Pembalasan Istri Yang Di Ceraikan Karena Dekil

Naura sudah bersiap-siap, karena dirinya akan berangkat ke Bandung untuk meninjau lokasi pembangunan cabang boutique nya. Pakaiannya sudah di masukkan di koper kecil, sengaja dirinya tidak membawa banyak baju, jika kurang akan di beli di sana saja nantinya.

Dirinya keluar kamar dan menuju ruang makan, bersamaan juga Ilham yang akan duduk. Naura sudah tidak tinggal sekamar dengan Ilham semenjak dirinya akan menggugat Ilham, makanya mereka baru bertemu di meja makan ini.

Sebenarnya Naura sangat malas untuk makan bersama Bu Lidya dan anaknya, karena menghormati Ayah Indra saja, Naura terpaksa ikut sarapan.

“Selamat pagi Ayah’’ sapa Naura tanpa menghiraukannya Lidya dan Ilham.

“Pagi Nau, Ayo sarapan!’’ balas ayah Indra.

“Iya Ayah, Naura makan roti dan susu saja.’’ ujar Naura sambil mengoleskan selai coklat ke rotinya.

“Dasar tidak sopan, emang nya aku ini bukan mertua mu apa sehingga tidak kamu hiraukan begini? Ini juga suami kamu juga nggak kamu layani seperti biasa nya. Kok aku lihatnya semakin hari menjadi saja kelakuan mau itu Naura. Udah bosan ya kamu jadi istrinya Ilham?’’ sentak Bu Lidya yang sudah tak bisa lagi menahan amarahnya

Sudah beberapa hari ini dirinya menahan diri untuk tidak menegur kelakuan cuek Naura ini. Menurutnya Naura sekarang sudah melewati batas nya. Sering keluar rumah, pulang hampir Maghrib atau malam, sudah tidak melayaninya dan paling membuatnya emosi tidak mau melayani sang suami.

Naura yang di ajak bicara hanya diam saja sambil terus memakan rotinya, terakhir menenggak gelas susunya. Makin menyala lah emosi wanita tua ini tak di anggap seperti ini.

“Kamu beneran sudah bosan sepertinya menjadi menantu ku dan menjadi istrinya Ilham!’’ lantang Lidya yang makin emosi.

Para lelaki masih diam menyimak, jika di larang juga tidak ada guna nya, karena Ayah dan anak ini sudah paham tabiat Bu Lidya.

“Bukan aku yang bosan Tante, tapi Ilham ini yang sepertinya sangat-sangat bosan dengan istri dekil seperti ku. Bukankah Tante juga tau jika Ilham sudah bosan dan malu?!’’ tekan Naura menohok hati keduanya.

Bukan hanya Bu Lidya yang terkejut mendengarnya, Ayah Indra tak kalah terkejut akan pernyataan Naura. Apa maksud menantunya ini... Ayah Indra beralih menatap sang anak menuntut jawaban. Tapi Ilham hanya memasang wajah polos seakan pura-pura tidak faham dimana arah pembicaraan Naura. Begitu juga Bu Lidya, dirinya menjadi ketar-ketir, takut pula di tanyain suaminya.

Naura beranjak mengemasi piring nya dan ayah Indra menuju westafel untuk mencuci piring. Setelahnya Naura kembali mengangkat kopernya.

“Yah, Nau pamit dulu!’’ ujar nya seraya mencium tangan Ayah Indra.

“Loh, loh, mau kemana udah siap pagi-pagi dan bawa koper lagi?!’’ tanya nya heran.

“Nau ada mengecek lokasi pembangunan boutique baru yah. Kan sudah Nau bilang tempo hari.’’ jawab Naura.

“Oh iya ya, lupa. Ya sudah, hati-hati disana. Salam sama orang tua erna.’’ ujar orang tua ini.

Naura hanya mengangguk, setelahnya langsung berbalik berjalan menuju keluar rumah, tanpa menghiraukan Ilham dan Bu Lidya. Ilham tak ingin ketinggalan lagi, dirinya segera menyusul. Ayah Indra melirik sang istri, tapi Bu Lidya pura-pura tidak melihat dan segera meninggalkan ruang makan, masuk kamar. Kini Ayah Indra makin penasaran, ada apa ini sebenarnya, terlihat jelas jika sang istri Seperi takut dan menyimpan sesuatu.

❤️

Sementara di luar rumah, Naura masih menunggu taxi pesanannya. Ilham langsung saja mencekal tangan nya.

“Apa maksud mu memanggilku dengan nama dan memanggil Ibu dengan sebutan Tante? Dan apa maksudmu tiba-tiba melayangkan gugatan?’’ ucap Ilham menekan kata-katanya berharap Naura takut.

“Kan sudah jelas, aku sudah melayangkan gugatan, tentu nya aku ingin bercerai. Setelah bercerai, tidak mungkin aku masih memanggil kalian seperti dulu.’’ balas Naura santai.

“Sampai kapan pun aku tidak ingin bercerai!’’ ucap Ilham.

“Itu kamu, Aku bahkan sudah tidak sabar!’’ Naura sengaja membuat Ilham kesal.

“Apa-apaan kamu Nau, kamu senang jika pisah dari ku? atau jangan-jangan benar, Kamj ada hubungan dengan bos ku!” Ilham malah cemburu pada Nicolas.

“Gila ya kamu! Yang suka berselingkuh siapa yang di tuduh Aku!’’ balas Naura telak.

“Ap... Apa maksud kamu?’’ Ilham agak gugup juga, tapi sebisa mungkin di tutupi nya.

Naura berbalik ketika mendengar suara mobil berhenti, segera Naura menginjak kaki Ilham. Otomatis Ilham kesakitan dan melepaskan cekalan tangan nya ke Naura. Kesempatan itu Naura ambil dan berlari menuju taxi. Naura akan menaiki taxi sampai kediaman Dea saja, setelahnya mereka akan memesan taxi lain, demi menghilangkan jejak dari ilham.

Ilham bukan main emosi nya, segera Dia mencari kunci di saku jas dan segala saku, tapi tidak ketemu. Makin kesal lah dirinya.

“Sial... Sial’’ Maki Ilham terlewat kesal.

.

Setelah menempuh perjalanan satu jam Naura, Dea, serta Erna dan Willy, kini mereka telah tiba di villa kebun teh keluarga mama Melda. Lokasinya berada di bandung barat. (icak-icaknya)

Disini terdapat dua villa, satunya untuk Willy dan Erna dan sebelahnya untuk mama papa nya jika menginap di bandung. Disini pemandangan nya begitu indah, apalagi jika malam menjelang malam. Maka akan disuguhi sunset yang begitu memanjakan mata.



❤️❤️❤️❤️

.

Sementara Nicolas sedang kesal di karena kan wanita yang mengaku dekat dengan nya, kini datang ke rumah nya. Berusaha mendekati mama nya.

Niko takut saja mama nya dengan mudahnya di percaya oleh wanita itu. Niko beranggapan, mama nya tidak setuju jika Niko menyukai istri orang, tentu saja jika ada gadis single tentu mama nya akan langsung setuju.

Niko turun ke bawah dan melewati kedua wanita itu begitu saja, sampai suara mama nya menghentikan langkahnya.

“Mau kemana Lang? Ini kok ada tamu kamu main pergi saja?’’ ujar mama Niko.

Celine yang mendengar kata tamu malah menjadi kesal. Padahal sudah di jelaskan dirinya teman dekat Niko, tetapi mama nya Niko seolah tidak mendengarnya.

“Elang ada kerjaan sebentar ma’’ ucapnya tanpa mendekati sang mama. Malas sekali dirinya karena Celine duduk dekat mama nya.

“Ya sudah, kamu hati-hati. Pulang nya jangan lupa beli martabak!’' pesannya.

Niko hanya mengangguk, tanpa pamit ke Celine Niko segera meninggalkan rumah.

Makin kesal saja hati Celine. Tapi berusaha di tutupinya dengan wajah sok baik nya itu.

“Celine, kue ini enak banget. kamu beli di mana?’’ tanya mama Niko.

“Oh, I didn't buy that from my aunt, I made it myself’’ balasnya mencari muka. Berpura-pura pintar membuat kue, padahal dirinya membeli di toko bakery.

Tentunya mama Niko ini mengetahui jika Celine ini berbohong, karena kue ini kue yang sering di beli di toko langganannya. Tapi, dirinya pura-pura saja tidak tahu mengikuti permainan Celine ulat bulu.

“Oh ya? wah, kebetulan sekali kalo gitu. Tante juga suka banget Lo bikin kue, tapi nggak terlalu bisa. Bisa nggak Minggu besok kita bikin sama-sama?’’ mama Niko malah menjebak.

Kini malah Celine yang kelabakan, Dirinya malah terjerat di permainannya. Celine memutar otak untuk memberi alasan yang masuk akal.

“Sorry aunt, I won't be able to this week. I'll go to Paris for a photo shoot there’’ balas Celine. Senang akhirnya mendapat ide cemerlang.

Mama Niko hanya tersenyum samar mendengar alasan murahan Celine. Niko sangka mama nya ini akan mudah terpengaruh, nyata nya mama nya lebih pintar jika hanya menghadapi ulat bulu seperti Celine. Tentu Dia akan memilih wanita baik-baik untuk anak nya, tanpa memandang status dan kekayaan.