Dom and Pip Stories
- Dominic Blair O'Connor ( Dom menolak memakai O'Grady karena lucu O'Grady O'Connor sebagai nama belakang ) adalah seorang pilot pesawat tempur dan juga anggota junior Navy Seals, dikirim ke daerah konflik di Libya. Tanpa diduga, timnya menemukan bahwa terjadi korupsi dan pengkhianatan dari kontraktor militer Amerika Serikat yang membahayakan para tentara yang bertugas disana. Dom yang satu tim dengan pilot cantik Gizem Karaman, harus berjibaku melawan anggota mereka sendiri.
- Philip Blair O'Grady adalah fotocopy opanya Bayu O'Grady dengan gaya dan sifatnya yang mirip. Bahkan seleranya pun sama dengan wanita. Pip, biasa dia dipanggil, jatuh cinta dengan sekretarisnya sendiri, Liora Nayla, gadis blasteran Indonesia Perancis yang super koplak macam Oma Ajeng nya. Saking koplaknya, Pip sampai meragukan apakah Liora memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Di Jalan
New York, PRC Group Building Manhattan
"Hah?" Bayu menatap iparnya bingung.
"Nagabonar. Itu siapa Bay?"
"Oh. Film yang aku tonton waktu kecil bareng Mommy. Cerita seorang pencopet yang jadi pejuang melawan Belanda dan mengangkat dirinya sebagai seorang Jenderal," jawab Bayu.
Pedro hanya bisa melongo. "Itu film? Astaga ... Aku kira apa!"
"Bang, kapan aku ke Pentagon ?"
"Not now Bayu. Bukti-buktinya belum ada di tangan Nelson dan Aslan serta aku masih menyelidiki kira-kira jaksa penuntut umum militer siapa dan harus aku cari aibnya kan?" senyum Pedro.
"Memang FBI punya hak? Jika tidak, biar Duncan yang urus !"
"Bayu, aku punya ace card." Pedro tersenyum smirk.
***
Markas Rahasia FBI di London
"Aku mendapatkan semuanya, Agen Smitty ..." ucap Renata Knight.
"Itu ada lima kolonel yang menjabat sebagai jaksa penuntut di angkatan darat dan biasanya mereka yang akan dipilih di pengadilan." Smitty yang merupakan agen Europol membantu Renata dalam mencari aib para jaksa militer.
"Kelimanya memiliki skandal di Eropa ?" Mata hijau Renata menatap tidak percaya dengan penyelidikan agen Europol itu.
"Tidak secara bersamaan tapi yeah, masing-masing ada."
Agen Andre Raines tersenyum smirk. "Direktur FBI dan agen CIA yang notabene ayah Liam, pasti akan bahagia ..."
"Jangan lupakan kematian Terry Russell. Ayah dia adalah seorang anggota senat Washington DC," celetuk Renata Knight.
"Oh, this is getting better and better," seringai Andre Raines.
Visualnya Renata Knight
***
West Side Inggris
Shaqeer menginjak pedal gasnya dalam-dalam dan langsung menuju jalan tol M-1 yang akan membawa mereka ke Glasgow.
"Dad ! Daddy dimana?" tanya Shaqeer melalui earpiece nya.
"Kamu sampai mana?" balas Scott.
"Keluar Bath masuk tol M-1 ke arah Birmingham."
"Daddy mau masuk Sheffield.".
"Oke. Be careful !" Shaqeer melihat ke arah spion dan sedikit bersyukur tidak ada yang mengikuti mereka.
"Shaqeer. Kita sampai di Glasgow. Lalu apa?" tanya Stephanie.
"Berusaha memasukkan Dom dan timnya ke Washington tanpa harus ketahuan."
"How ?" tanya Ari.
"Well, kita akan tahu nanti. Itu Oom aku yang disana yang punya cara." Shaqeer melirik ke arah spion. "Oh damn it !"
Ari dan Stephanie pun menengok ke belakang. "Mereka tidak pernah menyerah ya?"
"Nope. Harga kepala Dominic sekarang naik menjadi $500,000," ucap Agen Andre Raines.
"Pantas niat !" gumam Stephanie. "Bersiap Ari."
"Always," jawab pria yang sudah menyiapkan AR-15 nya.
***
Sementara di Mobil Scott
"Mau sampai ke Manchester saja masih dikejar !" sungut Scott yang berada di tol M-3 sambil melihat kaca spion kiri.
"Boss... Makin banyak !" lapor MJ di belakang mobil Scott.
Tak lama suara sirine terdengar dan mereka semua melihat ke belakang, banyak mobil polisi menghalangi para bounty hunter itu dan dua mobil yang dikenali Scott berada di sisi kirinya. Jendela mobil itu pun turun dan Scott tersenyum saat tahu siapa disana.
"Aku kawal sampai Glasgow !" seru Alex Darling.
"Thanks Bro !" balas Scott.
***
Bath Inggris.
Galena dan Rajiv bersama dengan para pengawal Ramadhan Securitas tiba di area tembak-tembakan. Mereka hanya bisa menghela nafas dengan banyaknya mayat disana sementara para pengolah TKP sudah tiba. Shanon Kulnis yang bertugas di Bath, hanya tersenyum smirk ke Galena.
"Setelah ini selesai, semua jadi milik kamu, Lena."
"Oh Shanon, kamu tidak tahu aku butuh banyak ..." cengir Galena.
"Dok, kebanyakan kena headshot..." ucap Rajiv sambil memeriksa mayat-mayat yang sudah dikeluarkan dari mobil.
"Masukkan ke dalam kantong mayat ! Henry, telepon ke penjual peti mati. Bilang kita pesan lagi sekitar 100. Aku yang bayar !" perintah Galena.
Shanon Kulnis menggelengkan kepalanya karena setidaknya Scotland Yard tidak kerepotan dalam urusan menyingkirkan banyak mayat yang tidak ... Ralat belum diketahui semua identitasnya. Meskipun Galena dikenal suka mengambil organ dari para penjahat, tapi dia juga fair memakamkan orang-orang yang tidak diketahui asalnya.
"Baik miss Luna," jawab Henry yang sudah terbiasa dengan ritme kerja Galena.
***
Stamford Inggris.
Rania dan Amisha melongo melihat banyaknya mobil yang terbakar serta mayat-mayat bergelimpangan dan rata-rata tidak semua bisa diambil karena saking parahnya.
"Astagaaaa ! Ini pada pakai grenade launcher apa ya ? Gosong semua iniiii !" omel Rania kesal karena tidak bisa mendapatkan donor yang diharapkan.
"Tante, bagaimana ini ?" tanya Amisha.
"Dwight ! Ambil semua kantong mayat ! Pisahkan yang fisiknya masih bagus dari yang gosong. Begitu sampai markas Blair, simpan di lemari es besar yang buat membekukan musuh Opa Edward Blair. Sementara yang gosong, kirim ke krematorium. Biar abunya nanti disebar ke Sungai Thames !" perintah Rania.
"Yes Miss Bianchi." Dwight langsung memberikan perintah pada anak buahnya. Beruntung mereka tadi membawa empat mobil Van untuk membawa mereka semua.
"Kita akan di markas Blair ?" tanya Amisha.
"Yup. Lagipula disana lebih tenang. Misha, kita lembur lho ..." Rania menatap ke keponakannya.
"No problem. Yang penting kopi ada," senyum gadis cantik itu.
***
Tol M-3
"Brengseeekkk !" umpat Alex Darling. "Meskipun sudah dikawal dua mobil kepolisian, tetap saja nekad !"
"Akan aku hadapi !" ucap MJ.
"Untung ini tengah malam jadi jalannya lengang." Dominic membuka kaca jendela. "MJ ! Minggir !" Dominic membidik ke arah belakangnya.
"Hati-hati Dom !" ucap Gizem saat Dominic menodongkan senapan panjang nya.
"Apa kamu bisa mengenainya dengan Shotgun itu ?" tanya MJ.
"You have no idea kalau tidak dicoba," jawab Dominic yang melepaskan tembakan ke mobil di belakang mereka yang mengejar sejak mereka melewati Manchester.
DOR ! DOR !
Mobil yang mengejar mereka pun terpelanting akibat tembakan dari shotgun dari Dominic.
"Nice Shot !" seru semua orang.
"Heads up boys ! Kita harus masih waspada !" ucap Dominic.
"Memang berapa bounty hunter yang dikirim ke London ?" tanya Peter ke MJ.
"Menurut data dari Renata, hampir semua bounty hunter di Eropa bertekad mendapatkan Dominic dan laptop nya. Harga kepala Dom, adalah $500,000. Bisa mendapatkan laptop JD, mendapatkan $5 juta," jawab MJ saat membaca iPadnya.
Peter menggelengkan kepalanya. Masih ada tiga jam lagi ke Glasgow pula.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
semangat terus ya Terry ....
Yg pnting daigo ga bkin msalh,tar jg d rstuin ko....sklian bkin sjrah 2 yakuza jd dmai....
Btw,kli ni terry bkln d tolak lg ga y???