“Ayo menikah! Setelah satu tahun mari kita berpisah!” —Arcelio Alexander.
“Oke kalau itu yang Bapak mau. Tapi setelah menikah saya tidak mau tidur satu ranjang dengan Bapak!” — Keyla Putri.
Keyla Putri terpaksa menerima perjodohan dan menikah dengan gurunya sendiri demi menyelamatkan perusahaan ayahnya yang terancam bangkrut.
Bagaimana kehidupan rumah tangga Keyla dan Lio setelah mereka menikah? Mengingat Lio adalah guru paling dingin dan menyebalkan di matanya.
Akankah tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26
Di dalam kelas, Keyla terlihat tidak fokus mendengarkan pelajaran. Keyla terus mengingat apa yang Lio lakukan padanya.
Keyla benar-benar tidak menyangka pria dingin, ketus dan menyebalkan seperti Lio ternyata sangat mesum.
"Nggak! Ingi nggak mungkin! Ciuman pertama aku diambil pak Lio? Berarti bibir aku udah nggak perawan lagi dong?!" gumamnya seraya mengusap bibirnya berkali-kali, berharap bekas ciuman Lio menghilang dari ingatannya.
Namun, bukannya menghilang, Keyla malah semakin terbayang dengan ciuman singkat mereka berdua satu jam yang lalu.
"Nggak!" pekik Keyla bangkit dari duduknya.
Sontak apa yang Keyla lakukan langsung mendapat perhatian dari teman-temannya yang lain, termasuk Jenny yang saat ini menatap bengong ke arahnya.
"Key, kamu kenapa?" Jenny menggoyangkan lengan Keyla, khawatir padanya.
"Hah? Aku kenapa?" Keyla menunjuk dirinya sendiri lalu menatap ke sekeliling, dimana semua mata tertuju padanya.
Dan sialnya, saat ini Miss Ivanka sedang menerangkan pelajaran bahasa inggris di depan. Wanita itu langsung menatap tajam Keyla.
"Keyla Putri, keluar kamu dari mata pelajaran saya!" teriak Miss Ivanka dengan nada tinggi. Suaranya berhasil memecah keheningan ruang kelas yang mencekam itu.
"S...saya Miss? Keluar? Sekarang?" Keyla terlihat seperti gadis bodoh.
Miss Ivanka berdecak kesal lalu melempar spidol yang ada ditangannya ke arah Keyla, tepat mengenai kepalanya.
"Aww!" Keyla meringis sembari mengusap jidatnya.
"Kenapa masih di situ? Keluar!" seru Miss Ivanka menahan kesal. Bagaimana tidak kesal, setiap mata pelajaran yang dia bawa Keyla selalu saja membuat masalah. "Lain kali kalau kamu mau curhat soal pacar kamu, jangan di jam pelajaran saya, ngerti?!"
Keyla terdiam.
Lagi-lagi ia dibuat bingung dengan ucapan Miss Ivanka. Memangnya kapan Keyla curhat tentang pacar pada gurunya itu?
"Sebentar lagi ujian, kamu harusnya belajar, bukan malah asik pacaran, Key." Miss Ivanka menasehati.
Keyla memutar bola mata dengan malas. Tidak di rumah tidak di sekolah, banyak mulut bawel yang selalu mengomelinya.
Keyla tahu, jika sikapnya ini salah dan berbanding terbalik dengan dirinya yang dulu. Semua karena Herman yang sudah tak lagi memperhatikannya.
"Get out, Keyla!"
Mau tidak mau, Keyla terpaksa keluar dari kelas. Tentu saja Keyla senang, akhirnya terbebas dari pelajaran bahasa inggris yang membuatnya pusing tujuh keliling.
Ditambah lagi sikap Miss Ivanka yang mulai aneh padanya. Apalagi setelah kejadian tadi pagi, semua murid menatap sinis kepadanya.
"Iya, saya keluar! Puas!" Keyla mengacungkan jari tengahnya ke arah Miss Ivanka lalu menyambar tasnya dan berjalan keluar tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Astaga, anak itu benar-benar nggak punya sopan santun!" gumam Miss Ivanka dengan menggelengkan kepalanya.
Dari banyaknya siswa di kelasnya, hanya Keyla yang nilainya paling anjlok. Padahal, dulu Keyla sering mendapatkan rangking pertama di mata pelajarannya.
"Tuh Miss Ivanka kenapa sensi banget sih sama aku. Emangnya aku salah apa coba?" Keyla mengaduk-aduk kesal minumannya. Makanan yang ia pesan juga belum ia sentuh sama sekali. Pikiran Keyla kembali tertuju pada Lio.
"Dasar mesum!" Keyla mengacak-acak rambutnya frustasi mengingat Lio yang tidak mau hilang dari pikirannya.
"Siapa yang kamu bilang mesum?" tanya seorang pemuda yang tiba-tiba duduk di samping Keyla dan memperlihatkan senyuman paling manis di wajahnya.
Keyla memalingkan wajahnya. Malas melihat sosok pemuda yang sedang menatapnya dengan penuh damba ini.
"Ngapain kamu kesini? Bikin mood aku nambah hancur aja tau nggak!" ketus Keyla berdiri dari tempat duduknya.
"Aku belum nyuruh kamu pergi, Key." Kevin menahan tangan Keyla hingga gadis itu kembali duduk. Meski dengan raut murka padanya.
"Mau apalagi tuan muda Kevin?" Keyla bertanya sembari melipat tangan di depan dada.
"Aku suka kamu, Key. Kamu mau 'kan jadi pacar aku?" Kevin meraih jemari Keyla dan menggenggamnya erat. "Please jangan tolak aku lagi," imbuhnya dengan kedua manik mata berbinar.
Keyla tertegun. Ini sudah ke lima kalinya Kevin menyatakan perasaanya dan Keyla selalu menolaknya.
Tanpa Keyla tahu, sejak tadi di balik dinding ada seseorang yang terus memperhatikan apa yang mereka berdua lakukan.
