Chantika Anastasya gadis berusia 17 tahun yang meninggal karena rem mobilnya blong yang menyebabkan ia menabrak truk yang ada di depannya.
Bukannya mencari pertolongan, ia malah tersenyum senang karena ia pikir setelah ini ia akan pergi ke surga dan melepaskan semua beban yang sudah ia pikul selama ini.
"Syurgaa.....I'm coming"
Tapi bukannya ke surga, chantika malah terjebak di tubuh gadis culun yang ternyata memiliki masalah hidup yang cukup berat dan rumit.
Lalu apakah Chantika kuat menjalani kehidupan barunya dengan semua masalah yang ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Sekarang ini Marka sudah berada di kamarnya sendiri, setelah tadi sempat menjadi babu dadakan sang istri. Ia baru saja selesai mandi dan setelahnya ia ingin berbaring santai saja di kamar.
Tapi belum sempat itu terealisasi, secara tiba-tiba bunyi gedoran pintu yang keras membuatnya mengurungkan niatnya dan langsung berjalan kearah pintu.
"Kenapa lagi?" tanya Marka malas.
"Gue mau tidur sini" ucap Chaca santai dan langsung masuk kedalam kamar sang suami tanpa permisi.
Mendengar itu Marka pun kaget. Tidak biasanya istrinya ini minta tidur satu kamar dengannya. Ya kalaupun ia tau alasannya ia tetap tidak mau menurutinya sih.
"Nggak, nggak boleh!" tolak Marka sambil menyusul sang istri yang tengah tiduran di ranjang miliknya setelahnya itu ia pun langsung menarik tangan sang istri agar dia bangun dari ranjangnya.
"Ihhh pokoknya gue mau tidur disini titik. Kalau lo nggak mau nampung gue dikamar lo, gue bakal telpon mama dan bilang kalau lo nggak mau tidur sekamar sama gue" ancam Chaca.
Mendengar ancaman itu, Marka pun menahan emosinya, mau tidak mau ia harus tetap menuruti keinginan istrinya ini, atau yang ada istrinya nanti akan mengadu pada ibunya.
"Ya sudah kamu boleh tidur sini" putus Marka dengan menahan emosinya.
"Okey makasih, tapi sebelum itu mending lo tolongin gue ambil baju dikamar lama, gue lupa nggak bawa baju ganti sama sekali"
"Nggak, sana ambil sendiri!"
"Ya nggak bisa gitu dong! Baju gue kan banyak, mana bisa gue mindahin itu semua sendiri!"
"Kamu ingin memindahkan semua bajumu ke kamar saya?" kaget Marka dan dibalas anggukan antusias oleh sang empu.
"Ya jelas lah, karena gue mau tidur dikamar lo terus" ucap Chaca mantap.
"Nggak! Saya gak mau! Saya cuma izinin hari ini aja ya! Buat besok dan seterusnya kamu tidur dikamar milikmu sendiri!" ucap Marka tegas.
"Nggak gue maunya setiap hari tidur disini! Kalau lo nggak mau ya udah tinggal telpon mama aja selesai" ucap Chaca enteng. Marka yang mendengar itupun mendengus kesal.
'Astaga, baru tau saya kalau ini perempuan banyak maunya. untung istri, kalau nggak udah saya buang pasti' batin Marka.
Setelah perdebatan tadi, akhirnya mereka berdua pun mulai memindahkan semua baju dan barang-barang milik Chaca ke dalam kamar Marka.
"Huhhh.....akhirnya selesai juga" ucap Chaca sambil membaringkan tubuhnya di ranjang sang suami.
"Ehhh....enak aja tidur disitu, tidur dibawah lah" ucap Marka sambil memberikan selimut dan bantal pada Chaca.
Mendengar itu Chaca pun langsung menatap tajam Marka. Marka pikir Chaca kucing apa tidur dilantai. Enak saja mau memerintah tuan putri.
"Gak, gak mau, lo aja yang tidur dibawah kalau lo mau, gue mah mau tidur di atas aja"
"Saya juga gak mau lah, kan kamu yang numpang, kenapa malah kamu yang ngatur, ini kan rumah dan kamar saya" ucap Marka tidak terima.
"Ya terserah gue dong, kan gue sama lo suami istri, jadi milik suami itu milik istri juga, termasuk kamar dan rumah ini, jadi gue ada hak buat ngelakuin semua yang gue mau"
Marka yang lelah beradu argumen dengan Chaca pun milih untuk mengalah, karena ia tau Chaca yang sekarang ini sangat cerewet dan tidak mau kalah sama sekali.
"Ya sudah iya, kita sama-sama tidur di kasur" final Marka.
"Kamu tidur sebelah kiri saya tidur sebelah kanan" jelas Marka.
"Nggak gue maunya sebelah kanan"
"Astagaaaa.....yaudah kamu sebelah kanan! Puas!" ucap Marka penuh kefrustasian.
"Nah gitu dong dari tadi"
Chaca pun membaringkan tubuhnya yang lelah kemudian diikuti dengan Marka yang membaringkan dirinya tanpa melihat situasi sampai-sampai tangannya tak sengaja menyentuh payudara Chaca.
"Anjing Marka mesummm!!" teriak Chaca
"Tangan lo goblok" ucap Chaca sambil menepuk tangan Marka yang masih ada di gunung kembarnya.
Sadar dimana tangannya tadi mendarat, marka pun langsung menariknya dengan cepat.
"Empuk" ucap Marka tanpa sadar. Mendengar itu pipi Chaca pun langsung bersemu merah, malu sekali rasanya.
'Saya ngomong apa barusan' batin Marka saat sadar ucapannya.
"Markaaa lo mau mati ya!" teriak Chaca lagi untuk menutupi rasa malunya.
"Lo nafsu ya sama gue!" ucap Chaca dengan wajah tengilnya.
Marka sendiri langsung memandangi wanita didepannya dengan wajah bingung. Tadi saja memasang wajah garang+ternodai eh sekarang malah memasang wajah tengilnya. Benar-benar aneh sekali orang didepannya ini.
"Nggak, gak sudi. Lagian saya sukanya melon bukan jeruk nipis"
"Gilaaaa!" teriak Chaca saat mengerti ucapan Marka barusan.
"Heh jaga ucapanmu ya! Saya itu nggak gila, kamu mungkin yang gila" sarkas Marka.
"Enak aja! Dasar ferguso"
"Heyy, tolong jaga bicaramu ya, ketika bicara dengan saya" ucap Marka
"Kenapa emang?"
"Ingat, saya itu suami kamu bukan teman kamu, seenaknya aja bicara dengan saya pake lo gue mana sambil mengumpat lagi"
"Ya terserah gue lah, mulutkan mulut gue" ucap Chaca tidak mau mengalah.
Marka yang malas bertengkar lagi pun hanya membiarkan saja dan mulai membenarkan posisinya agar nyaman untuk tidur.
"Lo mau tidur?" tanya Chaca pun pada Marka yang sudah memejamkan matanya.
"Iyalah ini kan sudah malam" jawab Marka masih terus memejamkan mata.
"Tidurnya dipending dulu, ini masih sore daripada tidur mending kita beli makan diluar aja"
"Nggak! Besok pagi saya harus meeting"
"Ayolahhhh......laper banget gue"
"Nggak mau, kalau laper masak aja sana"
"Nggak mau" ucap Chaca.
Marka sendiri tak acuh dan tidak menjawabnya lagi, ia benar-benar lelah hari ini jadi ia ingin segera tidur saja. Tapi bukan Chaca namanya kalau tidak memaksakan kehendaknya pada orang lain.
"Marka ayolah! Gue beneran laper nih" ucap Chaca sambil menggoyang-goyangkan bahu Marka yang tengah membelakanginya.
"Chaca, saya mohon. Tolong biarkan saya tidur, saya benar-benar lelah" ucap Marka melas.
"Ihhhh enggak, gue laper. Jadi ayo ke taman kota cari makan"
"Kalau lo nggak mau, gue bakal pastiin lo nggak akan bisa tidur sampai lo mau turutin kemauan gue" sambung Chaca. Mendengar itu Marka pun langsung berdiri dari tidurnya.
"Oke ayo!" putus Marka. Kalau tidak dituruti pasti malah semakin panjang urusannya ini.
Mendengar itu, Chaca pun langsung tersenyum senang, setelahnya ia pun langsung berlari kearah walk in closet untuk mengambil cardigan miliknya.
Sesampainya di taman kota, suasana masih saja ramai dengan muda-mudi, karena jam masih belum terlalu malam. Setelah selesai memarkirkan mobil, Chaca dan Marka pun segera berjalan untuk mencari makanan yang Chaca inginkan.
Untuk pertama Chaca membeli kebab, setelahnya ia membeli roti bakar, sosis gulung dan nasi goreng, tidak lupa ia juga membeli jus alpukat untuk minumnya.
Setelah dirasa cukup mereka berdua pun segera menghabiskan semua itu disalah satu bangku yang ada di taman.
EMG di sekolah ga Ono cctv apa