Kayla selalu gagal dalam membina hubungan dengan pria. Ia selalu saja di tinggal menikah.
Sebenarnya Kayla menerima takdir jika ia di tinggalkan kekasihnya menikah dengan orang lain, tapi ia tidak terima jika di tuduhkan menjadi penghalang mantan kekasihnya memiliki keturunan dengan istrinya.
Mampukah Kayla melawan tudingan itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Ketika mereka telah duduk di tempat yang di sediakan dan MC memulai acara, Gretta baru menyadari bahwa Marvin duduk di sebelah Kayla.
" Kok Kayla ada di tempat keluarga sih? " tanya Gretta dalam hati.
Ingin ia bertanya pada mamanya tapi nampak tidak memungkinkan karna MC baru saja mempersilahkan Gerrard untuk naik ke podium.
Setelah acara inti selesai, saatnya makan malam sambil ramah tamah bersama para tamu undangan. Saat itulah Marvin menagih janji pada Kayla.
" Tante, om dan opa sudah selesai, sekarang kita main yuk. " ajak Marvin.
" Kita harus makan dulu supaya ada tenaga untuk bermain. Marvin harus izin papa dan mama. " ucap Kayla sambil menunjuk ke arah orang tua Marvin.
Marvin melihat ke arah orang tuanya. Ia turun dari kursi dan menghampiri mereka.
" Papa dan mama kapan datang? Marvin dari tadi tidak ada teman. " adu Marvin.
" Maaf ya sayang, tadi kami ada sedikit pekerjaan dan jalanan macet. " ujar Gretta.
Tak lama ibu Belva menghampiri putri dan cucunya.
" Mama, mau tanya, kok ada Kayla di sini? " tanya Gretta.
" Oh..tadi Marvin tidak ada teman, papa dan mama sibuk menyapa tamu. Kebetulan Kayla datang mewakili atasannya. Ternyata Marvin kenal dengan Kayla. Kamu kenal juga dengan Kayla? " jelas ibu Belva.
" Kenal mama, kan Kayla yang menolong Marvin di taman waktu itu. " ucap Gretta.
" Oh..tadi Marvin juga ada cerita. "
Karna asyik berbincang, ibu Belva dan Gretta tak menyadari bahwa Marvin sudah bersama Kayla menikmati makannya. Marvin nampak menikmati hidangan yang ada di depannya.
Setelah makanannya habis, Marvin menghampiri oma dan mamanya.
" Marvin permisi mau main sama tante Kayla ya. Marvin sudah selesai makan kok. " ucap Marvin.
" Gimana ini mama? " tanya Gretta yang belum tahu akan kejadian sebelumnya.
" Tapi mainnya jangan jauh-jauh ya. Jangan buat tante Gretta repot. " pesan ibu Belva.
" Baik oma. " ucap Marvin sambil mencium tangan oma dan mamanya.
" Kok bisa Marvin dekat dengan Kayla? " tanya Gretta saat Marvin sudah berlalu.
Lalu ibu Belva menceritakan kejadian Marvin yang merasa bosan dan Kayla yang membujuknya dengan janji akan main bersama.
" Apa mama yakin? " tanya Gretta.
" Sangat yakin karna Kayla pernah menolong mama. " ucap ibu Belva.
" Ceritanya bagaimana mama? "
" Nanti saja saat di rumah. Kalian malam ini menginap di rumah ya. " ujar ibu Belva.
Saat acara masih berlangsung, Kayla mengajak Marvin ke taman yang ada di sebelah hotel.
Kayla mengajak Marvin bermain tebak-tebakan awalan huruf dan nampak Marvin sangat senang akan permainan itu.
Kayla dan Marvin terlalu asyik bermain sehingga tidak menyadari ada yang memperhatikan mereka.
" Ia kelihatannya sayang sama anak-anak ya, pa? " ucap ibu Belva pada pak Bernard.
" Iya ma, apalagi ternyata ia pernah menolong Marvin dan mama. Anaknya kelihatan sangat murah hati dan suka menolong. " balas pak Bernard.
Ternyata acara sudah selesai dan orang yang diperintah untuk mengawasi Marvin dari jauh, memberi tahu di mana mereka berada.
" Ternyata selain cantik dan pintar, dia juga penyayang. Siapakah dirimu sebenarnya? " gumam Gerrard yang ternyata memperhatikan Kayla dari tempat lain.
" Dia adalah wanita yang terlalu sering di sakiti laki-laki, sehingga ia menutupi semua dengan berusaha menyenangkan orang lain. " ujar Pedro tiba-tiba.
Gerrard terkejut mendengar perkataan Pedro.
" Sejak kapan kau di sini? Apa kau mendengar apa yang ku katakan tadi? " tanya Gerrard.
" Aku sudah dari tadi di sini, kau di panggil tapi tak mendengarkan ku, ternyata sedang melihat wanita spek bidadari. Aku tahu tentang dia dari Vita, pacarku. Mereka tinggal satu kostan. " jelas Pedro.
Mendengar penjelasan Pedro, Gerrard penasaran akan maksud sering di sakiti.
" Besok kau akan dengar sendiri ceritanya. Sebaiknya sekarang kau masuk karna beberapa kolega sedang menunggumu di dalam walau acara telah selesai. " ucap Pedro.
Akhirnya Gerrard dan Pedro masuk lagi ke ballroom, di susul rombongan Marvin dan keluarga.
Setelah sampai di dalam, Kayla pamit pada pak Bernard dan ibu Belva.
" Saya mohon pamit, terima kasih atas undangannya. Semoga perusahaan pak Gerrard semakin maju dan berkembang. " ucap Kayla.
" Terima kasih Kayla. Tapi kamu pulang dengan siapa? " tanya ibu Belva.
" Saya naik kendaraan online, tante. Saya permisi dulu. Sampaikan salam pada pak Gerrard dari pak Alvin karna nampaknya beliau sedang berbincang dengan tamu. " ujar Kayla sambil melihat ke arah Gerrard.
" Baiklah, hati-hati di jalan ya. " ucap ibu Belva.
Kayla pun melangkahkan kakinya keluar dari ballroom. Sampai di lobi, ia memesan ojek online.
Sudah hampir 15 menit Kayla menunggu, tapi nampaknya ojek yang di pesan agak terlambat datang karna lalu lintas malam minggu di daerah itu agak padat.
Saat Kayla pamit tadi, Gerrard memperhatikannya tapi ia tidak bisa meninggalkan koleganya begitu saja.
Ketika tamu undangan semua telah pulang dan keluarga besar bersiap hendak meninggalkan ruangan itu, Gerrard memerintahkan Pedro untuk mengatur EO yang bertugas dan ia akan pulang sendiri.
Kini Gerrard melihat Kayla yang masih menunggu di lobi hotel. Rasa penasaran akan pribadi Kayla membuat Gerrard menghampirinya.
" Kamu belum pulang? " tanya Gerrard.
" Eh..pak Gerrard. Ini sedang menunggu pak, agak sedikit macet. " jawab Kayla.
" Sebaiknya kamu ikut saya karna malam akan semakin larut. "
" Tapi pak... "
" Saya tidak menerima kata tapi. " potong Gerrard saat mobilnya tiba di antar petugas valet.
" Maaf pak, tapi kendaraan yang saya pesan sudah tiba. " ujar Kayla menunjuk mobil online yang baru tiba.
Gerrard menghampiri mobil itu, berbicara sebentar kemudian menyerahkan beberapa lembar uang kepada sopir tersebut. Tak lama kemudian sopir itu berlalu meninggalkan Kayla.
" Lho, kok malah pergi mobilnya. Bapak bicara apa sama sopirnya? " tanya Kayla.
" Saya hanya bertanya tarifnya dan membayarnya karna kamu ikut saya pulang. " jawab Gerrard.
Kayla yang tidak ingin berdebat dan membuat keributan, akhirnya menuruti permintaan Gerrard.
Sepanjang jalan mereka hanya diam. Kayla terus memandang ke jendela samping karna merasa tidak nyaman berada di dekat Gerrard. Ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat.
" Ini kenapa ya, lebih nervous dari presentasi di depan banyak pejabat? " tanya Kayla dalam hati. Ia berusaha menetralkan suasana hatinya.
" Ternyata kalau dari dekat, terlihat sekali cantiknya. Kok aku seperti tak rela orang lain ikut melihat kecantikannya. Apa aku cemburu? " tanya Gerrard dalam hati. Sambil menyetir, terkadang Gerrard mencuri pandang pada Kayla.
Setelah lama saling diam, Gerrard membuka suara.
" Kamu tinggal di mana? " tanya Gerrard.
" Saya turun di kantor saja, pak. " jawab Kayla.
" Sebaiknya kamu turun di tujuan karna tidak baik malam begini wanita jalan sendirian, apalagi dengan pakaianmu seperti itu. "
" Apa ada masalah dengan pakaian saya? Saya rasa ini masih sopan. "
" Memang sopan, tapi akan memancing orang yang berniat tidak baik karna yang kau kenakan adalah pakaian pesta. "
Merasa pendapat Gerrard benar, Kayla menuruti Gerrard dan akhirnya memberitahu alamat kostannya.