NovelToon NovelToon
Terjerat Overdosis Cinta

Terjerat Overdosis Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Patahhati / Romansa Modern / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: Zhang zhing li

Hidupku begitu hancur saat malam yang tak diiginkan menimpaku. Sayangku pada keluarga baru, telah menghancurkan cinta pada pria yang telah merenggut semangat hidupku.

Hidup yang selama ini terjaga telah hancur dalam sekejap mata, hanya keserakahan pria yang kucintai. Namun pada kenyataanya dia tak memilihku, akibat cintanya sudah terkunci untuk orang lain.

Apakah hidupku akan hancur akibat malam yang tak diiginkan itu? Atau akan bahagia saat kenyataan telah terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Majikan baru

Berkali-kali tangan melihat kertas yang kupegang sekarang, untuk memastikan apakah alamat yang kutuju apakah sudah benar apa tidak.

"Kayaknya ini benar alamat yang sama seperti yang tertulis dikertas ini," gumanku dalam hati yang melihat-lihat kertas untuk memastikan.

Sepeda langsung saja kubawa masuk ke halaman rumah yang terbuka dan segera memarkirkannya. Kupandangi seksama rumah yang berlantaikan dua didepan mata sekarang. Begitu bersih, mewah dan nampak sederhana sekali.

"Semoga saja aku tak salah alamat atas kedatanganku kesini," ucapku dalam hati masih ada keraguan.

"Tapi kenapa kelihatan sepi sekali? Tapi ini mobil pemilik ada, kayaknya sih majikan memang sedang ada dirumah," guman hati yang antara masuk dan tidak.

Ting ... tong ... ting, berkali-kali tangan memencet bel rumah, tapi sepertinya tak ada orang didalamnya. Anehnya pintu dibuka tapi tak ada simbatan dari orang didalam rumah.

"Apa aku harus masuk saja. Tapi, gimana kalau orang yang punya rumah nanti marah?" Keraguanku ingin masuk tapi takut.

"Heeh, biarkanlah. Yang penting masuk dulu, siapa tahu nanti sampai ke dalam ketemu sama yang punya rumah," ucapku dalam hati

ingin segera masuk.

Dengan penuh keyakinan langsung saja kaki melangkah masuk, dengan cara berjalan perlahan-lahan sambil mengendap-endap seperti maling.

"Permisi ... permisi. Adakah orang didalam? Hallo ... permisi," ucapku menyapa sambil meminta izin.

"Heeh, benar-benar aneh ini rumah. Apa jangan-jangan aku salah alamat dan sekarang nyasar ke rumah alam ghaib alias hantu. Iiiih, jangan ... jangan sampai deh. Lagian ini siang bolong, Karin. Mana ada rumah hantu dijam segini," ucapku pada diri sendiri berusaha berani saat bulu kuduk mulai merinding.

"Permisi ... permisi, hallo! Apakah ada orang?" ucapku sekali lagi sambil kepala clingak-clinguk melihat keadaan sekitar rumah.

Plak, sebuah tangan tiba-tiba memegang pundakku. Seketika wajahpun mencoba menengok kearah belakang, untuk memastikan tangan siapakah yang sudah mengagetkan menepuk bahuku.

"Aaaaaaa ... hantu ... aaaa?" teriak histerisku saat melihat wajah seseorang rata berwarna putih.

Aku yang kaget seketika terduduk dilantai, dengan kaki secepat kilat mendorong tubuh mundur-mundur agar menjauhi orang yang sempat menepuk bahuku.

"Hei nona, mana ... mana hantunya?" ucap tanya suara pria berwajah rata, yang hanya menampakkan mata dan hidung, ikut-ikuan takut juga.

"Ka ... kaa ... muu, bilang apa? Buk ... Buk ... bukankah kamu itu hantunya?" tanyaku dalam ketakutan.

"Aku? Hantu? Ha ... ha ... ha, jangan ngacau siang-siang begini, nona! Bhaaaah, ha ... ha!" gelak tawanya puas yang melihatku ketakutan.

"Kalau kamu bukan hantu terus apa? Tak 'kan wajah kamu nampak rata begitu?" tanyaku yang masih dalam ketakutan.

"Apa'an sih maksudnya? Ooh, ini? Ya elah, kempungan banget sih ngak tahu ini apa? Ini tuh lulur untuk masker wajah, paham!" jelasnya yang kini sudah melepaskan benda diwajahnya yang sempat mengerikan itu.

"Ooh."

"Wow. Subhanaallah, ternyata pria didepanku sekarang ini tampan juga ?" Kekagumanku yang sudah terpesona.

"Hei nona ... hei ... hello?" panggilnya yang melambai-lambaikan telapak tangannya didepan mukaku.

"Eeeh, maaf ... maaf!" ucapku saat sudah sadar dari lamunan.

Akibat kagum atas ketampanannya, diri ini tanpa sadar telah kehilangan kesadaran hingga melamun, yang tanpa disadari pria hantu itu kini telah duduk tepat didepanku.

"Sudah melamunnya? Kenapa? Kagum 'kah? Maklumlah orang tampan selalu saja banyak yang terpesona ketika melihat wajahku ini," ucap kesombongannya.

"Ciiih, sombong amat sih orang ini. Baru sebentar saja aku melamun tentangnya, dia sudah sombong akut. Gimana kalau aku memuji dia? Pasti dia bakalan bertambah besar kepala ini, pasti!" gumanku dalam hati tak suka.

"Ngak ada. Siapa juga yang kagum sama kamu, lagian wajah oplasan kayak hantu saja dibanggakan," balas ucapku ketus atas ucapannya.

"Apa? Apa ... apa yang kamu bilang? Wah ... wah, benar-benar cewek ini. Masak aku pria paling digandrungi cewek-cewek diluaran sana, dikatain oplas kayak hantu. Haaiich, dasar kamu ini," ucapnya kesal yang kelihatannya marah sekali ingin mengetok kepalaku saat tangannya sudah terangkat ke atas.

"Memang kenyataanya gitu, kok. Kalau ngak percaya kamu ngaca saja sana," ucapku mau mengerjainya.

"Benarkah? Memang separah itukah?" tanyanya yang kini berlari kearah kaca jendela rumah.

Aku hanya bisa tertawa kecil saat telah berhasil membodohi pria sombong itu.

"Hihiiihi, rasain kamu. Emang enak, makanya jangan sombong-sombong jadi orang," gelak tawaku dalam hati yang kini berusaha bangkit dari terduduk tadi.

"Waah ... wah kamu ini. Bisa-bisanya membohongiku, sini ... sini kamu! Dasar," ancamnya yang puas melihat wajah dikaca dan kini telah mengejarku ingin memberi pelajaran, saat diri ini telah berhasil kabur berlari menjauhinya.

Karena tak mau kena pukulan atau apapun itu, dengan singap aku langsung berlari menjauh dari kejarannya.

"Kalau bisa tangkap aku, wleuuuk! Ha ... ha," hinaku sebab telah berasil melarikan diri.

"Awas kamu ya. Sini ... sini," ujarnya yang kini masih sibuk terus mengejarku.

Tawa gelak kami begitu membuat suasana rumah semakin ramai, pastinya diiringi tingkah polah kami yang terus saja memutari kursi dan setiap sudut dalam rumah. Pria itu terus saja mengejar tanpa memberi jeda untukku istirahat, hingga rasa kecapek'an membuatku semakin memelankan berlari.

"Sudah ... sudah, heeeh. Aku capek!" keluhku.

"Haaah, akhirnya ketangkap kamu! Ngak bisa lolos begitu saja tahu," cakapnya yang berhasil mencekal tanganku.

Tanpa keseimbangan akibat lelah, pria itu telah menarik tanganku secara kuat hingga tubuhpun dengan tak sengaja membentur tubuhnya. Pandangan seketika mendongak keatas untuk menatap wajahnya. Netrapun kini telah terhipnotis menatap keindahan wajahnya yang sangat kelihatan tampan. Senyumnya yang ada lesung pipi telah membuat pria didekatku semakin sempurna akan kegilaan kilauan wajahnya. Mata kami kini sudah saling mengkunci, saat menikmati moment yang mendesirkan jiwa atas seutas rasa yang tak tahu artinya.

"Oh, maaf ... maaf!" ucapnya yang sudah sadar atas tatapan kami.

Tangannya yang sempat mencekal tanganku kini dilepasnya kasar, hingga tubuhpun yang sempat dekat kini sudah berposisikan agak sedikit jauh.

"Maafkan aku juga," ucapku menundukkan kepala sambil menyembunyikan wajah yang sudah berbias kesemuan merah.

"Ngak pa-pa, aku yang seharusnya meminta maaf tadi. Oh ya, kamu ini siapa?" tanyanya pria itu.

"Oh, saya adalah Karin anaknya bu Fatimah. Beliau sedang sakit, jadi untuk sementara ini aku akan menggantikan beliau melakukan pekerjaan disini," jelasku.

"Oh, begitu. Ya sudah, kamu bisa memulai pekerjaan itu sekarang. Perkenalkan namaku adalah Christian, panggil saja aku Chris yaitu pemilik rumah ini," jelasnya.

"Apa? Jadi ... jadi, kamu ini?" tanyaku tak percaya.

"Yap, jadi aku adalah tuan kamu mulai sekarang ini, paham!" jawabnya santai sambil menepuk pelan rambutku.

Aku yang terbengong sebab tak percaya, sampai tak sadar kalau majikan kini telah hilang dari hadapanku dan sekarang sibuk menaiki anak tangga menuju lantai dua.

"Oh ya, sekarang buatkan aku sarapan secepatnya. Lima menit lagi aku akan turun untuk sarapan, jadi siapkan makanan secepatnya, ok! Dapur ada disebelah kanan kamu. Bye .. bye, harus cepat. Selamat bekerja ria," ucapnya meninggalkanku sambil melambaikan tangan yang masih terbengong tak percaya.

"Baiklah, tuan."

"Aaah, sial. Kenapa aku harus terjebak tak enak diawal-awal kedatangan dirumah ini. Ya ampun, Karin. Apa kamu sudah gila, tadi sempat bermain mata sama majikan kamu sendiri? Aah, gila ... gila. Jangan sampai tuan Chris berpikiran yang aneh-aneh tentang diriku yang baru pertama kali kerja disini," rancau hati yang kesal pada diri sendiri.

Orang yang sudah membuat malu dan bersemu merah pipiku, kini telah hilang dari pandangan mata. Langkah kini sudah tergesa-gesa menuju dapur untuk melakukan apa yang dia minta yaitu menyiapkan makanan dalam waktu 5 menit saja. Entah apa yang bisa kumasak dalam waktu sekejap itu, yang nampak mudah dan cepat menyajikan dari kulkas adalah telur dan sosis yang siap kugoreng.

"Sudah masaknya?" tanyanya yang kini duduk manis dimeja makan, sambil melihatku yang sibuk menyiapkan.

"Sudah. Sebentar lagi akan kusiapkan segera," jawabku gugup.

"Bawa sini cepetan. Memang apa sih yang dimasak, sampai lama amat begitu?" keluhnya yang terdengar tak suka.

"Iya ... iya, tuan. Ini sudah selesai kok!" jawabku yang kini sudah menyodorkan masakan.

"Ini," Kusodorkan makanan.

"Apa ... apa'an ini? Jadi ini yang kamu masak dari tadi. Becus ngak sih kamu itu masak? Cuma makanan kayak gini? Lama betul memasaknya?" protesnya.

"Lha, tadi tuan cuma ngasih waktu lima menit saja, mana bisa saya secepat itu menyajikan masakan lain. Lagian dikulkas tak ada sayuran yang bisa kumasak dan hanya telur dan sosis saja yang bisa kutemukan," jawabku menundukkan kepala merasa tak enak hati.

"Heh, ya sudah 'lah. Sudah kepalang masak, lagian perutku sudah kelaparan minta diisi," jawab tuan Chris tak mempersalahkan lagi.

"Alhamhamdulillah, akhirnya dia tak jadi marah," gumanku dalam hati merasa lega.

Klotak, sebuah sedok telah ditaruh kasar dipiring oleh majikan.

"Apa-apaan ini? Semua rasanya hambar tak ada rasa sama sekali. Becus ngak sih? Ganti, sana!" keluh sang majikan kasar dengan cara sudah membuang makanan yang tadi kugoreng ditempat sampah.

"Ya ampun, kasar banget sih nih orang. Masak tak suka langsung main buang saja," keluhku dalam hati tak senang.

"Ba ... baaikkk, tuan!" ucapku gugup takut-takutnya jika sang majikan marah besar dan akan berakibat fatal pada pekerjaan.

"Cepetan masaknya!" bentak suruhnya.

"Iya, tuan. Tunggu sebentar," jawabku grogi.

Dengan cekatan tangan mulai lihai mengoreng lagi apa yang sempat tadi kusajikan, karena tadi hambar kini kuubah dengan cara membubuhkan garam dan penyedap rasa. Tak butuh waktu lama aku langsung menyajikan dan untuk yang kedua kalinya aku suguhkan lagi telur dan sosis goreng.

"Ini, tuan!" Kusodorkan lagi makanan.

"Hadeeuh, Ini keasinan. Masak lagi, Plook!" ucapnya mengesalkan, yang lagi-lagi membuang makanan itu ke tempat sampah.

"Ya salam, apa lagi ini? Dasar majikan sok segalanya, main perintah terus. Kenapa ngak masak sendiri sih kalau ngak cocok. Bikin kesel saja. Awas nanti akan kubalas dan bikin perhitungan atas perlakuan kamu ini," guman hati yang merasa gondok, saat yang kedua kalinya makanam masih saja tidak cocok.

Ternyata benar kata bu Fatimah, majikanku tuan Chris orangnya super duper mengesalkan dan bikin gondok dihati saja. Patut saja banyak pembantu yang tak betah kerja disini. Perlakuannya saja sudah bikin naik darah, apalagi bentakkan ataupun kemarahannya nanti, bisa-bisa mati ngenes akibat tekanan bathin dari majikan. Sungguh benar-benar sabar ibu menghadapi tuan yang rese' ini. Akupun harus mulai belajar tetap bersabar menghadapinya juga, sebab ini demi menjaga nama baik dan pekerjaan ibu biar tak dipecat.

1
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
mau lanjut baca lagi di sini semoga bisa namatin aku ya🤲
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
tuan Chris baik betul ini orang mau dong kalo ada orang kek tuan Chris sudah ganteng baik kaya lagi🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻˢKтяι'𝐆🤎ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf 💋
ladalah mau bundir ini anak 😱☹️
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
ya ampun sombong sekali mamanya Chris padahal kan Karin sudah minta maaf masih saja mengeluarkan kata kata kasar kek gitu merendahkan Karin ck ck ck...
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
waduh Karin 🤰🤰 kira kira apa Chris bisa diandalkan bantuannya nanti ya 🤔
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
wa itu ulah siapa lagi ya
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
alhamdulilah ya nga kepanjangan marah nya🤭
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
geregetan Ama Adit de nga nyadar kelakuan mu bikin istrimu berulah diluar nalar
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
puas de rasanya 😅
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
dasar Adit iya iya aja diajak pergi tu istrimu kelimpungang cari cara supaya kamu gagal pergi
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
Nola memang harus dikasih pelajaran 🤣
🍒⃞⃟🦅HubabahLilit2🥰𝐀⃝🥀
eh, aku sudah mengira yang nolong itu mamas² heheh
🍒⃞⃟🦅HubabahLilit2🥰𝐀⃝🥀
tarik terus kak, rayu pakek permen/Sweat/
🍒⃞⃟🦅HubabahLilit2🥰𝐀⃝🥀
keputusan yang salah. tubuhmu adalah titipan tuhan, kamu tidak ada hak untuk menyakitinya.
🏘⃝Aⁿᵘղíαᴳᴿ🐅𝐀⃝🥀💋👻ᴸᴷ
Mampiirr
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angel𝐀⃝🥀❣️
assalamualaikum
🐈𝐀⃝🥀Alfa Miauwzᴳ𝐑᭄
anggap aja yg dbawah itu kolam renang yaaak bukan sungai😂😂😂😂😂
Ney Maniez
aku hadir,, nyimak ceritanya thor
ͩAlsheiraz⁹⁹HeartNet🔰π¹¹
keren 👍
🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
mampir kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!