Zian jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis berwajah manis yang kemudian hari dia ketahui gadis itu bernama Alula. Kisah cinta nan manis pun terajut. Namun, sisi kelam kehidupannya Alula membuat Alula akhirnya memilih pergi tanpa alasan.
Lima tahun kemudian mereka dipertemukan kembali sebagai komandan Zian Wibisana dan Dokter Alula Putri Tanoe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menang
Saat Alula tengah asyik mengajari Zian cara membuat pesawat dari kertas, cowok tampan itu justru mengarahkan pandangannya ke buku sketsa gambar yang tergeletak di atas sofa.
Zian mengambil buku sketsa gambar itu dan sontak membeliak kaget sambil menyemburkan, "Ini kamu yang nggambar?" Zian menatap gambar dirinya yang sedang tidur.
Alula menoleh kaget dan langsung merebut buku sketsa gambar itu lalu mendekapnya.
"Kamu bisa nggambar?"
Alula menganggukkan kepala.
"Aku mau lihat" Zian menyentuh ujung atas buku sketsa gambar yang didekap oleh Alula.
Alula dengan cepat memindahkan buku sketsa gambar itu ke belakang punggungnya.
Zian terkekeh geli, "Hei, Nona, itu wajahku dan aku pengen lihat boleh dong"
Alula tersenyum malu sambil menggelengkan kepalanya. Lalu, gadis manis itu berteriak sambil bangkit berdiri dengan cepat, "Ah! Sudah jam satu. Aku mandi dulu" Alula dengan cepat berlari ke kamarnya sambil mendekap buku sketsa gambarnya
Zian mendelik kaget lalu terkekeh geli. "Aku tunggu kamu di sini ya!" Teriak Zian.
"Iya" Sahut Alula sambil terus berlari.
"Dia menggemaskan banget kalau tersenyum malu-malu meong kayak tadi" Zian terkekeh geli sambil menggaruk rambutnya dengan jari jemari tangannya dan duduk di sofa.
"Nggak nyangka dia punya bakat melukis. Gadis manis yang aku cintai memang penuh kejutan dan aku semakin mencintainya" Zian tersenyum lebar dengan jantung berdebar indah.
Beberapa jam kemudian, Alula dan Zian sudah duduk di dalam mobil sportnya Zian. Zian dan Alula sudah mandi.
"Kenapa kamu nggak mau jawab kapan kamu nggambar wajahku pas tidur?"
Alula menoleh ke Zian, "Aku malu"
"Oh, pasti pas kamu melompat ke balkon kamarku dan tidur di kamarku waktu itu, ya?! Hahahaha, apa kamu sudah menyukai aku waktu itu?" Zian menoleh sekilas ke Alula dengan tawa lebar.
"Mana ada seperti itu" Alula menepuk pelan bahu Zian lalu melanjutkan ucapannya, "Aku hanya ingin berterima kasih ke kamu dengan melukis wajah kamu, tapi belum selesai jadi aku tidak biarkan kamu melihatnya. Belum saatnya kamu melihatnya"
"Sudah bagus, kok. Apanya yang belum selesai? Kamu kasih aja ke aku dan aku akan membingkainya lalu aku pasang di kamarku"
"Belum selesai, Zian. Nanti kalau sudah selesai akan aku kasih ke kamu"
Zian mendengus geli sambil mengusap pipi Alula dan berkata, "Baiklah"
Alula lalu menjatuhkan tangan Zian dan menggenggam tangan itu.
Zian terkekeh geli dan berkata, "Tanganku sebenarnya ada apanya sih? Kenapa kamu suka banget menggenggamnya?"
"Ada kehangatan" Sahut Alula dan Zian kembali mendengus geli.
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswa Universitas Bina Bangsa. Oleh karena itu, semua mahasiswa rela berdesakan untuk antre membeli tiket masuk ke stadion basket yang mewah dan luas sesuai standar internasional. Stadion basket kebanggaannya Universitas Bina Bangsa.
Mereka bahkan rela duduk berdempetan dan mengabaikan panas terik matahari yang masih menyengat kulit mereka di jam tiga sore.
Alula duduk di bangku paling depan dan Zian menemani Alula duduk sebentar sebelum dia masuk ke ruangan briefing bersama pelatih dan teman satu timnya.
Zian terus menatap Alula dari arah samping saat gadis manis pujaan hatinya itu mengedarkan pandangannya ke seluruh stadion basket.
Zian tersenyum bahagia lalu bertanya ke Alula, "Kamu suka berada di sini?"
Alula menoleh ke Zian lalu menatap wajah tampan pacarnya dengan dua kali mengerjap. Senyum lebar masih menghiasi wajah manisnya Alula.
"Dari tadi aku perhatikan kamu tersenyum lebar dan mengedarkan pandanganmu tanpa henti"
Alula terkekeh malu lalu berkata, "Ini pertama kalinya aku duduk di stadion basket universitas ini. Ternyata besar dan bangkunya bersih juga nyaman untuk dipakai duduk"
Zian tersenyum lebar lalu dia menggenggam tangan Alula dan berbisik di telinga Alula, "Dan ini pertama kalinya aku akan bermain basket bersama pacarku yang duduk di bangku paling depan. Aku akan menyumbangkan kemenangan untuk pacarku yang manis ini"
Alula tersenyum lebar dengan rona merah di wajahnya.
Zian mengecup cepat pipi Alula lalu bergegas berdiri kemudian berlari dengan cepat ke tengah lapangan sambil melambaikan tangan ke Alula.
Wajah cowok tampan itu tampak sangat semringah. Alula mendengus geli lalu gadis manis itu menyentuh pipinya di bekas kecupannya Zian sambil menoleh ke kanan, ke kiri, dan memutar kepala ke belakang.
"Fiuuhhhh! Sepertinya nggak ada yang memperhatikan Zian pas Zian mengecup pipiku. Semua tengah asyik berbincang-bincang" Alula tersenyum lega lalu mengarahkan pandangannya ke depan.
Host Pertandingan basket antar fakultas Universitas Bina Bangsa menyuarakan, "Pertandingan basket antar fakultas akan segera dimulai, dan tim basket fakultas teknik komputer akan berhadapan dengan tim basket fakultas kedokteran forensik"
Semua mahasiswa termasuk Alula bertepuk tangan dengan penuh semangat saat semua pemain basket memasuki lapangan.
Zian Wibisana, sebagai kapten tim basket fakultas teknik komputer, merasa sangat bersemangat apalagi saat ini dia ditemani pacarnya yang duduk di barisan penonton paling depan.
Zian mendengus kesal saat dia melihat Raymond berlari mendekati Alula.
Raymond bertanya, "Kamu tumben nonton basket?"
Alula menjawab dengan anggukkan pertanyaannya Raymond itu. Namun, tatapannya mengarah tajam ke Zian. Zian tersenyum dan melambaikan tangannya ke Alula. Alula membalas senyumannya Zian.
Raymond menatap heran Alula karena tatapan Alula tidak fokus kepadanya dan gadis manis pujaan hatinya itu hanya menganggukkan kepala dan anggukkan kepala gadis manis itu tidak sinkron dengan pertanyaan yang dia ajukan. Raymond terpaksa berlari kembali ke tengah lapangan dan menelan keheranannya saat dirinya dipanggil oleh ketua timnya.
Zian telah berlatih bersama timnya dengan keras selama beberapa minggu terakhir, dan dia sangat yakin bahwa fakultas teknik komputer bisa memenangkan pertandingan sore ini.
Pertandingan dimulai, dan bola segera bergulir di lapangan. Tim basket fakultas teknik komputer dan tim basket fakultas kedokteran forensik saling berusaha merebut bola, saling menyerang dan bertahan, masing-masing berusaha untuk mencetak poin.
Zian yang larinya begitu cepat, memamerkan skill yang ia punya. Cowok tampan itu dengan gerakan sangat gesit, mengecoh lawan dan berhasil merebut bola. Zian terus berlari cepat sembari memantulkan bola basket dan berhasil melewati beberapa lawannya yang ingin mengambil bola. Dan yang terakhir, ia harus berhadapan dengan kapten tim lawan, yakni Leo. Leo memiliki skill yang sangat matang, dan hanya dialah lawan terberatnya Zian di Universitas Bina Bangsa.
Benar saja, Leo dapat merebut bola dari Zian dengan gesit. Namun, saat Leo ingin membawa lari bola basket itu, dengan sigap Zian bisa merebut kembali bola basket itu. Zian terkekeh geli dengan senyum miringnya dan itu membuat Leo berteriak kesal, "Brengsek!!!!"
Zian sebagai kapten bermain dengan sangat keras, dia terus berusaha untuk mencetak poin sebanyak mungkin untuk timnya. Namun, tim basket fakultas kedokteran forensik juga tidak kalah tangguh, mereka bermain dengan sangat baik dan berhasil mencetak poin yang cukup banyak.
Leo menyeringai dan tersenyum miring saat dia berhasil mencetak three point. Zian mendengus kesal sambil mengacak-acak pucuk kepalanya.
Raymond juga menyeringai ke Zian saat Raymond berhasil nge-shoot satu point.
Zian meraup kasar wajahnya yang penuh keringat dengan mendengus kesal.
Cowok tampan itu kemudian mulai sadar untuk membaca permainan lawan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan mereka, sehingga dia dan timnya bisa membuat strategi untuk mencetak angka.
Zian berhasil merebut bola kembali dan tidak takut untuk mencoba shooting dari jarak jauh dan berhasil mencetak point. Zian bersorak senang sambil mengajak tos teman-teman satu timnya.
Alula bertepuk tangan penuh semangat dan berteriak kencang, "Zian semangat!!!!"
Zian sempat melambaikan tangannya ke Alula dengan senyum lebar.
Pertandingan kemudian berlangsung sangat sengit, kedua tim saling menyerang dan bertahan dengan keras. Namun, pada akhirnya, tim basket fakultas teknik komputer berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor yang tipis.
Zian merasa sangat bahagia dan bangga dengan timnya. Dia merangkul semua timnya dan berteriak senang, "Yes! Kita menang!!!"
Alula sontak bangkit berdiri dan melompat sambil melambaikan kedua tangannya. Gadis manis itu berteriak sangat kencang, "Zian selamat!!!!"
Zian menoleh ke Alula dan melambaikan tangannya dengan senyum yang disertai dengan tatapan penuh cinta.
Saat Zian ingin berlari ke Alula, langkahnya mendadak dia hentikan, karena ada seorang gadis dengan seragam cheerleader berdiri di depannya dengan senyum lebar.
"Zian ini ambil dan please ambil, jangan buat Gue malu. Semua mata mengarah ke kita saat ini"
"Kamu siapa? Minggir!" Zian mendelik ke gadis berpostur tinggi dan berwajah blasteran itu.
"Aku Fransisca. Aku sering menemani kamu dan tim kamu latihan. Masak kamu nggak tahu aku. Aku bawakan kamu air mineral dingin, nih, ambil"
"Aku nggak minta" Zian menggeser kakinya lalu melangkah melintasi gadis berseragam cheerleader itu.
Zian tersenyum penuh cinta ke Alula yang masih duduk di bangku penonton paling depan. Alula membalas senyumannya Zian.
Zian sontak menghentikan langkahnya saat gadis berseragam cheerleader yang tadi mengulurkan botol air mineral dingin di depannya, berkata dengan megaphone, "Zian aku Fransisca Smith, mencintaimu sejak lama!"
Alula ternganga kaget...........