Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"pagi cantik, sendirian aja nih Abang temenin ke kelas mau yaa" goda Nathan sambil mengedipkan mata sebelah saat bertemu Aqilla di koridor sekolah.
" ishh Nathan ngagetin aja kirain siapa. Gausah godain aku kayak gitu deh, geli tau nggak" ucap Aqilla seraya bergidik geli.
"Tapi tetep ganteng kan...dan pastinya kamu suka" ucapnya lagi seraya menarik turunkan alisnya.
Aqilla reflek mencubit lengan Nathan yang membuat si empunya meringis kesakitan. Lagian, masih pagi juga udah rese.
"Ampun qilla... Ampun.. Sakit tau. Kok malah di cubit sih,jahat tau nggak" rengek Nathan dengan mimik wajah yang di buat-buat. Aqilla yang melihatnya pun tertawa karena wajah Nathan seperti anak kecil, sangat tidak cocok dengan badannya yang kekar.
"Nah gitu dong ketawa, kan enak di liatnya. Dari tadi aku perhatiin kamu jalan tapi datar aja tuh muka" ejeknya lagi.
" Udah Nathan, gak usah godain aku terus. Malu di lihat yang lain. kalau sampai Pak Burhan tau nanti kita kena masalah lagi."ucap Aqilla.
" Biarin aja qilla, mereka yang gak suka sama kedekatan kita itu syirik namanya. pak Burhan juga tuh kolot tau nggak, masak pacaran di sekolah aja gak boleh. Padahal kan seru sekalian menikmati momen manis di SMA kan jadi kenangan nantinya." ujar Nathan yang seketika membuat Aqilla melotot melihatnya.
"Emang siapa yang pacaran Nathan? Kan kamu bilang kalau kita cuma temen."
" Ya semua juga awalnya dari teman, terus dekat habis itu jadian deh.. Kamu juga pasti mau kalau suatu saat nanti aku tembak" jawab Nathan dengan entengnya.
"kamu gak usah terlalu mikir kejauhan Nath, aku lebih suka kita kayak gini terus. Menurut aku pacaran tuh ribet tau gak, dan aku gak mau hubungan pertemanan kita hancur nantinya. Lagian nih yaa, mendingan kamu fokus belajar. Tinggal hitungan bulan aja kita di sekolah ini, banyak mimpi yang harus kita kejar Nathan jangan pacaran Mulu yang di pikirin. Aku akui kamu tuh ganteng dan nantinya kalau kamu sukses pasti banyak cewek yang mau sama kamu. Bukan kayak aku ini yang banyak kurangnya" ucap Aqilla panjang lebar.
Nathan menghentikan langkahnya dan di ikuti oleh Aqilla. Ia menatap lekat ke arah Aqilla,tangan nya tergerak untuk memegang kedua bahu rapuh itu. Kini keduanya saling berhadapan,memandang satu sama lain.
"Aqilla, semua yang kamu bilang tadi emang benar. Aku juga siap nungguin kamu sampai kamu buka hati kamu buat aku. Dan satu yang harus kamu tau,aku ingin jadi salah satu orang yang buat kamu tetap bertahan di situasi apapun. Aku juga yang nantinya akan selalu bawa kebahagiaan itu ke kamu. Kita akan sukses sama-sama dan berproses bareng. Dan aku mau kamu berhenti bandingin diri kamu sama orang lain, kamu itu spesial buat aku lebih dari apapun".
Ucapan itu mampu membuat Aqilla membeku.Netranya menatap manik mata coklat cerah milik Nathan, mencari suatu kebohongan di sana. Tapi ia rasa, apa yang di ucapkan Nathan tulus. Nathan sangat pandai membuatnya tersanjung dan merasa perempuan paling bahagia di dunia hanya dengan ucapannya saja.
"Udah akh masih pagi juga udah bahas ginian. Mendingan kita buruan ke kelas yuk,bentar lagi bel masuk bunyi" ajak Nathan seraya menggenggam jemari Aqilla. Aqilla yang masih terpaku itu pun hanya menurut saja. Wajahnya seperti orang kebingungan saat Nathan menariknya masuk ke kelas.
^^^^
Saat ini Aqilla tengah berada di koridor sekolah SMA Pelita Harapan. Yap, sekolahnya sendiri. Dia berjalan sendirian menuju ke ruang guru dengan membawa setumpuk buku tugas seluruh murid di kelasnya. Tadi Nathan sempat menawarkan bantuan padanya,namun Aqilla menolak. Dan sekarang ia kesusahan sendiri membawa nya.
Di depan sana sudah ada Siska dan antek-anteknya berdiri memperhatikan Aqilla yang berjalan ke arah mereka. Senyum licik terbit di sudut bibirnya. Sudah dapat di pastikan bahwa Siska mempunyai niat jahat padanya.
Mereka berjalan angkuh menghampiri Aqilla. lalu dengan sengaja Siska yang berada di depan menubruk Aqilla dengan sangat kuat. Hingga membuat dirinya jatuh terduduk dan buku yang di bawanya tadi berserakan di lantai.
"Heh cupu..makanya kalau jalan tuh pakai mata. Gak liat apa ada orang di depan main tabrak aja"ketus Siska memutar balikan fakta. Sementara temannya yang lain tersenyum puas menatap Aqilla yang hanya menunduk sambil memunguti buku-buku itu.
"Maaf aku gak sengaja. Tolong jangan ganggu aku, aku buru-buru mau ngantar ini ke ruang guru" ucap Aqilla yang telah berdiri di hadapan Siska.
Ia hanya bisa menunduk dan meminta maaf jika ingin tetap aman di sekolah ini. Terakhir kali ia berurusan dengan Siska membuatnya mendapat surat peringatan dan hukuman dari Miranti. Ia tidak ingin itu terulang lagi jika meladeni cewek ber-make up yang ada di depannya ini.
"Gampang banget kamu ngomong maaf, kalau aku tadi yang jatuh terus lecet kamu mau tanggung jawab." ujar Siska tak terima. Dalam hati ia bersorak gembira mendapatkan mainan baru.
" Aku gak sengaja tadi dan kamu juga gak kenapa-kenapa kan. Sorry, tapi aku buru-buru. permisi.."ucap Aqilla ingin beranjak meninggalkan mereka.
Namun belum sempat ia pergi, Siska menarik kasar lengan Aqilla dan membuatnya sedikit meringis.
"Enak aja kamu mau pergi gitu aja. kamu pikir gampang apa dapet maaf dari aku. Aku akan biarin kamu pergi,tapi pulang sekolah nanti kamu harus temui kami di belakang sekolah. Awas aja kamu gak dateng, habis kamu!!" ancam Siska,kemudian pergi meninggalkan Aqilla.
Aqilla menghembuskan nafasnya kasar setelah melihat Siska dan temannya berlalu. Entah apalagi yang akan di lakukan Siska padanya nanti. Tapi jika ia tidak menemuinya pasti Aqilla akan mendapatkan masalah yang lebih besar.
"Duh..bego banget sih kamu qilla. Kenapa coba bisa ketemu sama Siska,pake nabrak segala lagi. Pasti nanti aku di kerjain di belakang sekolah. Tapi kalau aku gak dateng,yang ada malah nambah masalah. Tauk akh.. bodoh amat lah urusan nanti itu "ujar Aqilla merutuki kesialannya hari ini.
Seusai perjanjian, setelah bel berbunyi Aqilla lekas memasukkan seluruh peralatan sekolahnya ke dalam tas. Dan bergegas menuju area belakang sekolah, tanpa memperdulikan Nathan yang memanggilnya sedari tadi.
Ia tahu bahwa keputusannya ini sangatlah buruk, pasalnya area belakang sekolah sangat jarang di lalui oleh penghuni SMA Pelita Harapan. Tapi apa boleh buat, dia hanya bisa pasrah. Jika tidak di turuti, pasti Siska akan berbuat lebih jauh lagi.
Sesampainya di sana, Siska dan ketiga temannya yaitu Mauren, leya dan Sesil sudah duduk di bangku panjang yang berada di bawah pohon rindang. Mereka berempat telah menunggu kedatangannya. Sementara Aqilla membeku di tempat sebelum melanjutkan langkahnya ke arah mereka.
"Cepetan sini lelet banget sih jalannya."gerutu Siska. Setelah Aqilla berada cukup dekat dengannya, ia pun memberi kode kepada yang lain untuk memegangi tangan Aqilla dan mengikatnya di pohon besar.
"Kamu mau ngapain Siska, lepasin tangan aku. Aku tadi kan udah minta maaf. Tolong lepasin aku,kalian mau ngapain." ucap Aqilla gelagapan. ia mencoba untuk melepaskan kaitan tali yang sudah terikat di tangan nya.
"DIAM!!! KAMU TUH BERISIK TAU NGGAK!! Asal kamu tau tadi tuh cuma akal-akalan aku aja biar kamu kesini. Ehh ternyata kamu memang bego nurut aja di suruh. Dan sekarang nikmati aja permainan kita."bibir Siska terangkat membentuk seringaian.
"Aku salah apa sama kamu Sis, sampai kamu tega ngelakuin ini ke aku. Tolong lepasin tangan aku,aku mau pulang"rengek Aqilla. Ia ketakutan, pasti tidak akan ada yang bisa menolong nya saat ini.
"kamu mau tau salah kamu apa? Kamu itu jadi cewek sok cantik tau gak, aku udah pernah bilang kan jangan deketin Nathan. Nathan tuh cuma pantes sama aku,bukan cewek caper kayak kamu!! Dan sekarang dengan terang-terangan kamu jalan berdua dan kemana aja bareng terus sama Nathan. MAKSUD KAMU APA HAH!! SENGAJA BIKIN AKU PANAS,IYAA!! "teriak Siska. Kini nafasnya memburu menahan amarah. Ia masih tidak terima jika Nathan lebih memilih Aqilla di bandingkan dirinya.
"Aku gak ada deketin Nathan. Kami tuh cuma teman gak lebih. Dan aku gak pernah bermaksud buat saingan sama kamu sis," jawab Aqilla.
"HALAH UDAH LAH, GAK USAH MUNAFIK KAMU JADI PEREMPUAN!! SEMUA ORANG JUGA TAU KALAU KAMU TUH GANJEN KE NATHAN!! Guys... Kasih dia pelajaran" tuturnya memerintah temannya yang lain.
Mauren bergerak mengambil ember berisi air bekas cucian pel yang berada tak jauh dari mereka. Sementara Leya dan Sesil melempari Aqilla dengan tepung dan telur busuk. Menghindar pun percuma,karena posisi Aqilla yang masih terikat di pohon.
Byurr.. Tubuh Aqilla basah kuyup di siram oleh Mauren. Ia sedikit gelagapan karena air yang masuk ke hidung nya. Cairan bening telah mengalir deras membanjiri wajahnya. Bau busuk,lengket, panas dari sisa kotoran makanan yang ada di air bekas cucian pel membuat tubuh Aqilla sangat memprihatinkan. Rambutnya lepek dan sangat bau terkena siraman air pel. Ia terus merutuki dirinya dalam hati karena tidak bisa berbuat apapun untuk sekedar melawan.
Keempat manusia tak punya hati itu tertawa puas ke arah Aqilla. Bahkan mereka mengabadikan nya dengan memotret Aqilla dari segala sisi. Dan sudah dapat di pastikan bahwa esok pasti akan ada berita terbaru tentang dirinya.
" hallo guys liat deh nih perempuan ganjen di sekolah kita. ishh jorok banget tau gak, jijik tau liatnya mana bau lagi. Nih yaa kalian harus hati-hati sama dia, jangan sampek pacar kalian di godain sama nih cewek jelek" ucap Mauren menyorot kamera ke arah aqilla. Dia melakukan siaran langsung di akun resmi lambe turah sekolahnya,karena dia menjadi salah satu adminnya.
"Siska aku mohon...lepasin tangan aku. Please aku tau kamu orang baik, aku minta maaf udah buat kamu sakit hati. Tapi jangan giniin aku... Jangan ganggu aku terus. Aku cuma mau belajar tenang di sekolah ini." rengek Aqilla. Ia berusaha membuang pandangan saat kamera milik Mauren mendekat ke wajahnya.
"Enak aja kamu minta di lepasin. Permainan kita belum selesai. Jadi kamu mendingan diem deh, air matamu itu gak mempan buat aku. Ini pelajaran buat kamu yang main-main sama aku, Aqilla" ucapnya.
Kini giliran Siska yang mendekat ke arah Aqilla. Dengan tatapan tajam, ia mengeluarkan pisau lipat yang ada di saku roknya. Tangannya bergerak hendak menyayat wajah mulus Aqilla. Aqilla melotot melihat pergerakan Siska,dengan susah payah ia berusaha melepaskan ikatan tangannya.
" enggak..jangan Siska. Buang pisau itu sis,ini tindakan kriminal. Kamu mau ngapain sama pisau itu.. Jauhin Siska."ucap Aqilla. Kepalanya bergerak kesana kemari saat tangan kiri Siska memegang dagunya. Sementara tangan kanannya yang memegang pisau mulai terangkat.
Sensasi dingin dari ujung pisau itu mulai terasa di kulitnya. Siska mengelus wajah Aqilla dengan ujung pisau tersebut. Tidak menyakiti Aqilla tapi cukup membuatnya menahan nafas karena tindakan Siska yang di luar perkiraannya.
"aku mau muka kamu ini hancur Aqilla. Dan itu pasti akan buat Nathan jijik liat kamu. Dan akhirnya dia akan jauhi kamu dan berpaling sama aku. Cuma sedikit aja gak akan sakit jadi kamu tenang yaa" ucap Siska pelan namun mematikan.
"BERHENTI !! JANGAN SAKITI DIA !!" ucap seorang pria yang telah berada di belakang mereka. Membuat Siska gagal melakukan aksinya.
Semua pasang mata yang ada di situ beralih menatap sosok pria bertubuh tinggi dengan memakai seragam sekolah yang berantakan. Nafasnya tersengal karena habis berlari dengan keringat yang membanjiri wajahnya.
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.