Revolusi Dunia Lain Dengan Sistem Cerdas

Saya dengan santai minum teh dan makan sandwich yang disajikan bersama saya.

Roti sandwichnya lembut, tidak seperti roti coklat yang saya makan di rest area, tapi rotinya kering dan nyeri tanpa lembab.

Isiannya adalah daging yang diapit di antara sayuran berdaun dan sayuran mirip

mentimun.

Rasanya seimbang dengan umami daging dan sayurannya, tapi agak hambar karena tidak mengandung mayones atau mustard.

Namun, karena saya lapar, saya makan sandwich besar dengan sekitar 4 potong dan rasanya enak.

Aku haus jadi aku segera meminum tehnya.

Segera setelah tidak ada teh tersisa di cangkir, pelayan akan menuangkannya untuk Anda. Mungkin karena khawatir, pelayan itu tidak menatapku, tapi begitu tehnya habis, dia menuangkannya untukku, dan aku terkesan karena dia adalah pelayan profesional.

Beberapa saat setelah aku selesai makan, Sebas-san masuk ke ruang tamu bersama seorang wanita cantik berusia akhir dua puluhan.

Wanita itu duduk di seberang Ataru, dan saat pelayan menyajikan teh untuk wanita itu juga, Sebas-san memerintahkan pelayan itu untuk meninggalkan ruangan.

Setelah memastikan bahwa pelayan telah meninggalkan ruangan, wanita itu mulai berbicara.

"Aku minta maaf karena datang tiba-tiba tanpa memperkenalkanku. Namaku Rebecca dan aku ibu Alice. Biasanya, aku akan memperkenalkanmu pada ayah mertuaku terlebih dahulu, tapi aku ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut." yang membantu putri dan ayah mertua saya. Saya datang ke sini karena saya ingin menyapa."

Jika dia adalah ibu Alice, saya ingin tahu apakah dia akan menjadi istri putri atau putra Harold?

Namun, meskipun dia sangat muda dan cantik sehingga dia tidak terlihat seperti ibunya, wajahnya masih mirip dengan Alice, dan rambutnya memiliki warna coklat

kemerahan yang sama dengan Alice.

Tapi dia tidak mirip Harold-sama. Harold-sama jelas merupakan orang yang berwujud fisik, tetapi Nona Rebecca tampaknya cerdas.

Ya, kemungkinan besar dia adalah istri anakku.

Dia adalah wanita yang cerdas, namun dia tidak kedinginan dan memiliki suasana yang hangat.

"Namaku Ataru. Aku merasa malu ketika orang memberitahuku bahwa aku membantu mereka. Menurutku aku tidak banyak membantu, dan sebenarnya aku berpikir untuk melarikan diri, tetapi gadis yang bersamaku melarikan diri lebih dulu., aku hanya tidak punya pilihan selain membantu.

***Ya, aku juga mendengar kabar dari Shall-chan dan Myuu-chan, yang bersama putriku sebelumnya. Namun, aku menyelamatkan nyawa Myuu-chan dari Shall-chan, dan nyawa Claire dari putriku." Kudengar kau menyelamatkannya."

Oh~, sepertinya Shall dan Myuu berakting bersama Alice.

"Saya kebetulan memiliki ramuan itu dan menawarkannya kepada mereka. Saya pikir siapa pun akan melakukan hal yang sama jika ada seseorang yang terluka parah di depan mereka."

Saat saya menjawabnya, Nyonya Rebecca sepertinya sedang memikirkan sesuatu. lalu melanjutkan pembicaraan.

"...Kamu memberikan ramuan mahal kepada seseorang yang tidak kamu kenal tanpa menanyakan harganya. Itu karena kamu bisa membuat ramuan itu sendiri, dan mungkin Atal-san bahkan tidak mengerti nilai ramuan itu. kan?"

Nah, Les, Bu Rebecca cerdas!?

Sepertinya aku pernah mendengar bahwa kamu bisa membuat ramuan, jadi aku bertanya-tanya apakah ramuan itu sepadan...

"Um, berapa harga ramuannya?"

Tidak ada gunanya berpura-pura mengetahuinya sekarang. Lebih baik mendengarkan dengan jujur dan memiliki akal sehat.

"Saya membeli setiap ramuan dari gereja seharga 3 koin emas."

Saya yakin Dewi Kehidupan memberi tahu saya bahwa 100 koin emas bernilai sekitar 1 juta yen.

Kalau begitu, satu ramuan berharga 30.000 yen.

Mengingat efeknya, menurut saya 30.000 yen tidak mahal.

Lebih penting lagi, berapa harga satu botol?

Konon kalau kamu bertanya, kamu akan malu sesaat, dan jika kamu tidak bertanya, kamu akan malu seumur hidupmu

Nyonya Rebecca memandang ke arah Tuan Sebas, dan Sebas mengeluarkan botol kecil dari sakunya. Dia mengeluarkan sesuatu seperti ini dan meletakkannya di atas meja.

Oh ya! Satu botol kecil harganya 30.000 yen!

Ada botol kecil yang menyerupai botol tonik yang pernah saya lihat di Bumi, dan itu adalah botol kaca berwarna coklat dengan bentuk yang lebih indah dari yang saya kira.

Ketika saya mengambilnya dan menilainya, itu ditampilkan sebagai "Ramuan Rendah (Inferior)". Kemudian simpan di penyimpanan dan analisis.

[Ramuan tingkat rendah] (buruk):

Karena mengandung banyak kotoran, mudah rusak dan kualitasnya buruk, sehingga hanya sekitar 40% efektif dari ramuan tingkat rendah biasa dan cepat rusak. Isi: 50 ml

Ramuan yang saya buat adalah "`ramuan tingkat rendah", jadi sepertinya ramuan tingkat rendah biasa.

Kapasitas botol air sedikit lebih dari 500 mililiter, jadi jika satu botol air setara dengan 10 ramuan, nilainya 300.000 yen, atau 30 koin emas.

Mempertimbangkan efeknya, nilainya lebih dari 50 koin emas...

Saat aku mengeluarkan ramuan dari penyimpanan dan mengembalikannya ke meja,

aku menghela nafas panjang.

"Saya mendengar dari para gadis bahwa Ataru-san telah memasukkan ramuan ke dalam botol air Bambu, jadi jika Anda tidak keberatan, bisakah Anda menunjukkannya

kepada saya?"

Apakah bambu disebut Bambu? Mungkin seseorang yang bereinkarnasi dari Bumi memberinya nama?

Tidak ada gunanya menyembunyikannya sekarang sambil memikirkan omong kosong seperti itu, jadi aku mengeluarkan botol air berisi ramuan dari tempat penyimpanan dan meletakkannya di atas meja.

"Besar sekali!"

seru Bu Rebecca kaget sambil mengambil botol air itu.

Yah, ekspresi itu terasa tidak senonoh...

Saya juga ingin tahu bagaimana Anda memegangnya.

"Ada banyak hal di dalamnya.

Jangan katakan itu sambil mengepalkan kedua tangan.

Aku membuka tutupnya dan menciumnya.

Jangan membayangkan sesuatu yang aneh. ketenangan pikiran. ketenangan pikiran.

"Warnanya agak hijau, tapi tidak berbau busuk.

"Saya akan membayarnya, jadi bolehkah saya minum sedikit?"

"Saya tidak peduli dengan uangnya...jika Anda mencobanya dan beri tahu saya

pendapat Anda.

'kalau begitu, percayalah."

kataku dan mencoba meminumnya secara langsung. Sebas-san menghentikanku, dan

aku menuangkannya ke dalam cangkir dan meminumnya. Saat Sebas-san mencobanya juga, matanya melebar karena terkejut.

Bu Rebecca juga tampak terkejut, lalu tersenyum dan tiba-tiba mulai berbicara.

"Ataru-san, kamu tidak mengizinkan aku menikahi Alice. Ah, ayah mertuamu bilang dia

akan menikahi Claire. Hmm, ini lamaran yang tidak biasa dan bagus untuk ayah mertuamu, tapi aku tetap menginginkan Alice untuk menjadi istriku. Benar... Kamu bisa menikahi Claire lebih awal dan menjadikannya istri sahmu, lalu menjadikan Alice tunanganmu dan menikah beberapa tahun kemudian. Hei

, Tuan Atal, nikahi Claire dan bertunangan dengan Alice. Jadi, bagaimana menurutmu?"

Dimana Rebecca yang cerdas tadi...?

"Um, uh, kenapa, uh, uh,"

Saya bingung, ketika Harold-sama tiba-tiba masuk dari pintu belakang.

"Maaf membuatmu menunggu, hahaha."

Oh, kamu datang di saat yang tepat.

"Tidak, tidak, kami minum teh dan makan malam, dan Ny. Rebecca berbicara denganku

setelah itu, jadi tidak apa-apa."

Melihatku jelas-jelas lega, aku bisa melihat Tuan Sebas menahan tawa.