remaja cantik namun sederhana yang mencintai seorang murid baru yang sangat tampan. dirinya mencintai dalam diam, karena dirinya yang sadar diri. walaupun begitu, ternyata pria itu merasakan kalau gadis cantik itu menyukainya , dan malang untuk si gadis.karena cintanya tetap tidak terbalaskan. dan semakin tragis buat si gadis, setelah pria itu tahu kalau wanita yang punya rasa padanya itu ternyata adik dari musuhnya .bahkan seakan-akan nasib buruk itu selalu berpihak pada gadis itu. karena pada akhirnya pria itu malah menjadi saudara tirinya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sakit
" Maaf! " kata Berly walau sedikit merasa tanpa dosa.
Setelah itu Nathan kembali diam. dan ternyata Berly tidak menyerah, dirinya masih di bangkunya dan seolah menunggu Nathan. " apa kamu tidak makan? " tanya Berly sangat lembut. dan Nathan hanya menjawab dengan tatapan saja.
" Baiklah,,, kalau begitu aku keluar dulu! " kata Berly dengan genitnya.
Brakk..
Nathan langsung terlonjak dan seketika melihat ke arah yelse. yang dimana baru saja Berly menggebrak mejanya untuk mengganggu tidurnya.
Saat ini yelse sedang duduk tegak. tentu saja karena dirinya yang kaget atas kelakuan Berly barusan. namun dia tetap diam dan melihat kepuasan Berly saja.
Sebelum yelse kembali meletakkan kepalanya di meja. tanpa sengaja matanya melihat Nathan yang ternyata menatap penuh padanya, tatapan keduanya sempat bertubrukan untuk beberapa saat. namun setelah sadar yelse langsung mengganti posisi, dia memutar kepalanya untuk menghindari tatap muka dengan Nathan. kemudian melanjutkan tidurnya.
Namun Nathan masih menatapnya penuh walau dari belakang , Nathan tahu kalau gadis itu sedang sakit . karena biasanya gadis itu akan langsung belajar lagi setelah semua anak-anak pergi.
Di kantin Berly ternyata sudah menunggu Nathan "Hai ,,, Nathan,,, sini! " panggil Berly sambil melambaikan tangan. dan setelah Nathan melihat ke arahnya dia langsung mengangkat piring makanan untuk Nathan yang di siapkan untuknya.
Dan ternyata reaksi Nathan hanya diam dan melihat saja. setelah itu dia mengambil apa saja yang tersisa. Nathan makan dengan sangat cepat . dan setelah itu dia kembali ke kelas, dirinya membeli sebuah roti dan air putih untuk di bawa masuk ke kelas itu.
Tok,,, tok
Nathan mengetuk pelan meja yelse dengan kedua jarinya yang di tekuk. yelse langsung terbangun. dan melihat Nathan yang sudah berdiri di sampingnya.
" Makanlah, setelah itu minum obat Ini! " kata Nathan perhatian. Yelse sempat kaget dengan sikap Nathan padanya.Matanya tampak berembun, dan Nathan melihat itu.
"Terimakasih! " ucap yelse sangat lirih. setelah roti dan air minum di terimanya, Nathan langsung kembali duduk di bangkunya. tampak yelse yang masih menatap Nathan.
Yelse merasa sangat terharu. ternyata ada orang lain selain kakaknya yang perhatian padanya. dan dia pelan-pelan memakan roti itu. tampak dengan mata basah yelse terus mengunyah. bahkan tangannya mengusap air matanya beberapa kali.
Nathan melihat yelse yang menangis ketika dirinya makan. rasa penasaran tentang sosok gadis cantik itu semakin kuat , " apa kamu sangat kesakitan sekarang? " tanya Nathan memecahkan keheningan.
Mendengar pertanyaan Nathan yang di tujukan padanya, sontak yelse langsung melihat ke arahnya " tidak,,, Terima kasih. nanti akan aku ganti ini! " jawab yelse sambil menunjukkan roti di tangannya. Nathan masih menatapnya dan diam tidak menjawab janji yelse padanya.
Sepulang kelas tampak yelse yang menunggu semuanya keluar dulu. padahal biasanya dia selalu berlari nomor satu. karena dirinya yang harus bekerja. dan kali ini dia tidak ingin memaksakan diri.
Berly yang sudah beranjak melihat yelse yang masih memasukkan bukunya. dia sedikit terheran melihat yelse yang masih di sana. kemudian dengan keisengannya dia membawa langkahnya mendekati yelse.
" Tumben-tumbenan kamu masih di sini. apa tidak bekerja lagi kamu. sudah kaya sekarang?! " olok berly. namun yelse diam seolah tidak mendengar itu. bahkan tangannya masih sibuk dengan apa yang dia lakukan.
" Ahk,,,! " yelse langsung meringis, bahkan kepalanya langsung mendongak. karena berly yang menjambak rambutnya dan menariknya ke belakang. tentu saja karena Berly yang tidak suka di abaikan.
" Ayo! " ucap Nathan sambil menarik tangan yelse. membuat Berly yang masih memegang rambut yelse langsung melongo sambil menatap Nathan.
" Lepaskan tanganmu! " kata Nathan sambil menatap tajam pada Berly. sontak berly pun langsung melepaskan tangannya. dan terlihat pasrah.
Setelah yelse selesai merapikan buku kedalam tasnya, Nathan langsung menyambar tas yelse, dan yelse langsung berdiri dan mengikuti langkah Nathan pergi dari sana. meninggalkan Berly dengan rasa tidak percayanya.
Langkah Nathan ternyata terlalu cepat dan lebar. membuat yelse yang dalam keadaan tak berdaya, menjadi sulit untuk mengimbanginya. sehingga dirinya memutuskan untuk jauh tertinggal dari Nathan. dan berjalan dengan kekuatan yang di punyanya saat ini.
Merasa kalau dirinya tidak lagi mendengar langkah kaki lagi, Nathan pun menoleh kebelakang. ternyata yelse memang jauh tertinggal di belakang. Nathan berhenti dan melihat pada yelse yang seperti terseok.
Awalnya Nathan berpikir untuk tidak menghiraukan yelse. karena mereka yang memang tidak terlalu akrab. namun karena matanya semakin melihat yelse yang hampir terhuyung. diapun memutuskan untuk kembali pada yelse.
Yelse melihat Nathan yang berjalan ke arahnya. dan berhenti di depannya saat ini. kemudian dirinya membungkuk dengan tangan yang tiba-tiba bergerak untuk menggendongnya.
Tanpa berucap apapun Nathan melakukan itu. membuat yelse yang di gendongannya menatap cengoh. bahkan matanya berkedip beberapa kali untuk memastikan apa yang terjadi saat ini.
" Ah,, turunkan aku, biarkan aku jalan sendiri. tidak enak jika ada orang melihatnya! " ucap yelse sambil memberontak untuk turun.
Nathan langsung berhenti namun tidak untuk menurunkan yelse. " apa kamu bisa diam! " katanya terlihat dingin.
" Maaf, tolong turunkan aku! aku takut ada yang melihatnya! "
" Biarkan saja! " jawab Nathan.
" Jangan begitu aku benar-benar tid___! "
" Aku akan membawamu sampai ke klinik! " sahut Nathan cepat .
" Aku mohon turunkan aku,,,,! aku tidak mau berurusan dengan Berly lagi! " kali ini yelse benar-benar memohon pada Nathan, dengan suara yang sangat lirih dan bergetar menahan tangis.
Dan barulah Nathan berhenti dan melihat pada yelse yang seperti ketakutan. kemudian pelan-pelan dia menurunkan yelse.
Wajah gadis itu menunduk sambil membungkuk "Terima kasih! " ucap yelse tanpa melihat wajah Nathan. padahal yelse sedang menahan tangis sekarang.
Kemudian yelse kembali berjalan, namun Nathan tampak masih berdiri dan melihat pada yelse yang berjalan duluan , selang beberapa langkah yelse berjalan.
Brukh....
Yelse langsung terjatuh tidak sadarkan diri . Nathan langsung berlari mendekat dan langsung kembali menggendong yelse yang tidak berdaya.
Tanpa Nathan sadari ada sepasang mata Berly yang melihat itu. dan saat ini dia sedang menatap bengis dengan apa yang di lihatnya.
Di sinilah saat ini yelse berada, di sebuah rumah sakit yang tidak jauh dari tempat sekolahnya. Nathan yang membawanya sampai ke sana. setelah di tangani oleh dokter akhirnya diapun tertidur.
Nathan yang masih di sana mendengar ponsel yelse berbunyi , tangannya terulur untuk mengambilnya. dia melihat ada panggilan masuk dari adelle , Nathan menatap lama karena dia ragu untuk menjawab panggilan itu.
Dan ternyata panggilan itu terjadi beberapa kali, sehingga Nathan yang mulai risih terpaksa mengangkat panggilan itu. dan membawanya ke telinganya.
" Hai,,, yelse, cepat datang nanti bos akan ke sini, kamu harus cepat. aku tidak ingin terjadi masalah lagi denganmu. ! kamu sudah sampai mana. aku benar-benar panas dingin karena menunggumu saat ini! " Nathan belum bersuara namun yang di sana sudah menjejal dengan suara lantangnya.
Merasa yang di seberang tidak menyahut adelle pun kembali bersuara " halo,,, yel,,, kenapa hanya diam saja, kamu sudah sampai mana?__ "
" Dia di rumah sakit! " Nathan akhirnya bersuara. dan seketika yang di sebrang sana terdiam. namun hanya untuk beberapa detik.
" Maaf, apa aku tidak salah dengar? " tanya adelle yang sedikit shock.
" Hmm! " jawab Nathan.
" Maaf apa saya bisa meminta bantuan anda! tolong jaga dia ya,,, sampai aku ke sana. aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu. apa anda bisa.?" adelle terdengar sangat panik dan juga memohon.
" Maaf tapi aku har__! "
" Tolong aku tuan. dia tidak punya siapapun. aku akan langsung ke sana setelah pekerjaanku selesai! " di sinilah Nathan terdiam. setelah itu dia mendengar adelle yang sepertinya menangis memohon padanya agar menjaga gadis yang sedang tertidur di ranjangnya itu.
" Baiklah! "
" Terima kasih tuan, sudah ya,,, saya harus kembali bekerja. Terima kasih banyak! " sahut adel yang terdengar sangat tergesa. dan panggilan itupun terputus.
Nathan benar-benar di sana menjaga yelse. sambil bermain ponselnya tanpa terasa sudah tiga jam lamanya dia di sana. sampai akhirnya yang menyuruhnya untuk menunggu itu datang juga.
Ceklek...
Pintu terbuka, adelle langsung berjalan ke arah ranjang dengan menangis. padahal saat ini Nathan sedang melihatnya. namun adelle masih tidak menghiraukan pemuda tampan yang di mintai bantuan olehnya itu.
Nathan melihat tangisan iba dari airmata adelle atas yelse saat ini. sehingga membuat Nathan yang tidak begitu tahu dengan sosok yelse menjadi ingin tahu.
" Kenapa kamu menangisi dia sampai seperti itu.!" tanya Nathan pada adelle. wanita yang baru saja datang langsung tersadar kalau masih ada seseorang di sana. dan Nathan masih menatapnya sangat dalam.dan itu membuat adelle merasa malu dan bersalah.