yang tengah ia makan setelah mendengar ucapan Arka lewat telepon. Gadis itu batuk berkali-kali hingga membuat tukang nasi uduk langsung memberikannya segelas air putih.

"Minum dulu Neng. Kalo makan pelan-pelan" Ucap penjual nasi uduk seraya menyodorkan segelas air putih pada Feby.

Gadis itu pun langsung menerimanya. "UHUK! Terima kasih pak" Jawab Feby sebelum akhirnya ia menenggak air itu hingga habis.

"Halo Feb? Kamu kenapa?" Suara Arka terdengar khawatir dari sambungan telepon.

Feby menepuk jidatnya. Ia ternyata belum mematikan sambungan itu. Tanpa menjawab apapun Feby langsung mematikan sambungan telepon sepihak. Feby sengaja menonaktifkan hpnya agar Ibunya tidak menelponnya lagi.

"Gimana kalau Mas Arka dateng ke sini?! Aduhhhh! Dia pasti tau aku dimana sekarang! Kenapa aku pake sebutin tempat ini segala sih?!" Cerocos Feby dengan wajah gelisah.

"Udah lah aku lanjutin dulu makannya nanti setelah ini aku cepet-cepet pergi dari sini"

Feby pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan makannya karena perutnya masih lapar.

Ia makan dengan cepat karena takut jika Arka datang. Penjual nasi uduk bahkan sampai tertawa melihat Feby yang makan begitu lahap. Gadis itu tidak merasa malu ataupun canggung sama sekali.

Tak membutuhkan waktu lama, Feby pun selesai. Ia langsung membayar kepada penjual nasi uduk. Dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu.

Namun langkahnya tertahan karena sang penjual nasi uduk mengajaknya ngobrol. Dengan terpaksa, Feby pun akhirnya menanggapinya.

"Kenapa makannya buru-buru banget Neng?" Tanya penjual nasi uduk.

"Iya soalnya saya lagi ngumpet pak" Jawab Feby.

"Ngumpet? Ngumpet dari siapa Neng?"

"Dari... Om saya Pak. Dia lagi nyariin saya. Makannya saya ngumpet. Saya takut dia dateng ke sini Pak"

Feby mengecek jam di hpnya sudah hampir menunjukkan pukul 12.

"Ya sudah Pak, saya pergi dulu ya. Nanti dia keburu dateng ke sini. Dia itu orangnya galak Pak kaya singa!" Kata Feby lalu buru-buru pergi meninggalkan tempat itu.

Feby berjalan dengan buru-buru tanpa melihat ke sekelilingnya. Hingga pada akhirnya...

BRUK!

Gadis itu jatuh tersandung oleh sebuah batu yang terletak di samping warung nasi uduk. Penjual nasi uduk sontak langsung berlari menghampiri Feby dan membantu gadis itu untuk bangun.

Namun sialnya, pergelangan kaki Feby terasa begitu sakit. Rasanya ia sama sekali tidak bisa berjalan. "A-aduh... Sakit banget pak pergelangan kaki saya"

Namun gadis itu tetap memaksakan diri untuk bisa berjalan.

"Kaki Neng kayaknya terkilir. Neng duduk dulu aja jangan dipaksa jalan dulu" Jawab penjual nasi uduk.

"Nggak apa-apa pak saya baik-baik aja. Saya bisa jalan sendiri kok. A-aw! Aduh..." Feby tetap keras kepala.

Gadis itu berusaha untuk jalan namun sayangnya pergelangan kakinya terasa semakin sakit.

"Tuh kan! Jangan dipaksa jalan dulu Neng. Nanti kakinya tambah sakit. Duduk dulu aja" Saran penjual nasi uduk.

Feby pada akhirnya mengikuti saran dari penjual nasi uduk. Penjual nasi uduk membantu Feby untuk duduk di sebuah kursi plastik.

"Makasih Pak" kata Feby.

"Iya sama-sama. Neng duduk dulu aja. Saya permisi dulu ya," Jawab penjual nasi uduk itu lalu melenggang pergi karena ada pembeli.

Feby mengangguk pelan seraya tersenyum. Gadis itu menghelakan napasnya berkali-kali. Ia meratapi nasibnya yang begitu sial hari ini. Bayangkan saja! Pagi tadi ia jatuh tersandung barbel saat mengantarkan sarapan kepada Arka. Bahkan semua seragam sekolahnya kotor hingga membuat ia tidak jadi berangkat sekolah.

Dan kini, ia jatuh tersandung lagi! Luka di lututnya belum sembuh sepenuhnya dan kini pergelangannya juga terkilir. Kenapa hari ini ia merasa begitu sial?

Apa jangan-jangan ini karena ia telah membuat Arka marah? Atau jangan-jangan Arka sedang mendoakannya agar ia terkena musibah terus?

Feby terus menundukkan kepalanya seraya menatap kakinya. Rasa sakit di pergelangan kakinya membuat mata gadis itu berkaca-kaca. Ia rasanya ingin sekali menangis sekarang. Ia ingin pulang ke rumah. Tapi bagaimana caranya?

"Ayo pulang" Suara barito tersebut tiba-tiba saja terdengar dari telinga Feby.

Gadis itu langsung mendongakkan kepalanya. Kedua mata Feby langsung membulat sempurna saat melihat pria tampan berdiri tepat di depannya.

Kedua matanya bertemu dengan kedua mata pria itu. Tatapan itu membuat jantung Feby berdegup. Mata Feby yang tadinya berkaca-kaca, kini telah banjir air mata hingga membasahi pipi cabi gadis itu.

Feby sungguh tidak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa menangis tersedu-sedu di depan Arka.

"Kamu kenapa?" Tanya Arka dengan nada berbeda.

Mendengar itu justru tangisan Feby semakin pecah. Arka langsung mengelus rambut Feby agar gadis itu berhenti menangis. Namun tangisan gadis itu tak kunjung reda.

Arka sungguh tidak mengerti apa yang telah terjadi hingga membuat istrinya itu sampai menangis tersedu-sedu seperti ini.

"Saya tanya sama kamu Feb. Kamu kenapa? Apakah ada yang mengganggu kamu?"

Feby menggeleng pelan.

"Lalu kamu kenapa? Jangan bikin saya khawatir Feb!" Desak Arka yang semakin cemas karena Feby terus menangis.

Tiba-tiba, penjual nasi uduk itu datang menghampiri Arka dan Feby. Ia menjelaskan kepada Arka apa yang telah terjadi dengan detail.

Arka hanya geleng-geleng kepala dengan kelakuan Feby.

"Bisa nggak, satu hari saja kamu berhenti bersikap ceroboh? Kamu ini sudah besar Feb. Kamu bukan anak kecil. Dan kalau ada apa-apa, bilang sama saya. Jangan diam saja. Saya bukan paranormal yang bisa nebak apa isi pikiran kamu"

Feby hanya mampu diam saja tanpa membantah apapun.

"Maaf kalau boleh tau, Mas ini siapanya Neng ini ya?" tanya penjual nasi uduk pada Arka.

"Saya suaminya" Jawab Arka dengan tegas.

"Oh... Saya kira om-nya. Soalnya tadi Neng ini bilang lagi ngumpet dari Om-nya yang galak" Jelas penjual nasi uduk.

'Mampus kamu Feb! Mampus!!!'

Batin Feby.

Mendengar itu Feby langsung menggigit bibir bawahnya karena ia langsung mendapatkan tatapan tajam dari Arka. Kenapa penjual nasi uduk harus mengatakan hal itu kepada Arka?!

"Om-nya yang galak?" Tanya Arka.

"Iya. Tadi Neng-nya cerita kalau dia lagi ngumpet dari Om-nya yang galak. Terus dia buru-buru pergi karena takut Om-nya ke sini. Makannya Neng ini jatuh kesandung"

'Ini penjual nasi uduk mulutnya nggak bisa di jaga apa?! Kenapa harus cerita sedetail itu sih sama Mas Arka?' Batin Feby.

"Terima kasih Pak sudah bantuin istri saya. Ini sebagai tanda terima kasih saya" Kata Arka seraya menyodorkan selembar uang berwarna merah kepada penjual nasi uduk itu.

Penjual nasi uduk itu awalnya menolak menerima uang dari Arka. Namun Arka tetap memaksakan hingga pada akhirnya penjual itu pun menerimanya seraya tersenyum bahagia.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Arka membawa Feby pulang ke rumah. Karena mobilnya terparkir lumayan jauh dari warung nasi uduk, pria itu akhirnya memilih untuk menggendong Feby.

Feby sempat menolak karena ia malu. Namun Arka justru langsung menggendong tubuh gadis itu tanpa mengatakan apapun. Feby menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang Arka. Ia merasa begitu malu karena semua orang menatap ia dan Arka.

"Mas Arka turunin aku sekarang... Aku malu..." Lirih Feby.

Tidak ada sautan apapun dari Arka.

Arka terus menggendong Feby menuju tempat mobilnya di parkiran. Tak lama kemudian, mereka sampai. Arka akhirnya menurunkan Feby.

"Kenapa parkir mobilnya jauh banget sih?" Dumel Feby.

"Memangnya saya harus parkir di mana? Di tengah-tengah lapangan?" Tandas Arka.

Pria itu membukakan pintu mobil untuk Feby. Feby perlahan masuk ke dalam mobil. Pergelangan kakinya masih terasa sangat sakit.

Arka menancapkan gas mobilnya menuju rumah dengan kecepatan sedang. Pria itu tak henti-hentinya melirik Feby yang tengah memijat kakinya di sepanjang perjalanan.

"Mas Arka fokus aja nyetirnya. Jangan liatin aku mulu" Ucap Feby.

"Kamu kenapa pergi dari rumah sendirian tanpa mengabari saya?" Arka mengalihkan pembicaraan.

"Aku mau ngabarin gimana? Aku aja nggak punya nomor Mas Arka!"

"Setidaknya jangan pergi sendirian seperti itu. Kalau terjadi sesuatu sama kamu bagaimana?"

"Mas perduli sama aku?"

Sindir Feby. Mendengar itu mimik wajah Arka langsung berubah.

"Apa maksud kamu? Tentu saja saya perduli. Kamu istri saya" Jawab Arka membuat hati Feby berdesir.

"Tapi kenapa Mas Arka marahin aku tadi pagi?" Tanya Feby.

"Karena saya nggak suka kamu deket-deket sama Evandra"

"Mas cemburu? Aku sama Evandra nggak ada apa-apa. Aku cuma nganggep dia sebagai temen"

Jelas Feby.

Arka menatap Feby sekilas. Tatapan itu terlihat begitu tajam dan menusuk.

"Tapi dia belum tentu nganggep kamu temen"

"Saya tau semuanya Feb. Dia itu suka sama kamu kan? Bahkan dia dengan terang-terangan mengatakannya di depan saya"

Feby langsung bungkam. Ia merasa di skakmat oleh Arka.

"Tapi aku nggak suka sama dia Mas" Feby berusaha membela diri.

"Kamu masih bisa mengatakan itu setelah saya melihat kamu duduk di atas pangkuan dia, hmm?"

"Itu semua salah paham. Apa yang Mas Arka liat itu salah paham. Evandra tiba-tiba narik tanganku sampai aku jatuh di pangkuan dia. Aku berusaha untuk bangun, tapi dia nahan aku" Feby berusaha sebisa mungkin untuk membuat Arka mengerti.

"Dan foto itu?"

"Aku juga nggak tau siapa yang nyebar foto itu. Aku bahkan nggak tau, kapan foto itu diambil"

Hening. Terjadi hening beberapa saat. Arka tidak lagi menanggapi penjelasan dari Feby. Sedangkan Feby berusaha mati-matian untuk menjelaskan kepada Arka.

"Aku nggak pernah sedikitpun punya perasaan sama Evandra dari dulu sampai sekarang. Apalagi sekarang aku udah jadi istri Mas Arka. Kalaupun aku harus jatuh cinta suatu hari nanti, aku hanya akan jatuh cinta dengan pria yang sudah menjadi suamiku"

Skakmat!

Kini giliran Arka yang dibuat bungkam oleh Feby. Pria tampan itu langsung diam setelah mendengar kalimat terakhir dari Feby. Ia benar-benar diam. Tiba-tiba saja Arka menepikan mobilnya dan berhenti.

Feby menatap Arka dengan tatapan bingung.

"Kenapa tiba-tiba berhenti Mas? Apa aku salah bicara lagi? Apa Mas Arka mau nurunin aku di tengah jalan?" Tanya Feby.

Arka menatap Feby dalam-dalam. Ia tidak menjawab pertanyaan dari Feby. Hal itu semakin membuat Feby merasa bingung. Arka semakin mendekat mengikis jarak diantara mereka. Dan tiba-tiba saja...

Cup!

Pria itu mencium bibir Feby. Tubuh Feby langsung mematung. Kedua matanya membelalak sempurna karena Arka tiba-tiba saja menciumnya. Seperti biasa, jantung Feby berdegup kencang.

"Jangan bikin saya khawatir lagi, Feb" Ujar Arka setelah melepaskan ciumannya.

Ia mengatakan hal itu dengan menatap kedua mata Feby. Hati Feby berdesir hebat. Jutaan kupu-kupu seperti berterbangan di dalam perutnya. Tatapan dari Arka membuat wajah Feby terasa panas.

Apalagi saat Arka tersenyum seraya mencubit pipi Feby yang bersemu. Senyuman dari Arka membuat Feby semakin tidak berdaya.

'Kuatkan hati hamba yang Allah...!'

Batin gadis itu seraya mengalihkan pandangannya dari Arka.

______________________________________________

1
Mar Diati
saya suka ceritanya cukup menarik
Mar Diati
upnya dong
Mar Diati
lima.episode sekaligus
Mar Diati
hari ap upnya, dan kkw up jangan satu episode saja, 5lima episode kalau bisa .
Mar Diati
kapan up nya
Briany Feby: Bab 3 sudah up yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!