Syakira sabira dijodohkan untuk menikah dengan seorang lelaki bernama Husain Ghani oleh ibunya. Sebab persahabatan kedua orangtuanya yang akrab syakira menerimanya. Sementara Husain Ghani tidak suka pada syakira. Namun keduanya tetap dipaksa menikah demi mempererat persahabatan kedua orangtuanya juga sebagai balas budi ayah husain pada keluarga syakira.
-------
"syakira kamu ga boleh bobok di sini, pokoknya kamu bobok di bawah titik tanpa koma. kamu harus nurut",ucap husain sinis.
"kamu aja yang dibawah aku kan cewek masak dibawah huh",kesal syakira.
"okee."
Akankah pernikahan mereka harmonis ataukah mereka tidak tahan pada kelakuan satu sama lain? kepoin yukk ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pangesticass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Husain menunggu di taman dekat dapur. Ia menunggu barangkali syaki langsung menjawab permintaannya itu.
Sembari meminum teh ia memperhatikan pintu kaca dapur itu. Tak muncul muncul juga sosok syaki yang ia tunggui.
Sementara itu di dalam kamarnya syaki malah tidak menyadari secarik kertas dari husain untuknya. Ia sibuk chatting dengan Akmal, berbagi cerita pengalamannya saat ujian sidang tadi.
"Ki. lagi apa?", tanya akmal.
"Balas chatmu. Gimana tadi ujian? Aman?"
"Saking gak amannya deg deg an. Kamu gimana? Aman?"
"Aman kok."
"Ki makan yok sama Liberta, Caca dan Scholastika. Mau ga? Di cafe biasa?"
"Hmm gimana ya? Aku ijin suamiku dulu ya?"
"Ok"
Syaki keluar kamar dengan daster andalannya. Dia menemui husain di taman sesuai dugaannya bahwa husain pasti di taman.
"Yang, aku ke cafe biasa ya sama teman teman", ijin syaki merangkul pundak suaminya sembari menatap wajahnya.
"Iya gimana tadi?",tanya husain temtang surat itu. Yang bahkan syaki saja tak sadar husain meninggalkan surat untuknya. Ia malah terfokus pertanyaan itu untuk pengalaman ranjang barusan.
"Nikmat banget makasih ya mas", balas syaki tersenyum puas sembari mengecup pipi suaminya.
"Ha??",kejut husain yang merasa salah sambung. Namun mendengar kalimat itu dirinya merasa gagah dan perkasa.
Melihat kepergian syaki masuk kembali ke kamarnya. Husain tersenyum geli.
Syaki syaki ternyata kamu suka aku gitukan kirain kamu yang malah gak mau. hehehehe. batin husain
Husain sama sekali tak berniat mengulang pertanyaannya secara langsung. Ia paham mungkin saja syaki belum membacanya.
Syaki buru-buru mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih tertutup dan sopan. Ia menggunakan gamis beserta setelan pasminanya.
Husain menghampiri syaki yang tengah berdandan di depan meja rias memoles wajahnya agar tidak layu.
"Dandan buat siapa nih ? Cantik banget ngalah ngalahin ketemu sama aku saja", tanya husain sinis.
Melihat kecantikan istrinya yang dipercantik untuk bertemu orang lain ia merasa cemburu. Merasa kecantikan syaki hanya pantas untuknya saja.
"Ketemu teman teman biar tidak sayu layu. Biar fresh enak dipandang."
Syaki menambah perona bibir itu menjadi ombre. Bagian luar pink sedang bagian dalamnya merah maroon nampak seksi sekali sangat menggoda. Pantaslah akmal terpikat.
Sudah pandai berdandan berduit sabar sholehah pula.
Lain dengan syaki yang nampak bersemangat, husain cemberut melihat kelakuan istrinya itu. Ia nampak tak suka jika istrinya lebih cantik untuk orang lain.
"Ngapain sih pakai gincu segala. Ini juga ngapain pink pink begini bawa matanya. Ini juga ngapain ini matanya pakai eyeshadow. Bisa ga gausah semenor ini. Ga suka aku", protes husain cemberut.
"Enggak menor kok. Ini kan serba pink. Pink kan warna soft bukan bold. Lagian ini juga tipis pakainya biar ga layu saja. Mas mau temani aku ga ke cafe?", tanya syaki menggenggam tangan suaminya.
"IHHH kii , hapus ga itu pink pink tuh", paksa husain memberinya kapas dan micellar water.
Syaki yang melihat tingkah husain malah kebingungan. Jelas dia bingung, baru kali ini ada yang memprotes dandanannya menor. Padahal biasanya kebanyakan orang bilang dandanan syaki kalem.
Syaki malah menjadi minder. Syaki berpikir husain malu memiliki istri sepertinya. Syaki malah menangkap kata menor itu sebagai hujatan menganggap dirinya norak dan kampungan. Ia sama sekali tak sadar jika husain sedang cemburu.
Husain cemburu sebab syaki teramat cantik dengan dandanannya itu yang entah untuk siapa bukan dirinya. Ia tidak mau syaki mencari perhatian pada lelaki lain. Baginya kecantikan syaki adalah haknya seorang.
Melihat syaki yang hanya mematung bak patung liberty. Husain pun reflek mengusap sendiri dandanan istrinya itu yang baginya menor.
"Pokoknya kalau keluar rumah ketemu teman gak boleh dandan begini. Kalau gak karena acara penting mas gak ijinin titik gak pakai koma."
Tegas husain sembari mengusap polesan make up istrinya dengan kesan terburu buru sebab kesal hatinya.
"Iya sudah iya."
"Kamu pakai ini saja sama ini."
Husain memberikan sebuah lipbalm putih dan sebuah celak kashmir.
"Iya makasih. Aku ulangi lagi ya ini dandanannya. Nanti mas mau ikut enggak?", tanya syaki memoles ulang.
"Iya aku ikut titik gak pakai koma."
"Iya."
Syaki berdiri mengikat tali pinggang di gamisnya yang membuat lekuk tubuhnya nampak. Tubuh syaki pun bak gitar spanyol. Walau tidak ketat tetap saja tubuh syaki nampak indah.
Membuat bola mata husain pun dengan tegas menolak keindahan itu untuk dipamerkan ke orang lain.
Spontan husain meregangkan tali pinggang itu dan membuat lekuk tubuh syaki tak nampak.
"Ini ikatnya jangan mentok mentok ya ki..Aduhh istriku ini", seru husain sembari memeluk syaki.
Syaki sendiri tidak paham mengapa husain demikian. Sebelumnya ia tidak pernah memahami satupun lelaki sebelum husain. Sebab itu syaki hanya patuh saja tanpa pertanyaan meski dalam pikirannya masih belum paham.
"Tubuhmu untukku ki..Bibirmu untukku...dan ini untukku",bisik husain di telinga syaki.
Syaki yang mendengar kalimat itu sontak langsung paham jika husain tengah cemburu terhadapnya. Ia langsung tersenyum geli menahan tawanya.
Tanpa syaki tahu husain juga mencintai hanum. Kira kira kapan ya syaki baca surat dari husain?
kepoin yuk..
jangan lupa like subscribed dan comment ya love you all my readers :) ;)
mampir juga di karyaku dong kak
1. ruang rahasia di kamar Tante feronica
2. mantanku naik pelaminan