Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.
Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.
Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 : PERAMPOKAN KARAVAN
Semua orang menelan ludah mereka, meskipun merampok salah satu dari tiga kamar dagang terbesar di Kerajaan Veniar, Kamar Dagang Karasu memang berisiko. Namun mereka pernah mendengar bahwa Marquis Alkawana merupakan pelanggan setia Kamar Dagang Karasu. Setiap kali dia memesan sesuatu disana, jumlah barang yang dia pesan pasti mencapai nilai ratusan hingga ribuan koin emas.
Menggunakan uang sebanyak itu secara hemat, mereka memang mempunyai kesempatan untuk memberi makan kelompok mereka selama dua bulan atau lebih. Berisiko tapi imbalannya juga besar, oleh karena itu semua orang menjadi ragu.
Pemimpin Bandit Darah Emas bertanya lebih dulu "Puno, informasi apalagi yang kau punya tentang mereka? Terutama berapa banyak pasukan yang menjaga karavannya".
Semua orang menajamkan teling mereka, bagaimanapun jumlah pasukan yang menjaga merupakan bagian terpenting apakah mereka mempunyai kesempatan berhasil.
Puno lanjut menjelaskan "Karavan mereka dijaga oleh lima ratus pasukan, mereka semua terlihat seperti pasukan elit, paling tidak jauh lebih kuat daripada pasukan gabungan bangsawan yang kita lawan dulu".
Wajah semua orang berubah menjadi serius, mereka semua memikirkan untung dan rugi dari mencoba menyerang karavan Kamar Dagang Karasu.
Pemimpin Bandit Darah Emas angkat bicara setelah memberikan waktu selama lima menit bagi semua orang untuk berpikir "Aku yakin semua orang telah memikirkannya, ayo kita ambil suara, siapa yang setuju menyerang Karavan Kamar Dagang Karasu?".
Semua orang mengangkat tangannya menunjukkan mereka semua setuju, pemimpin Bandit Darah Emas ikut berteriak "Sudah diputuskan, beritahu seluruh anak-anak agar bersiap, cukupkan tinggalkan seratus orang menjaga markas, sisanya akan turun gunung bersamaku!".
...----------------...
Wilayah utara Kerajaan Veniar dulunya mempunyai 8 provinsi, tapi setelah Haren melakukan pemberontakan, dia berhasil merebut 3 provinsi lalu membentuk kerajaan sendiri.
Provinsi Unthem merupakan provinsi paling utara Kerajaan Veniar, berbatasan langsung terhadap Kerajaan Rock di sisi utara.
Hampir di sepanjang Provinsi Unthem terdapat pegunungan serta hutan yang menyebar di seluruh provinsi, pegunungan dan hutan alami ini yang menjadi kesulitan bagi Kerajaan Veniar ataupun Kerajaan Rock untuk menyerang satu sama lain.
Karena lokasinya yang begitu jauh dari ibukota, pembangunan di Provinsi Unthem begitu tertinggal sehingga disana tetap terdapat banyak sekali hutan disana yang membuat hampir semua jalan perbatasan provinsi tertutupi oleh hutan di pinggirnya.
Selain itu, Provinsi Unthem mempunyai jumlah kota paling sedikit daripada provinsi lain. Provinsi Unthem adalah lokasi dimana markas Bandit Darah Emas yang dijuluki sebagai bandit terkuat wilayah utara berada.
Berbanding terbalik dari Provinsi Unthem, disebelahnya terletak Provinsi Alka yang terkenal akan kemakmurannya sebab terletak banyak tambang disana. Wilayah Provinsi Alka menjadi wilayah kekuasaan dari Marquis Alkawana, lebih dari setengah provinsi menjadi wilayah kekuasaannya sedangkan sebagian kecil lainnya menjadi wilayah kekuasaan bangsawan bawahan sang Marquis.
Di perbatasan Provinsi Alka, sebuah karavan besar sedang memasuki provinsi tersebut, bendera berlambang koin emas yang berlatar belakang dua pedang berkibar di sepanjang puluhan kereta kuda yang menjadi lambang dari Kamar Dagang Karasu.
Selain itu di sepanjang karavan kereta dijaga oleh banyak prajurit, setiap kereta juga ditarik oleh dua kuda yang terlihat kuat sehingga mereka dapat terus berjalan tanpa masalah.
Ketika karavan akan tiba di Provinsi Alka, tinggal melewati sebuah jalan besar yang dikelilingi oleh hutan di sisi kiri dan kanan jalan, tiba-tiba seorang pria yang berada di bagian depan karavan mengangkat tangannya "Semuanya berhenti, ada yang aneh dari jalan ini!".
Mengikuti perintah pemimpin pasukan pengawal, seluruh karavan berhenti.
Seorang prajurit pria lain mendekati pemimpin mereka "Ada apa pemimpin? Bukankah kau terlalu berhati-hati? Bandit paling kuat di wilayah utara sekalipun seharusnya tak mempunyai cukup keberanian menyerang karavan Kamar Dagang Karasu bukan? Kita cuma tentara bayaran yang disewa Kamar Dagang Karasu, lebih baik selesaikan tugas ini secepat mungkin lalu kembali".
"Jangan bodoh, Kamar Dagang Karasu telah membayar kita cukup mahal menjalankan tugas pengawalan. Sebagai salah satu tentara bayaran terbaik di wilayah utara, kita harus mempertahankan reputasi kita dan menyelesaikan tugas sebaik mungkin supaya di masa depan lebih banyak kamar dagang menggunakan jasa kita", kata pemimpin tersebut kesal terhadap kecerobohan bawahannya "Selain itu, aku merasa aneh terhadap hutan di sekitar jalan depan kita, seperti terlalu sunyi--".
Sebelum semua tentara bayaran yang menjaga karavan sadar, sebuah kapak genggam terlempar dari hutan dengan kecepatan yang menakutkan menuju pemimpin tentara bayaran.
"Brak!".
Pemimpin tentara bayaran yang merasakan krisis menarik pedangnya menghentikan lemparan kapak genggam. Walaupun berhasil melindungi hidupnya, dia tetap terjatuh dari kudanya akibat dampak dari benturan.
Saat duduk di tanah, pemimpin tentara bayaran menatap pedangnya yang patah akibat lemparan kapak tadi penuh rasa kaget "Bagaimana mungkin? Padahal aku membel pedang ini cukup mahal".
"Seluruh pasukan serang! Kita sudah ketahuan, jangan buang waktu lagi!", teriakan keras seorang pria terdengar dari hutan, sosok besar Torpan muncul dari balik hutan, dia bergegas mencoba menyerang pemimpin tentara bayaran yang masih belum siap, dia juga orang yang melempar kapak genggam barusan.
"Pemimpin, mundur! Biar aku yang menahan--", prajurit pria di samping pemimpin tadi maju ke depan berusaha menahan Torpan sambil melindungi pemimpin mereka.
Namun Torpan bergerak cepat, ia tiba di depan prajurit pria tersebut lalu langsung menebas tombaknya dari atas.
"Slash!".
Pedang prajurit pria yang berusaha menghentikan tombak Torpan pecah saat bertabrakan, tombak Torpan tak berhenti sampai di situ, tombaknya terus jatuh menebas tubuh prajurit pria hingga mati.
Darah berterbangan di tubuh pemimpin yang masih duduk di tanah, ia gemetar ketakutan sebab Torpan terlalu menakutkan, semua serangan yang dia lakukan dari tadi mampu menghancurkan segala sesuatu yang mencoba menghentikannya, bahkan senjata mereka ikut hancur.
Ketika sang pemimpin mencoba berbalik melarikan diri, tombak Torpan melewati prajurit pria yang telah mati lalu menembus baju besi sang pemimpin hingga tubuhnya.
"Stab!".
Tubuh pemimpin yang tertusuk oleh tombaknya diangkat tinggi-tinggi oleh Torpan, ia berteriak penuh kemenangan "Aku, Torpan Varkastia telah membunuh pemimpin musuh! Menyerah atau mati!".
Baik pasukan di pihak tentara bayaran maupun sekutu bandit Torpan terkejut. Para pasukan bandit memang tahu Torpan merupakan prajurit yang menakutkan, masalahnya mereka baru tahu bahwa ia akan begitu ganas sampai-sampai mampu membunuh pemimpin musuh yang sudah cukup berhati-hati kurang dari satu menit bersama satu orang bawahan lainnya.
Pemimpin bandit menjadi orang yang sadar lebih dulu, ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan berteriak sekuat tenaga "Semuanya serang! Ikuti Torpan! 3 orang yang membunuh musuh paling banyak akan diberi dua koin emas tambahan sebagai hadiah!".
Mendengar dua koin emas, wajah para bandit yang tadinya menjadi ragu berubah menjadi bersemangat, mereka semua menarik senjata mereka serta bergegas maju secepat mungkin sebab takut terlambat menjadi orang yang membunuh musuh paling banyak "Serang!".
Berbeda dari pasukan bandit yang bersemangat, pasukan tentara bayaran benar-benar ketakutan, terutama mereka melihat secara langsung pemimpin mereka yang menjadi sosok paling kuat di kelompok mereka terbunuh sangat mudah di tangan Torpan.