Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19: Big Hit
Di tempat berbeda, Reina kini sudah berada di tempat kelompok jhbah hutam berada. Bersama Green Snake yang kini memborgol kedua tangannya, Reina kemudian diajak mengelilingi tempat tersebut.
“Kenapa aku ada disini?” Tanya Reina. “Tidak apa-apa. Mari kuperlihatkan apa saja isi rumahku” ucap Green Snake.
Mengelilingi tampat tersebut, Reina sadar kalau dirinya ada di tempt yang jauh dari kota Metro. Tempatnya gelap dan dihiasi beberapa alat-alat canggih seisi markas.
Dia juga melihat tempat perkumpulang anggota, ruang istirahat dan lainnya. “Ada yang ingin kutunjukkan padamu” ucap Green Snake. Reina pun mengiyakan dengan terpaksa.
Saat memasuki ruangan tersebut, ia dikenalkan dengan ruangan lab yang jauh lebih modern. Disitu terdapat beberapa komputer, pod dan banyak sekali alat-alat yang diduga untuk recovery.
Reina juga melirik ke sebuah tube besar dan betapa kagetnya ia melihat ada Ronan di tube tersebut. “Siapa dia? Kenapa dia ada disini?” Tanya Reina. Green Snake pun kemudian mendekati tube tersebut.
“Saat penyerangan pertama, aku bertarung dengan robot ini. Dia mengalami luka yang cukup hebat disana-sini.
Dengan luka seperti itu, pihak kalian mengabaikannya.Padahal kesadarannya masih tersisa cukup banyak” jelas Green Snake.
“Sesaat dia bangun, dia akan menemukan kalau dirinya masih hidup, dan kamilah yang menerimanya.
Dan dia akan dengan senang hati membantu kami untuk apapun. Hahahha” lanjutnya sambil memandangi tubuh Daka.
Mendengar hal tersebut, Reina kemudian berusaha untuk keluar dari borgolnya. Ia juga tidak ingin bernasib sama dengan Daka. “Lepaskan aku sekarang!” Ucapnya sambil terus berusaha membuka borgol tersebut.
“Aku tidak akan melakukan apa-apa dengan tubuhmu. Aku hanya ingin menjauhkanmu dari medan perang” tutur Green Snake.
“Kenapa kau tidak menyerangku saja dan kita bertarung disini?” Tantang Reina, coba membaca situasinya. Dengan gerakan tubuhnya yang menunjukkan ketidak tertarikannya, Green Snake pun menjawab
“Tidak. Aku sedang tidak ingin. Biarkan boss ku yang melawanmu” ucapnya sambil berbalik badan ke arah Reina.
Mendengar hal itu Reina semakin lemas. Ia kini dibiarkan “santai” di tempat yang ia tidak ketahui, sedangkan semua Ronan lain berjibaku melawan pasukan jubah hitam.
“Aku harus segera keluar dari sini. Tapi bagaimana?” Ucapnya dalam hati.
Sementara itu, pertarungan sengit sedang terjadi antara Regedon dengan Jules, Rendo dan Taz. Ketiganya berjibaku melawan Regedon yang semakin lama kekuatannya susah untuk dibendung.
Jules terus menembakkan snipernya, namun tak satupun dari pelurunya mampu mengenai si kakek tua . Taz juga terus menembakinya dengan plasma gun miliknya dari jarak dekat, namun serangannya masih bisa diserap oleh Regedon.
Hanya Rendo yang mampu berduel satu lawan satu dengannya secara langsung. Kekuatannya menggunakan tingkat benar-benar bermamfaat. Ia berhasil menghentikan ledakan gelombang satu persatu dengan tongkatnya yang versatile.
Tak mau kalah, kiriman serangan bantuan dari WDT pun datang menuju ke tempat mereka. Beragam artileri dilesakkan ke arah Regedon, namun semua itu tak mampu menembus tubuhnya karena dia dilindungi semacam shield yang terbuat dari gelombang berwarna ungu.
“Apa yang harus kita lakukan Jules” tanya Taz masih kebingungan. Jules hanya terdiam. Ia tahu serangan artileri tak mampu menembus pertahanan Regedon, namun serangan Rendo masih mampu membuatnya cukup kewalahan.
“Aku tidak tahu. Kita berdua memiliki senjata artileri, dan dia rupanya kebal akan itu” ucap Jules memperhatikan Rendo dan Regedon dari jauh.
“Biar aku yang menyelesaikan” dari belakang mereka muncul Ronan nomor 6. “Kistron! Dari mana saja kau?” Tanya Jules.
Ronan laki-laki dengan tubuh besar dan membawa Pedang yang sama besarnya itu datang dari belakang. “Monster di belakang sudah selesai” ucapnya sambil menunjuk ke belakang. Jules dan Taz tertawa melihat tumpukkan monster yang menggunung.
“Aku akan coba membelah shield yang ia gunakan dengan pedangku. Jules, gunakan peluru terbaikmu. Taz, ikut aku. Kita lemahkan dia perlahan” ucap Kistron sambil mengeluarkan pedang greatsword miliknya.
Mereka semua pun bersiap di posisi masing-masing.
Sesaat setelahnya Kistron melompat dan melakukan gerakan yang menimbulkan gelombang belahan yang luar biasa besar. Gelombang itu sangat besar dan kuat, sehingga mampu membelah shield yang Regedon miliki. “Apa!?” Regedon sekita terdiam.
“Beraninya kau!!” Dia pun langsung menembakkan sebuah gelombang ledakan dengan cepat ke arah Kistron dan “BOOM” ledakan itu berhasil melenyapkan Kistron dengan kilat.
Terkejut dengan hal tersebut, Jules yang masih mencoba menahan emosinya lalu menembak peluru itu ke arah Regedon yang sudah tak terlapisi shield. “DUAR” peluru itu berhasil mengenai kepala Regedon.
Dan untuk sesaat, Regedon berhasil tersungkur sangat jauh. Semua petugas militia WDT kemudian menghampiri Regedon dan mencoba menahannya.
“KISTRONNNNN!!!” Teriak Jules, Taz dan Rendo. Mereka semua terkejut dengan apa yang baru saja Regedon lakukan. Tubuh Kistron kini sudah tak bersisa.
Kini mereka lagi-lagi harus kehilangan Ronan lain. Saat mereka masih mencoba mencerna semua, tiba- tiba Regedon menghantam semua yang ada di depannya. Semua, termasuk pasukan militia WDT, kendaraan perang. Semuanya.
Ia meledakkan semuanya. Regedon pun segera terbang ke awan. Dia pun mengangkat kedua tangannya dan mengumpulkan semua gelombang yang ia bisa kumpulkan.
“Dasar robot lemah. Ciptaan yang lemah. Semuanya lemah!” ucapnya. Ia mengumpulkan sebuah bola gelombang seukuran gunung yang siap diarahkan ke arah Jules dan yang lainnya.
Sontak melihat pemandangan itu semua orang terkejut, tak tekecuali Green Snake yang melihatnya dari jauh. “Sudah saatnya ya” ucapnya.
Borris yang tengah bertarung dengan Chips dan yang lainnya juga terpanggil dengan cahaya terang di langit. Ia sadar kalau bossnya sudah siap dengan serangan terakhirnya. “Aku harus pergi. Selamat tinggal robot-robot lemah” ucapnya berpindah tempat lewat alat teleport miliknya.
“Apa yang sebenarnya terjadi??” Tanya Chips pada yang lain. Di lain tempat, Jules berusaha menembakkan pelurunya ke arah Regedon. Namun dengan cepat peluru tersebut meleleh akibat efek dari gumpalan bola gelombang tersebut, membuat pelurunya bahkan tak sempat mengenai Regedon sekalipun.
“Sial! Inikah akhirnya?” ucapnya dalam hati.
Bola gelombang kemudian dilemparkan ke arah kota Metro. Tak lama kemudian, meledaklah bola tersebut dan guncangannya melebar kemana-mana. Bahkan markas jubah hitam pun sempat berguncang akibat efek dari dentuman tersebut.
Saat Regedon menghabiskan seluruh tenaganya, ia kemudian melihat ke bawah. “Mahluk-mahluk lemah. Bisa-bisanya aku gunakan ini sekarang” ucapnya. Namun, bukannya hancur, kota Metro bahkan seperti tak tersentuh sekalipun dari efek ledakan tersebut. “Apa-apaan ini?” Ucapnya.
“Siapa kau?” Tanya Jules yang kebingungan. Seseorang di depannya berhasil mengaktifkan pelindung setebal helaian rambut di depannya.
Pelindung itu berhasil menjaga Kota Metro dari kehancuran. “Aku Satoshi. Ronan nomor 0” ucapnya sambil tersenyum ke atas, memandangi Regedon.
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/