Penampilanya sedikit gemulai, wajahnya mirip orang Korea tapi sebenarnya dia keturunan Jepang. Jiro Itsuki Takahashi, model rintisan di Korea. Memiliki wajah tampan dan gemulai, dia menikahi gadis Indonesia bernama Namira Isyana Saraswarti. Pernikahan mereka kurang di restui oleh kedua orang tuan Namira yang seorang pengusaha dan pebisnis sukses.
Mereka menginginkan kedua anak perempuannya yang berpendidikan tinggi mendapat suami yang sukses juga seperti keluarganya. Mereka menginginkan menantu yang sesamanya bergerak di bidang bisnis juga agar perusahaan dan bisnisnya bisa mrnjadi besar dan menguasai seluruh Asia.
Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Jiro Itsuki Takahashi itu, mereka meremehkan Jiro yang seorang model yang gemulai. Padahal dia sebenarnya memiliki dunia lain yang sangat kuat dari pekerjaannya sebagai model.
Siapakah Jiro Itsuki itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Mencari Tahu
Tuan Aleandra duduk di kursi kerjanya sambil menatap ke arah jendela dengan pemandangan gedung bertingkat. Pikirannya benar-benar kacau setelah memecat tiga orang bawahannya. Bukan karena dia menyesal, tapi seseorang yang telah mengusiknya. Di tambah lagi kini anaknya pergi dengan laki-laki yang selama ini dia benci.
Entah kenapa akhir-akhir ini semua kacau sejak kedatangan Jiro, merusak acara pertunangannya, tiba-tiba sahamnya di beli orang lain dan kini rumah produksinya sedang kacau akibat ulah laki-laki itu.
Tuan Aleandra memutar kursinya dan memukul meja dengan keras, membuat benda-benda di atas meja itu bergetar berpindah tempat beberapa Senti.
"Siapa laki-laki itu sebenarnya? Kenapa bisa dalam satu bulan ini sudah merusak semua rencanaku, di tambah lagi dia menyusup ke kantorku mengaku sebagai model. Heh, benar-benar laki-laki aneh dan misterius," gumam tuan Aleandra.
Beberapa menit, pintu di ketuk dan terbuka. Muncul Rania membawa berkas di tangannya, gadis itu melihat wajah papanya sedang tegang, dia tahu papanya sedang marah sambil berpikir. Rania berdiri di samping meja masih memperhatikan papanya secara seksama.
"Papa sedang apa?" tanya Rania.
Tuan Aleandra menoleh pada anaknya tanpa melihat wajah gadis itu, lalu mendengus kasar dan menyandarkan punggungnya di kursi.
"Kamu bawa apa?" tuan Aleandra melirik tangan Rania yang membawa berkas.
Rania menyodorkan berkas itu di meja kerja tuan Aleandra, membuka berkasnya.
"Papa harus tanda tangan ini, sudah lama sekali berkas ini belum di tanda tangani. Papa sangat sibuk sekali akhir-akhir ini," ucap Rania.
Tuan Aleandra pun mengambil bolpoin lalu membubuhkan tanda tangan sesuai tempatnya, Rania memperhatikan papanya menanda tangani dengan cepat. Dia tersenyum setelah tanda tangan itu selesai, lalu melangkah menuju sofa.
"Rania, apa kamu mau papa tugaskan pergi keluar negeri?" tanya tuan Aleandra, dia berdiri lalu melangkah mendekati anaknya.
"Keluar negeri? Kemana? Papa mau buka cabang baru di luar negeri?" tanya Rania.
"Pergilah ke Korea, cari tahu tentang laki-laki itu. Sejak tadi papa memikirkan laki-laki sialan itu dan cari tahu juga di mana adikmu berada," jawab tuan Aleandra.
"Papa peduli dengan Namira?" tanya Rania.
"Papa tidak peduli, tapi papa penasaran dengan laki-laki itu. Tentu saja kamu harus menemukan adikmu untuk menggali informasi tentang laki-laki yang mengaku sebagai suaminya. Heh, menyebalkan sekali. Papa ingin sekali menampar wajah sombongnya itu, sungguh memuakkan," ucap tuan Aleandra dengan kesal.
"Lalu aku harus pergi kemana? Ke Korea? Berapa lama? Bagaimana dengan pekerjaanku di sini?" pertanyaan Rania memberondong pada papanya.
"Kamu jangan khawatir, papa yang akan mengurusi semua di sini. Kamu cukup pergi ke Korea saja satu Minggu atau satu bulan bila perlu. Papa benar-benar ingin tahu siapa dia sebenarnya, kenapa bisa berani sekali datang dengan angkuhnya," ucap tuan Aleandra lagi.
"Baiklah. Lagi pula aku juga butuh liburan, jika itu yang papa perintahkan aku akan melakukannya," ucap Rania.
Setelah berdiskusi cukup lama, Rania pun pergi dari ruang kantor papanya meneruskan lagi pekerjaannya itu.
_
Keberangkatan Rania ke Korea cukup mengagetkan nyonya Isabella yang secara mendadak itu, perempuan itu ingin sekali liburan tapi suaminya selalu melarangnya. Meski begitu, dia ingin ikut dengan anak sulungnya.
"Kenapa papa tidak mengajak mama ikut denganmu? Mama juga ingin liburan ke Korea," ucap nyonya Isabella ketika melihat Rania sedang mengepak barang-barangnya dalam koper.
"Ini bukan liburan ma, ini kerjaan yang di khususkan aku yang melakukannya. Aku harus mencari tahu tentang laki-laki-laki itu, siapa dia sebenarnya," ucap Rania.
"Maksud kamu, laki-laki yang membawa kabur Namira?" tanya nyonya Isabella.
"Ya, jika mama ikut. Nanti pekerjaanku yang jadi terbengkalai, mama akan minta jalan-jalan terus di sana. Ya, walau pun aku juga ingin liburan," ujar Rania.
"Nah, itu dia. Mama juga mau tahu siapa laki-laki itu, katanya model di Korea. Kalau dia model tentu banyak yang tahu dia model dari mana? Dan apa dia model kelas bawah yang masih merintis, di Korea itu tidak mudah jadi artis. Banyak sekali rintangannya, harus ini dan itu pada manajemennya. Siapa dia sampai berani datang kesini mengaku model dan membawa kabur adikmu," ucap nyonya Isabella.
Rania menghentikan kegiatannya, dia menatap mamanya. Sedikit kaget dia pada perempuan yang sudah melahirkannya dua puluh lima tahun lalu itu.
"Mama rupanya tahu banyak tentang entertainment di Korea?"
"Karena mama suka dengan drama Korea, mama suka cari tahu artis-artis atau idol K-Pop."
"Oh ya? Waah, mama ternyata pecinta Drakor dan K-Pop ya. Hah, lucu sekali. Setua mama masih suka dengan hal-hal tentang artis Korea, aku bahkan tidak tahu artis negeri sendiri karena sibuk bekerja," ucap Rania seakan mengejek mamanya.
"Jangan menyepelekan apa yang mama lakukan, setidaknya mama bisa membantu kalian. Lagi pula, mama juga punya teman di Korea yang bisa mencari tahu tentang laki-laki itu. Dia itu bekerja di agensi terkenal, jadi dia tahu artis atau model di Korea itu," kata nyonya Isabella lagi.
Rania terdiam, tidak percaya juga mamanya tahu banyak tentang idol Korea. Itu bisa membantunya untuk mencari tahu siapa sebenarnya Jiro, dan dari manajemen apa dia bernaung. Tentu itu bisa di dapatkan jika mamanya dia ajak pergi ke Korea.
"Baiklah, mama sepertinya akan banyak membantuku dalam pekerjaan ini. Aku akan bilang sama papa, kalau mama sangat berguna nantinya di Korea. Jadi mama akan ikut denganku," ucap Rania.
"Waah, benarkah? Kalau begitu mama akan siap-siap."
Dengan senang hati perempuan hampir paruh baya itu keluar dari kamar Rania. Gadis itu hanya tersenyum saja, kemudian dia mengambil ponselnya dan menghubungi tuan Aleandra.
"Halo pa."
_
_
******
bilang aja nikah jgn pake katedral Thor Krn merujuk ke agama katolik dn aturannya kalau mau nikah itu ribetttt butuh waktu berbulan2 Krn wajib ikut kursus utk menikah jd ga mgkn bgt eluarga ga tau 😂😂 mending diganti deh tor mumpung msh blm panjang sayang ceritanya lumayan kesannya jd penyesatan