NovelToon NovelToon
Tersandera

Tersandera

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Balas Dendam / CEO / Pembantu / Chicklit
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

Kisah seorang gadis yang terpaksa menjadi pelayan pebisnis misterius dan kejam agar organ tubuhnya tidak dijual oleh pria itu akibat ulah ibunya sendiri.

Namun, ia tetap berusaha melarikan diri dari sangkar Tuannya.

Sebuah rahasia besar sang CEO terkuak saat pelayan itu hadir dalam kehidupannya yang membuat pria itu marah besar dan berencana membuat hancur kehidupan gadis itu.

Bagaimana kelanjutan cerita mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

...****************...

Malam dikamar itu terasa sunyi, hanya suara napas pelan yang mengisi ruang di antara mereka. Damian yang seharusnya sudah terlelap justru masih terjaga. Ia berbaring di sisi Anna, tapi tatapannya tak lepas dari wajah wanita itu.

Anna tertidur dengan ekspresi yang tenang, kontras dengan dirinya yang gelisah. Rambutnya sedikit berantakan, beberapa helai jatuh ke wajahnya yang cantik. Tanpa sadar Damian mengulurkan tangannya dan menyelipkan helaian itu ke belakang telinga Anna. Sentuhannya ringan nyaris tak terasa seperti takut merusak ketenangan yang jarang ia lihat dalam diri wanita itu.

Sejenak, ia hanya diam mengamati.

Ada sesuatu saat ia melihat cara Anna bernapas teratur, bibirnya yang sedikit terbuka seiring hembusan napas yang membuat dada Damian terasa sesak. Aneh. Ia tidak terbiasa dengan perasaan ini—perasaan yang membuatnya terlalu lama memandangi seseorang, terlalu lama menganalisa tiap inci wajah yang kini begitu dekat dengannya.

Sebuah keinginan asing merayap dalam dirinya. Keinginan untuk menyentuh lebih lama, intim memastikan Anna tetap di sini... disampingnya.

Damian menghela napas lalu mengusap wajahnya sendiri seolah berharap bisa menghilangkan perasaan itu.

Sial.

Ini bukan dirinya. Ini bukan bagaimana seharusnya ia merasakan sesuatu. Tapi setiap kali melihat Anna, ia merasa seperti seseorang yang berbeda.

"Apa yang sudah kau lakukan padaku, Anna?" gumamnya nyaris tak terdengar.

...****************...

Anna mengerjapkan matanya perlahan saat sinar matahari pagi mencoba membangunkannya. Kepalanya masih terasa berat, tapi ada sesuatu yang terasa berbeda. Udara diruangan ini lebih hangat, lebih nyaman. Ketika kesadarannya mulai kembali sepenuhnya ia menyadari ada sosok pria di sampingnya.

Matanya melebar saat melihat Damian berbaring tak jauh darinya. Punggung pura itu menghadapnya dan napasnya terdengar teratur.

Anna mencoba menggerakkan tangannya, tetapi selang infus itu mengingatkannya pada kondisinya yang masih lemah.

Ia menghela napas pelan lalu berusaha untuk duduk. Namun sebelum tubuhnya benar-benar tegak, suara berat dan serak terdengar dari sampingnya.

"Jangan banyak bergerak."

"Aku baik-baik saja." gumam Anna, suaranya sedikit serak.

Damian perlahan berbalik, matanya menatap Anna dalam.

"Kau mengubah panggilanmu?" Anna mengerjapkan matanya. Ia tidak sadar telah memanggil dirinya aku bukan lagi menggunakan saya.

"Saya tidak sengaja."

"Lakukan seperti tadi saja. Dan kau, aku bilang jangan banyak bergerak." ulangnya. Anna menelan ludah, ia tahu pria ini keras kepala.

"Aku hanya ingin duduk sebentar," katanya mencoba bernegosiasi.

Damian menatapnya tanpa ekspresi lalu bangun dari posisinya, duduk ditepu tempat tidur. Satu tangannya terangkat menyentuh dahi Anna sejenak sebelum ia menariknya kembali.

"Kau masih panas," gumamnya. Anna sedikit terkejut dengan tindakan Damian yang tiba-tiba itu, tapi Ia mencoba untuk bersikap biasa.

"Aku hanya butuh sedikit udara segar."

Damian menggeleng. "Kau takkan kemana-mana."

"Aku hanya ingin keluar sebentar—"

"Tidak!" potong Damian cepat. Matanya sedikit menyipit. "Kau sakit, jadi tetap disini. Aku tak ingin kau pingsan lagi."

Setelah beberapa detik hening, Damian menghela napas lalu berdiri. "Aku akan menyuruh seseorang membawakan makanan ke sini." katanya sambil berjalan ke pintu.

"Damian.." pria yang dipanggil itu otomatis berhenti melangkah. "Terima Kasih," lanjut Anna dengan suara lembut.

Damian tidak menjawab. Ia hanya berdiri di tempatnya selama beberapa detik. Lalu tanpa mengatakan apapun, ia keluar dari kamu meninggalkan Anna dengan hatinya yang entah mengapa terasa lebih hangat daripada sebelumnya.

.

.

Next👉🏻

1
insos
bagus ceritanya 🙏🙏
Alen's Vy: Terima kasih dukungannyaaa💕
total 1 replies
insos
ia lah di tampar mana ada orang senang di cium orang asing egee 🤦🏽‍♀️
insos
waowwww
Semangat
deg degan bacanya thor😭
Semangat
kok susu sih thorr,😭
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
Alen's Vy: Terima Kasih.. ☺️otw singgah jugaa🤩
total 1 replies
Semangat
ini typo thorr
Alen's Vy: Iyaaa😭👍🏻
total 1 replies
Semangat
lanjut thorr
Semangat
Bagus banget, feel nya juga nyampe ke pembaca!
Alen's Vy: Makasih😍 Like dan komen ya, kritik saran juga boleh🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!