NovelToon NovelToon
Menembus Senja

Menembus Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Iblis / Mengubah Takdir
Popularitas:60.3k
Nilai: 5
Nama Author: ARSY AL FAZZA

Pada masa modern jaya pura, Krani, seorang pendidik yang bekerja di sekolah negeri favorit terlibat dalam sebuah drama politik, forum pencitraan dan manusia seribu topeng yang menyebabkan ia harus berurusan masalah tiada henti. Sebuah peristiwa membuatnya tidak sadarkan diri, kemudian dia menemukan dirinya berada di era jaya pura zaman lalu dan terperangkap dalam tubuh seorang perempuan bernama Renggana yang ternyata akan menikah dengan Raja Paku bumi.
Sejak saat itu Krani dalam tubuh Renggana harus menyesuaikan diri dengan jaman Jaya wilayah wangsa selatan sebagai ratu Renggana juga terlibat dalam intrik kerajaan. Berbagai kejadian yang tidak terduga muncul selama Krani hidup sebagai Renggana. Berhasilkan kah kembali ke masa modern dan keluar dari tubuh Renggana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSY AL FAZZA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buncah

Amarah Galih tidak menyukai sang ratu seutuhnya milik raja Paku bumi. Dia menajamkan pandangan, di tangan kanan memegang pedang. Berjalan semakin mendekati, sang ratu terhenti menoleh ke belakang terbentang jurang curam. Ratu memegang perutnya berpikir dirinya akan tamat di tangan Galih.

Tangan kiri Galih mencekik leher ratu sampai tubuhnya terangkat. “Siapa kau sebenernya? Kenapa aku tidak melihat Renggana di dalam diri mu?” bentak Galih.

“Ak_akkuhh. Aku bukan dia setelah terbangun dari kematian. Peristiwa penusukan di jembatan itu.”

“Tapi kenapa kau mengetahui kebiasaan yang ada pada diri Renggana?”

“Sekilas aku mengingat semua kenangan itu. Tentang mu. Kakak”

“Kakak ku. Kakak sayang..” panggilan suara Renggana dahulu sebelum memasuki Istana.

Galih tertawa Bersama ratu di taman dandelion. Tangannya bergetar, tidak sanggup membunuh wanita yang masih dia cinta. Dia melepaskan cekikan, membalikkan tubuh tanpa melihat sang ratu.

“Kalau kau masih mengingat kenangan itu. Berarti masih ada jiwa Renggana di dalam tubuh mu. Pergilah. Anggap saja kau tidak melihat ku.”

“Disana! Semuanya, cepat tangkap dia!” Suara komandan Klan Utara berlari membawa para prajurit.

Galih berdiri di depan ratu yang sangat ketakutan. Dia mengulurkan tangan, wajahnya sendu melihat sang kekasih yang menderita. “Raih tangan ku Renggana, kuatkan diri mu. Aku akan selalu melindungi dan mencintai mu hingga akhir hayat.”

“Sudah ku duga. Kau pasti lebih memilih berkhianat!” ucap Komandan Utara.

Ratu menggapai tangan Galih, genggaman erat Galih menyambut menyerang siapapun yang menghalangi jalannya. Ratu yang sedikit lagi tersandung, tubuhnya di peluk erat Galih. Krakkk__ Lengan Galih terkena sayatan pedang penjaga khusus perdana Menteri pertahanan. Ratu berdiri mengambil sebuah batu. Lemparan mengenai dahi penjaga. Galih menahan luka membawa ratu berlari menjauh.

“Semua orang terluka karena aku. Kedua dayang ku berusaha menjaga ku tapi lihat. Sekarang giliran Galih yang terluka. Apakah di masa modern hidup ku sebagai Krani juga mengalami hal yang sama? Atau sebaliknya?” gumam sang Ratu.

Darah Galih semakin lama semakin menetes membuat tanda di sepanjang jalan. Mereka berhenti, Galih tersenyum mengusap pipi sang ratu yang tampak sangat khawatir.

“Renggana ku. Pergi, kau harus hidup Bahagia. Hanya satu keinginan ku, jangan pernah melihat kebelakang Ketika berlari.”

“Tidak, aku tidak mau meninggalkan mu.”

“Renggana! Kau mau hari ini kematian ku sia-sia karena tidak bisa melindungi wanita yang ku cintai? Cepat lari!”

Galih megumpulkan semua tenaganya yang tersisa. Dia berharap Renggana selamat. Sosok penjaga ayahnya seolah tidak memperdulikan posisinya sebagai bagian Klan Selatan. Pedang menusuk bagian jantungnya, Galih terjatuh sebelum menutup mata melihat sang ratu yang terhenti berlari melihatnya.

“Sudah ku katakana jangan melihat ke belakang” ucapnya terakhir kali.

Istana Wangsa.

Ibu suri di landa kerumitan menerka kejadian di luar rencananya. Dia mendengar dari para Menteri, surat kaleng dan pengumuman tanpa tanda pelapor. Perdana Menteri pertahanan melihat ibu suri mondar-mandir di depan kursi kebesaran.

“Ibu suri, raja tidak akan mungkin bisa memasuki Istana sekalipun dia masih selamat.”

“Bagaimana aku tidak takut. Surat ini mengubah jalur pikiran rakyat. Klan yang bersitegang di putar balik raja yang sepertinya harapan terbesar negeri” jawab ibu suri.

“Aku masih menyayangkan Galih yang terlalu bodoh. Ratu memilih raja, tapi anak itu tetap di butakan cinta palsunya.”

“Jangan kau pikirkan. Darah muda, cinta yang tidak seharusnya di bangun tanpa pondasi yang kuat.”

Tadi sore selir Nah mengendap-endap memasang kertas dan lemparan surat kaleng di Istana. Di kala itu seluruh rakyat tidak di perbolehkan keluar rumah. Pasukan panglima khusus klan yang berpatroli dengan menyebutkan pengamanan di saat negara sedang Krisis pemberontakan. “Hanya ini yang bisa hamba lakukan pada mu yang mulia raja” gumam Nah.

Di sisi yang lain, ratu Nah menyeka gumpalan keringatnya. Bola matanya membelalak melihat ke segala arah. Dayang pendampingnya hanya memperhatikan. Nah meracau, riasan di rambutnya di lepas satu-persatu.

“Apakah mimpi ku akan nyata? Tidak mungkin aku terjatuh. Wanita itu, si Renggana tersenyum licik melihat tangisan ku. Dan yang paling aku di alam nyata bahwa diri ku yang tidak pernah mengira paku bumi terbilang raja yang hebat.”

Hari penobatan satu minggu lagi, masa berkabung yang di potong segala tuntutan perdana Menteri. Kedua klan mendesak hari di singkat tiga hari mendatang pelantikan raja yang baru. Perdana Menteri pertahanan memberikan busur kepada penjaga khususnya.

“Di hari H nanti begitu kau melihat Paku bumi maka anak panah ini harus melesat ke tubuhnya.”

“Baik tuan.”

Persiapan mengambil tahta Kembali, sang raja dan ratu Bersama para pengikutnya yang setia Menyusun rencana. Satu sasaran menggunakan kuda yang di pesan menggunakan jasa prajurit khusus raja yang meninggalkan Istana. Semua taktik tambahan pendapat sang ratu pada hari yang di tunggu membuat raja semakin berkaca-kaca memandangi wanita yang pernah dia tinggalkan.

“Raja waktunya kita berangkat.”

“Sebentar, beri aku ruang untuk berbicara pada ratu.”

Lukisan yang melebihi pemandangan perbukitan Wangsa melebihi luapan hatinya yang tidak terlukiskan. Raja memeluk ratu Renggana, dia meminta sang ratu tetap bertahan. “Apapun yang terjadi, hidup atau mati diriku tidak lah mampu tanpa mu ratu ku.”

“Raja Paku bumi. Kau jangan lebay deh. Huuhh! Punggung ku tidak bisa di ajak kompromi.”

“Lebay? kata yang tidak ada di dalam kamus.”

Raja tidak mau melepaskan pelukan, ratu yang mulai tidak sabar melancarkan aksi penyerbuan bergegas menolak mendorongnya. Tidak ada waktunya beradegan romantis, sang ratu menari raja secepatnya menaiki kuda.

Lirikan mengintai, ratu tidak pernah melihat wajah dayang Kribo memerah. Baru kali ini pula dia tidak di bantu sang dayang yang selalu memarahinya. Lurusan pandangan mata sang dayang melihat ke sang pemimpin Mercu Ombo. Pria yang satu-satunya mampu membuatnya tersenyum.

“Hei dayang Kribo. Apakah itu sebuah senyuman?”

“Maafkan hamba yang mulia. Hamba menyadari telah lama kehilangan ekspresi senyum.”

“Mari hamba bantu yang mulia. Dayang kribo sudah naik di kuda pemimpin Mercu.”

“Tidak, raja akan mengangkatku. Dayang pendamping, kau Bersama wakil panglima. Huuhhh! Mereka pikir Paku bumi ku tidak bisa mengimbangi perlakukan halus para para pria terhadap pasangannya?”

Memang raja yang di idam-idamkan sang ratu. Sesampai di depan gerbang Istana, raja Kembali memeluk sang ratu. Wanita yang meyakinkannya bahwa dia bukan tipe wanita manja dan lemah. Ratu berharap perjuangan mereka membuahkan hasil yang baik.

“Serang!”

Peperangan yang sengit, suara tabu gendang dan gong. Bunyi sofar tidak henti menggema, di dalam Istana ibu suri mengepal kuat tangannya. Dia berteriak menyuruh perdana Menteri pertahanan menyingkirkan raja. Pelantikan raja tertunda, banyak orang yang panik hingga aula kebesaran kacau balau.

1
Demitri
pendukung sang panglima perang terdahulu angkat tangannya? memang nggak bagus jiwa si raja
Demitri
5
Miftah
jejak dukungan menggebu. menunggu kabar baik kebahagiaan sang ratu
Miftah
si raja dengan kegilaannya saja. mengatasnamakan kekuasaan. menganggap dirinya segalanya.
Antrum
apa salahnya berlatih? semua serba salah di istana ini. banyak x ini itu nggak boleh. terlalu ketat
Antrum
ingin q mendesak, memaksa dan terus memaksa agar ratu pulang ke alam asal. nggak suka gueh dengan pemeran raja gila
Antrum
rate
pgri
🧜‍♂
moorin
ada gilak-gilaknya raja. tinggalkan pria idiot itu!!! masih bagus lagi jiwa galih.
moorin
keheningan malam berbisik suaran lipatan buku. ada seorang ibu negara yang bejuang menjaga buah hatinya. perjuangan panjang menyedihkan
pgri
⭐⭐⭐⭐⭐
pgri
rate5
pgri
rate
Pojok baca
mengulas wanita yang mandiri dan tangguh
milki
semoga kamu tetap kuat ratu. kabar akan selalu tiba. kabar yang tidak terduga
oppah
rate
oppah
pangeran agung krisan nggak mikir dua kali bertindak hal yang salah. fokus akan tujuan. percuma pria tapi nggak ada wibawa
🐈Mozza
terkejoet badan baca anak-anaknya udah pada besar😫 apakah para pangerannya ketampanannya jauh di atas rata-rata dari kuh?? menunggu episode reinkarnasi galih hidup kembali.
pgri
para pangeran sangat membutuhkan ibunya. harapan ku, mereka cepat dewasa. namun, gimana jadinya kalau tau ada wanita yang berbeda di dalam tubuh sang ratu??
👑 Muzammil📿
memang pemeran antagonis di perlukan dalam sebuah cerita. tapi jujur di dalam cerita ini perannya terlalu jahat😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!