Kitsune Herrera Fortes, sangat cantik, dan cerdas. Dia mahasiswi semester terakhir jurusan Managemen Bisnis. Umur, baru sembilan belas tahun kurang tiga bulan.
Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, di atas kesuksesannya meraih karier, anak dari musuh bebuyutan orang tuanya, telah menculiknya. Alexandro Varra namanya. Seorang laki-laki ganteng kaya raya dan kejam.
Tidak ada yang berani kepadanya, baik lawan atau kawan. Orangnya dingin, sadis, tidak ada ampun bagi musuh. Dia tidak percaya takdir. Baginya, takdir manusia ada dalam genggaman tangannya.
Hemm!!
Mampukah Alexandro memb*nuh Kitsune putri kesayangan musuhnya, setelah sang gadis menjadi sanderanya?
*****
I'm really thankful for all of you who always supporting me. don't forget to give me 5 star ✨✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RENCANA PEMB*NUHAN
Dengan perasaan geram ia menghubungi Sri, pelayan yang memata-matai Kitsune akhir-akhir ini. Melalui Sri semua masalah akan bisa di atasi. Sri terlihat kampungan tapi sangat licik dan berbahaya.
Semenjak Kitsune menjadi gula-gulanya Alex, Sri sudah banyak membuat laporan yang membuat Ary berkesimpulan, kalau Alex akan menikahi Kitsune.
Padahal Alex lima tahun mencari putrinya David untuk di bunuh, setelah bertemu malah Alex jatuh cinta kepada gadis itu. Sunĝguh miris.
Untuk membuat rencana itu bubar, dan Alex kembali ke pelukan Delila, Ary harus cepat bertindak. Ia tidak tahan melihat kalau adiknya terus menangis dan putus asa. Dan juga malu, karena semua orang sudah tahu Delila akan menikah dengan Alex dan mewarisi kekayaan Alex.
[Sri, kamu aku tugaskan untuk mendekati Ria dan Ratih, minta kepada mereka supaya bisa ikut, mengurus keperluan Kitsune] tulis Ary melalui aplikasi hijau.
[Oke, tuan. Tugasnya apa? Supaya jelas. Apa saya harus membuat vidio b0kep antara tuan Alex dan nona Kitsune? Atau ada cara lain yang bisa dilakukan ] balas Sri, sangat antusias.
[Tidak, kau akan menculik Kitsune dan membawanya keluar negeri untuk dijual organ tubuhnya. Aku akan mencari orang yang membutuhkan]
Sri merinding membaca pesan dari Ary sute. Ia tahu kalau mendonorkan organ tubuh manusia, orangnya harus masih dalam keadaan hidup. Dan yang bisa di donorkan adalah, mata, ginjal, paru-paru, jantung, hati, pankreas, serta jaringan tulang, katup jantung dan kulit.
Tega sekali Ary memb*nuh Kitsune dengan cara sadis begitu. Demi uang dan masa depan Delila, Ary mengotori tangan dan kepercayaan Alex melalui orang ketiga.
[Baiklah tuan Ary, kompensasinya apa? saya bekerja pasti mengajak satu teman lagi, tidak mungkin rencana besar ini saya bisa sendiri mengerjakannya. Ini butuh keberanian yang maksimal, uang banyak. Karena sebelumnya saya harus mengurus paspor, visa holiday dan tiket bolak balik] tulis Sri panjang lebar.
[Aku mengerti Sri, kalau kau berhasil, aku akan memberikan kau rumah, uang serta mobil]
Mata Sri langsung berbinar. Ia tersenyum puas. Tapi kalau keluar negeri sepertinya lebih berisiko. Sri berpikir sejenak, ia lalu mengirim pesan baru.
[Tuan Ary, rencana segera dirubah. Saya akan memakai cara praktis. Tugas saya hanya mengeluarkan nona Kitsune dari rumah, setelah itu, teman tuan langsung menjemput nona Kitsune membawanya pergi]
Tentu saja Ary menolak, karena ia akan sekalian menjual Sri dan teman yang akan di ajak keluar negeri untuk menghapus jejak. Ary hitung-hitungannya sudah maut.
[Tidak ada perubahan, rencana pertama tetap dilakukan, itu sedikit resikonya. Dan bisa di kerjakan secepatnya. Masalahnya kalau rencana kedua, kesempatan Kitsune lari sangat berpeluang. Kitsune bisa kabur dan kehilangan. Apalagi saat ini polisi dan saudaranya sedang gencar-gencarnya mencari Kitsune. Lengah sedikit resiko tinggi dan rentan gagal]
[Ya, sudah kalau begitu, tapi tidak bisa cepat, karena saya terlebih dahulu akan meyakinkan nona Kitsune untuk diajak kabur keluar negeri. Tolong tuan hubungi orang yang akan menerima donor, suruh mereka menunggu di suatu tempat]
[Itu masalah mudah, asal kau sudah siap, aku akan hubungi orangnya. Singapura adalah tujuan kita]
[Baik tuan, semoga lancar]
Sri menutup ponselnya, ia menarik nafas dan membuangnya kasar. Bayangan, uang rumah dan fasilitas lainnya, kini berada di depan matanya. Ia akan menjadi orang sangat kaya dan berkelas.
"Sri, jangan duduk saja. Tugasmu nyapu di halaman belakang dan di taman."
Bibi menghampiri Sri yang terbawa halu. Akhir-akhir ini bibi melihat Sri kerjanya malas, karena "9il4" hape. Tapi Sri tidak marah kalau bibi memarahinya. Ia malah sering mentraktir bibi, Ria dan Ratih.
"Kamu kerja dong, nanti yang lain tambah iri padamu. Bibi selalu disalahkan oleh mereka." kata bibi memandang Sri.
"Tenang saja bi, aku bukannya malas, tapi aku selalu di chat oleh tuan Ary untuk menanyakan keadaan disini." kilah Sri.
"Sri, kamu jangan bohong, ngapain tuan Ary mengurusi keadaan disini. Sudah ada yang lebih berhak sekarang. Tuan Alek sudah memilih Pak Made untuk menjaga keamanan disini."
"Tuan Ary hanya iseng, bibi. Ary ingin tau apakah disini aman. Tidak usah lagi di perpanjang."
"Bibi jadi curiga, jangan-jangan ia ingin memata-matai nona Kitsune. Gerak geriknya mencurigakan sekali. Apalagi sekarang tuan Alex kesengsem dengan nona Kitsune, tuan Ary bisa marah." ucap bibi.
"Jangan sok tahu bi, tidak ada begitu."
"Eleehhh, tuan Ary itu orangnya kemaruk harta dan iri dengan nona Kitsune."
"Bibi, hati-hati bicara, jangan sampai di dengar tuan Ary."
"Kalau kamu tidak ngomong, tuan Ary tidak akan tahu apa yang bibi ucapkan."
Percakapan mereka terhenti saat Ratih dan Ria datang menghampiri bibi. Mereka berdua membawa botol kosong, bekas minuman beralkohol.
"Untuk apa botol ini?" tanya bibi ingin tahu. Ia mengambil botol itu dan menaruh ditempat rongsokan.
"Nona Kitsune menyuruh buang. Ia tidak senang ada botol dan bau minuman keras di kamarnya."
"Tuan Alex tidak pulang dari kemarin, dia kemana saja, apakah nona Kitsune sedih dan menangis ditinggal?
"Tuan sibuk, mengurus kremasi kedua kakaknya. Mungkin tidak akan pulang sampai lusa. Pendeta sudah menentukan kapan Kremasi."
"Nona malah senang ditinggal, dia bisa istirahat dan tidur tenang." ucap Ria.
"Apakah nona baik dengan kalian? Dulu kalian mau membunuh nona, untung nona jatuh ke jurang, kalau tidak, kalian bisa di bunuh oleh tuan Alex." ucap Sri menatap mereka berdua.
Wajah Ria dan Ratih seketika pucat pasi, mereka heran, kenapa Sri bisa tahu. Apa Ary mulutnya lemes? Pikir Ratih kesal. Sudah tidak dibayar, masih saja bikin ulah padahal Ratih sudah mau melupakan masalah itu.
"Pasti tuan Ary yang ngomong, padahal tuan Ary yang menyuruh kami melakukan itu. Dasar manusia gak bisa dipercaya." gerutu Ratih ketakutan.aĺau
"Jadi benar khan kalau kalian mencoba membunuh nona Kitsune? aku tidak akan membocorkan rahasia kalian, aman di tangan ku." ucap Sri senang.
Bibi yang dari tadi menguping pura-pura tuli bisu, supaya mereka merasa aman. Tapi Sri cepat menyenggol punggungnya, dan berkata,
"Bibi, apakah bibi mendengar ucapan kami?"
"Tidak Sri, disini sunyi." sahut bibi dengan dada berdebar.
"Bagus! Kalau bibi berani mengadukan kami ke tuan Alex atau kepada teman lain, nyawa bibi taruhannya."
"Bibi bersumpah Sri."
"Pergilah! Aku mau bicara penting dengan Ria dan Ratih."
Bibi buru-buru beranjak dari hadapan Sri. Dadanya berdebar kencang, jantungnya hampir copot, ketika mendengar ucapan Sri yang terkesan sangat tahu seluk beluk pengkhianatan di lingkungan Macan Samurai.
Ia tidak menyangka kalau Sri, Ria dan Ratih sangat berbahaya. Kemungkinan Sri adalah antek-antek Ary. Bathin bibi.
*****
Sambodo teing.... Alex
ingat rubah kecilmu itu kebal loo
hahaha...
ada yang mau main main sama serigala
nty klw sudah lahir akan nampak itu anak siapa.. yang pasti anak alex kan alex yang sering naik gunung turun gunung menelusuri lembah lewat semak belukar sampai ke air terjun. mm