Menceritakan perjuangan seorang miliarder dalam mendapatkan seorang hati wanita cantik nan elegan. Sosok Shaleen merupakan wanita tangguh, mandiri, dan mempunyai prinsip tinggi hingga akal pikir yang cukup di luar logika.
Namun di sisi lain, seseorang bernama Peter telah lama menyusun strategi untuk menangkap Tristan. Hal itu dikarenakan dendam masa lalu, di mana ayah Peter bernama Omar Farid di tangkap. Di tambah dia baru tau kalau Tristan juga mengincar wanita yang ia cintai selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VICENZO ─ 19
Sementara itu, Tristan dan Albert pergi ke sebuah kafe. Saat itu mereka sedang mengikuti Peter, yang saat ini di curigai oleh Tristan. Tanpa basa basi, Tristan langsung duduk di meja yang sama tempat Peter duduk saat ini. Hal itu tentu membuat Peter terkejut dan berhenti menyantap makanan nya.
"Tuan Tristan. Kau di sini, "
"Aku selalu berada di mana pun musuhku berada, "
"Maksudmu apa Tuan. Saya tidak mengerti?"
"Ayolah. Aku hanya bercanda." Tristan mengembalikan suasana seakan-akan apa yang barusan dia ucapkan hanyalah candaan.
"Oh. Tuan ini selera humornya sangat rendah ya, "
"Kebetulan sekali ya kita bertemu di sini, "
"Kau benar Tuan. Kalau boleh tau─apa yang kau lakukan di sini Tuan? Kenapa tidak berangkat berkerja?"
"Aku tidak bekerja hari ini. Kemungkinan akan mengambil cuti beberapa hari." Tristan menatap Peter dengan sorot mata yang memancing.
"Apa kau tidak bertanya kenapa aku ingin cuti?" Tanya Tristan.
"Oh iya. Emang Tuan mau kemana?"
"Kami akan ke kota Hallam. Aku merindukan tempat tinggal ku." Mendengar itu, Peter terdiam sambil meneguk kopi di gelasnya. "Kami mampir sebentar ke kafe ini untuk memesan makanan." Tristan lalu meminta Albert untuk memesankan makanan dan minuman untuk mereka berdua. Tak berselang lama, makanan itu datang bersamaan dengan Peter yang baru menghabiskan makanannya.
"Tuan, sepertinya saya tidak bisa menemani mu sarapan. Tuan Leo saat ini tidak ada di kantor, dan saya harus segera ke kantor, "
"Oh tidak apa-apa. Selamat bekerja." Peter mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan kafe.
"Kak. Kau bilang padaku tadi di jalan, kita akan ke Paris, "
"Ayolah. Hanya perubahan kecil saja tidak jadi masalah, "
"Kak. Ini bukan soal perubahan, ini soal planning yang aku buat selama di Paris. Kau tau aku ingin sekali memancing. Bukan kah kau sendiri yang bilang kalau kita ke Paris untuk memancing?"
"Itu poin nya, "
"Huh?"
"Sebelum kita mendapatkan ikan, kita pasti membutuhkan umpan,"
"A─aku tidak mengerti. Apa maksud mu kita ke kota Hallam membeli umpan, lalu memancing di Paris? Kalau begitu sekalian saja kita membeli alat pancingnya di Bangkok, "
"Kau ini lambat sekali paham. Aku hanya ingin memancing Peter." Mendengar itu Albert seketika diam dan baru menyadarinya. "Kenapa kau tidak bilang drai awal sih kak?" sambung Albert. "Maafkan aku." Mereka kemudian fokus untuk menyantap menu sarapan simple pagi ini, dan bergegas terbang ke kota Hallam.
***
Sementara itu, Neroica dan Thony sejak malam hari sampai pagi belum beristirahat sama sekali. Thony mempunyai tenaga yang cukup kuat, sampai-sampai mampu menggendong Neorica sampai pagi hari. Neroica justru tertidur di belakang Thony. Hal itu membuat Thony tersenyum menyadari kalau Neroica tertidur. Tak berselang lama, Neroica terbangun dari tidurnya.
"Apa kita sudah sampai?." Tanya Neroica dengan suara yang sedikit berat, karena baru bangun tidur.
"Belum. Sepertinya masih jauh, "
"Apa kau tidak capek?"
"Tidak. Kenapa, apa kau capek?"
"Iya, "
"Aku yang menggendong mu, dan kau yang capek?"
"Aku capek melihatmu. Turunkan aku!." Thony lalu menurunkan Neroica, dan sementara waktu mereka beristirahat di bawah pohon. Neroica duduk sambil memegangi perutnya, karena dia mulai terasa lapar.
"Apa kau lapar?" tanya Thony.
"Hum. Ini sudah jamnya aku sarapan, "
"Kau tunggu sini. Aku pergi cari makanan, "
"Jangan lama-lama, "
"Aku tidak akan meninggalkanmu, "
"Bukan kau. Aku menunggu makanannya." Thony mengubah raut wajah yang tadinya senyum langsung datar. Ia kemudian pergi untuk mencari makanan. Setelah lama mencari Thony tidak menemukan apa-apa, kecuali pohon kelapa. Dia memanjat dan memetik dua buah kelapa lalu membawanya pada Neroica.
"Kelapa?"
"Gak ada makanan lain. Air kelapa murni juga baik untuk kesehatan, "
"Aku lapar bukan haus, "
"Kau baru bangun tidur, dan lebih baik bangun tidur itu langsung minum air kelapa murni." Thony menghantamkan keras kepala itu ke sebuah batang pohon yang cukup kuat, agar kelapa itu pecah. Setelah sedikit pecah, Thony memberikan kelapa itu pada Neroica. "Ini minumlah!" Neroica menerima kelapa itu dan mulai meminumnya.
"Apa kau takut?" Tanya Thony pada Neroica.
"Tidak. Aku percaya kalau kakak ku pasti akan menyelamatkan ku, "
"Kenapa kau bisa seyakin itu?"
"Karena kakakku sangat menyayangiku. Dan kau tau─dia tidak akan pernah tidur nyenyak jika belum menemukan ku, "
"Kau sangat sayang pada kakakmu?"
"Tentu, "
"Apakah kau pernah mengecewakan nya?"
"Tidak pernah. Karena─aku sudah berjanji pada diriku sendiri kalau aku tidak akan pernah mengecewakan kakakku. Dia sudah bersusah payah memberikan segalanya untukku, dan aku tidak mau menyia-nyiakannya." Ucapan Neroica membuat Thony terdiam mengingat kakaknya. Thony dan Neroica sebenarnya sama-sama mendapatkan perlakuan yang sama dari kakak mereka. Cuma bedanya, Neroica menggunakannya dengan baik sementara Thony malah menyia-nyiakannya.
"Kau kenapa diam?" tanya Neroica.
"Tidak. Sejujurnya aku sedang menangisi diriku sendiri, "
"Pftt. Kau galau?" Neroica menertawakan Thony.
"Kau kenapa ketawa?"
"Tidak ada lucu aja. Seorang Anthony Hilker bisa galau juga,"
"Aku galau bukan karena cinta anak jaman sekarang. Lebih tepatnya meratapi nasib diriku, "
"Apa yang kau pikirkan?"
"Sebenarnya sejak kecil aku sering mengecewakan kakakku. Kadang sampai membuat mereka menangis karena kelakuan ku, "
"Lalu?"
"Maksud mu lalu?"
"Iya, lalu─kau mau diam terus meratapi nasib mu yang sial itu sampai kapan?"
"Thony. Semakin lama usiamu akan semakin tua. Kalau kamu gak mulai dari sekarang, mau tunggu kamu tua?"
"Apa yang harus aku mulai, dan aku harus mulai dari mana?"
"Ada banyak hal. Yang pertama komitmen pada diri mu sendiri dulu, "
"Caranya?"
"Thony. Aku masih belum bisa berpikir saat ini. Gini aja, setelah kita selamat dari sini. Aku janji bakal ajarin kamu caranya komit sama diri sendiri dulu, gimana?"
"Boleh, "
"T─tapi gimana sama si Alice?"
"Emangnya kenapa?"
"Dia kan pacar kamu, "
"Lalu? Apa karena dia pacar ku orang lain tidak boleh berteman dengan ku?"
"Kau benar, baiklah." Mereka lanjut menghabiskan air kelapa itu lalu pergi untuk melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar.
Proses pencarian terus berjalan seharian penuh, namun tim pencarian belum juga menemukan keberadaan Neroica dan juga Thony. Di sisi lain, Lia terus menghubungi kakaknya namun tak juga ada jawaban. Shaleen bahkan datang ke kantor Tristan untuk menanyakan kabar mengenainya, namun tidak ada satupun yang tau keberadaan Tristan. Bahkan mereka juga tidak bisa menghubungi Tristan.
***
Keesokan harinya, Tristan sudah sampai di Hallam. Tristan dan Albert masih nampak enjoy belum memikirkan apa-apa. Mereka bersantai menikmati pemandangan kota Hallam setelah 5 tahun di tinggalkan.