NovelToon NovelToon
Lily: Rahasia Gadis Kampung.

Lily: Rahasia Gadis Kampung.

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:45.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nuhume

Siapakah gadis kampung bernama Lily ini, sehingga Eko Barata memberikan syarat kepada tiga puteranya? Untuk mendapatkan hak waris kekayaan Barata, salah satu dari mereka harus berhasil menikahi Lily.

"Ingat! Papa tidak akan memberikan kalian warisan jika salah satu dari kalian tidak bisa menikahi Lily, camkan itu!" kata Eko Barata tegas.

Syarat yang diberikan Eko Barata terdengar konyol bagi banyak orang. Mereka menganggap Lily tidak pantas menjadi menantu keluarga Barata. Namun, ketika satu per satu kemampuan hebat Lily terungkap, dia berhasil membungkam semua mulut yang menyepelekannya.

Siapa sebenarnya Lily, dan apa rahasia di balik kehebatannya? Temukan jawabannya dalam "Lily: Rahasia Gadis Kampung".


Selamat membaca ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Baiklah, aku akan mengantarmu."

Kata-kata Agam itu terdengar tulus, namun sebelum mereka benar-benar melangkah, dia kembali mengingatkan Lily tentang ketidakmampuannya dalam mengejar wanita. Meski demikian, Agam ingin Lily tahu betapa dalamnya perasaannya untuknya.

"Iya, aku tahu..." balas Lily dengan lembut, senyum tipis menghiasi wajahnya saat dia berlari kecil menuju mobil Agam.

Melihat itu, Agam tidak bisa menahan senyumnya. Rasa bahagia memenuhi hatinya saat dia menyaksikan Lily meninggalkan tempat itu dengan langkah ceria.

 

Di Rumah Sakit Barata, Lily merasa cemas namun bertekad. Dia meminta Agam untuk menunggu di kantor, meyakinkan bahwa urusannya tidak akan lama. Awalnya Agam menolak, tetapi setelah meyakinkan bahwa dia akan segera kembali, Agam akhirnya setuju.

Setelah memasuki rumah sakit, Lily berharap Bagas tidak ada di ruangannya. Dengan langkah hati-hati, dia melangkah menuju ruangan Bagas. Ternyata, Bagas tidak ada di tempat. Lily segera memeriksa berkas-berkas yang tersebar di meja Bagas, mencari nama Nenek Ina. Di dalam salah satu laci, dia menemukan sebuah lembaran yang mencantumkan nama tersebut. Namun, saat dia sedang memeriksa, Bagas tiba-tiba masuk dengan senyuman sinis di wajahnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Bagas dengan nada dingin.

Lily dengan cepat melipat kertas dan menyembunyikannya di balik bajunya. Dia yakin, jika kertas itu disimpan di tempat yang lebih pribadi, Bagas tidak akan berani mengambilnya.

"Bagas, aku tahu kau tidak pernah menyukaiku. Jadi jangan persulit semuanya," ucap Lily dengan tegas.

Bagas mendekat, memegang pundak Lily dengan cengkraman yang kuat. "Tapi saat ini, aku mulai menyukaimu. Bagaimana?"

Lily merasa mual dengan sentuhan Bagas, terutama ketika dia mengusap wajahnya dengan penuh ketertarikan. Lily menjelaskan bahwa dari seluruh keluarga Barata, hanya Bagas yang terobsesi untuk menjatuhkan Agam, kakaknya sendiri. Bagas tertawa sinis, menjelaskan bahwa Agam tidak pantas mendapatkan warisan Barata karena dianggap berhati dingin.

"Bagas, apa yang kau katakan? Agam tidak..."

Bagas memegang leher Lily dengan keras, matanya memerah penuh kemarahan. "Kalian semua sudah dibutakan oleh Agam! Dia itu licik!" teriak Bagas dengan penuh kebencian.

Lily, dalam keadaan tertekan, menendang pusar Bagas dengan keras. Bagas merintih dan melepaskan cengkramannya. "Rasakan itu! Kita putus!" teriak Lily penuh kemarahan.

"Lily! Kau tidak bisa lepas dariku," teriak Bagas dengan nada marah.

Lily berlari keluar dari ruangan dengan tergesa-gesa, menuju area depan rumah sakit, mencari taksi. Namun, dalam kepanikannya, dia berlari menuju halte dan terjebak di tengah jalan. Tiba-tiba, beberapa orang yang sedang berlari mendorongnya, membuatnya terjatuh ke jalan raya yang sibuk.

Mobil-mobil melaju kencang di dekatnya, dan Lily merasa tertekan oleh ketidakberdayaannya. Agam tiba-tiba muncul, menarik tubuh Lily dengan kekuatan yang membuat mereka berdua terjatuh ke tanah.

"Agam... Agam..." teriak Lily panik, suaranya penuh dengan kekhawatiran.

Agam terduduk, memeriksa tubuh Lily dengan ekspresi cemas. Dia memutar tubuh Lily dengan lembut, wajahnya menunjukkan ketegangan. "Agam, jangan korbankan nyawamu demi menyelamatkanku," ucap Lily, suaranya tegas namun penuh emosi.

Perasaan Lily campur aduk—khawatir, bersalah, dan sekaligus merasa bahagia. Dia tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa terima kasih dan kekhawatiran yang memenuhi hatinya.

"Lily, aku sudah bilang bahwa aku menyukaimu. Itu berarti aku juga akan melindungimu, walau harus mengorbankan segalanya..." Agam berkata dengan penuh tekad.

Lily tidak mampu mendengar lebih lanjut. Dengan penuh emosi, dia memeluk Agam, berbisik bahwa dia tidak ingin Agam melakukan hal seperti itu lagi. Dia akan berusaha untuk lebih berhati-hati di masa depan.

"Baiklah, ayo kita pulang," ucap Agam lembut, mencoba menenangkan Lily.

Lily melepaskan pelukannya, mengangguk dengan penuh rasa syukur. Ketika mereka berjalan menuju mobil Agam, ponsel Lily tiba-tiba berdering. Dia menerima berita buruk bahwa kondisi Nenek Ina sedang kritis. Mata Lily terbelalak penuh ketakutan dan kepanikan.

"Apa? Baiklah, aku akan segera datang," ucap Lily, suaranya bergetar penuh kecemasan.

Mereka berdua kembali memasuki rumah sakit, langsung menuju ruangan tempat Nenek Ina dirawat. Saat mereka tiba, perawat-perawat berlarian di lorong, membuat Lily semakin panik.

"Sus, ada apa ini?" tanya Lily dengan nada cemas.

"Salah satu pasien mengalami kejang-kejang. Mungkin dosis yang dikonsumsi sangat tinggi," jelas seorang suster dengan nada khawatir.

Lily segera berlari ke ruangan Nenek Ina, namun saat dia tiba, Nenek Ina sudah tiada. Dokter yang menangani menutup wajah Nenek Ina dengan kain, meninggalkan Lily dalam keadaan hancur.

"Nenek, nenek..." teriak Lily sambil menangis sesenggukan, berlari ke sisi ranjang dan merangkul tubuh Nenek Ina yang tak bernyawa.

Agam mencoba menenangkan Lily, berjanji akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun, Bagas tiba-tiba memasuki ruangan, dan Lily tidak bisa menahan kemarahannya.

"Ada apa ini?" tanya Bagas dengan nada pura-pura tidak mengerti.

PLAAK!

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Bagas dari Lily. Dia yakin bahwa Bagas adalah pelaku di balik kematian Nenek Ina. "Kau yang mengganti obat nenek Ina dengan dosis yang tinggi! Karena itu dia meninggal! Semua ini adalah ulahmu!!"

Bagas tampak bingung dan terkejut. "Meninggal?!" ucapnya dengan wajah yang tampak terkejut.

"Cepat katakan yang sebenarnya sebelum aku benar-benar tidak mengampunimu!!!" teriak Lily dengan penuh kemarahan dan kesedihan.

Bagas mencoba mengelak, meminta Lily untuk berhenti menuduh sembarangan. Dia mengakui telah memanfaatkan Nenek Ina untuk menjalin hubungan dengan Lily, tetapi setelah kematian Nenek Ina, dia tidak memiliki alasan lagi untuk menekan Lily.

"Jadi pikirkan baik-baik, aku tidak mungkin membunuhnya karena dia adalah satu-satunya jalan untuk menaklukkanmu," jelas Bagas dengan keyakinan.

"Tapi dia meninggal di rumah sakit ini. Jika Lily mencurigaimu, itu sangat wajar," ucap Agam, menegaskan posisi Lily.

"Jangan ikut campur!" teriak Bagas dengan tatapan sinis, menatap Agam dengan penuh kebencian.

Bagas menyilangkan tangannya, meminta Lily untuk melaporkan kematian Nenek Ina ke pihak berwajib dan siap menerima hukuman jika terbukti bersalah. Dia menghadap Lily dengan penuh keyakinan.

"Bagas, kematian Nenek Ina pasti akan aku selidiki. Jika aku menemukan kau terlibat, aku tidak akan mengampunimu!" ancam Lily dengan tatapan tajam.

Agam, melihat kemarahan dan kesedihan Lily, segera menariknya ke dalam pelukan, berusaha memberikan dukungan dan kekuatan. Lily, yang sangat sedih dan marah, merasakan ketenangan sedikit dari pelukan Agam.

Bagas, dengan ekspresi penuh kekejaman, berusaha mendekati Lily, namun Agam berdiri di depannya, melindungi Lily dari kemungkinan bahaya.

"Bagas, Lily adalah milikku. Jangan ganggu dia!" ucap Agam dengan nada tegas dan dingin, tatapannya seperti harimau yang siap menerkam.

1
Susanti Susanti
Luar biasa
Gus
semangat thor💪💪💪💪
Nuhume: Thank you kakkk, smngat kembali
total 1 replies
Yuyun Arianti
bgus ceritanya
Yuyun Arianti
aku suka tipe cwek berani❤❤❤👍👍👍👍
Yuyun Arianti
penasaran
Muh Hasim
keren
Nuhume: Thank youu hahahha
total 1 replies
Dina Chamut
Kecewa
Nuhume: Makasih kak, moga karya selanjutnya makin baik ya🙏🌻
total 1 replies
Dina Chamut
Buruk
Abigail😘
Songong banget
ayularasati91
Di tunggu season 2 nya kak🥰 semangaatt
Nuhume: Season dua sudah rilis ya kak
Nuhume: Baik, terimah kasih❤️❤️❤️
total 2 replies
ayularasati91
jahat bgt si ulet keket
Rizky Sandy
Lily doyan minum ya Thor,,,,
Sary Vya: cerita nya bagus
total 1 replies
ayularasati91
wah ada lagi cewek yg gamon sama Agam
Abigail😘
sera ini emang nyebelin sumpah
Sunaryati
Wah langsung bangkrut, Perusahaan NK do bawah pimpinan CE0 Bagas
Abigail😘
hahaha spontan banget
Abigail😘
mulai cemburu kann
Abigail😘
hahahaha mencurigakan
Abigail😘
hahahahha/Sob//Sob//Sob/
Abigail😘
wanita memng kek gitu gam ga ush heran /Sob//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!