Grace Jacorey, seorang editor di salah satu perusahaan media di California. Karena kecerobohannya bersama temannya membawanya ke dalam sebuah masalah. Ia dipertemukan dengan salah satu keturunan Walton, seorang pria tampan dan kaya raya. Sejak pertemuan itu, Grace merasakan jantungnya berdebar saat berada di dekat pria itu. Mungkinkah ia jatuh hati pada Pria itu? Akankah pria itu memiliki perasaan yang sama dengan Grace?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29: Penggemar
"Ngomong-omong apa kita akan bicara di sini terus?" ujar Kendrick karena Grace sepertinya tidak mempersilahkannya masuk ke dalam unitnya.
"Aku sedang tidak menerima tamu," balas Grace.
"Pelit sekali. Apa kamu sudah makan?" tanya Kendrick berencana mengajak Grace makan malam.
"Aku mungkin sudah selesai makan kalau kamu tidak menekan bel pintuku."
"Ah maaf mengganggumu. Kalau begitu aku akan pergi. Ini, jangan lupa mengabariku kalau sudah siap," ujar Kendrick memberikan kantong plastik ditangannya.
"Bye Grace... nikmati makan malammu," ucap Kendrick mengusap kepala Grace lalu pergi meninggalkan Grace yang terpaku di tempatnya.
*****
Pagi ini sebelum ke kantor Grace singgah di cafe untuk membeli sarapan, Jena menunggunya di mobil. Bella menitip sarapan padanya. Grace duduk di kursi menunggu antrian pesanan. Wajahnya memerah saat mengingat Kendrick mengusap kepalanya tadi malam.
"Sial, Grace sadarlah.. pria itu sudah punya kekasih," gumamnya menepuk-nepuk wajahnya.
"Antrian nomor 15."
Grace tersentak, itu adalah nomor antriannya. Grace lalu menuju kasir. Setelah membayar pesanannya, Grace keluar dari cafe. Ia tak sengaja berpapasan dengan Willian adik Kendrick. Keduanya saling bertatapan. Kendrick terlihat mengerutkan keningnya, seolah tak asing dengan wajah Grace.
"Tunggu, bukankah kamu wanita yang bersama Kendrick kemarin?" ucap William. Grace mengangguk.
"William.." William mengulurkan tangannya.
"Grace," balas Grace menjabat tangan William lalu melepasnya.
Di dalam mobil, Jena merepet saat melihat Grace berbicara dengan seorang pria. Mereka hampir terlambat.
"Ya ampun anak itu, apa dia tidak melihat jamnya," gumam Jena keluar dari mobil.
"Apa kamu kekasihnya?" tanya William membuat Grace tersentak. Ia lalu menggeleng.
"Tidak, kami hanya berteman," jawab Grace.
"Grace.. cepatlah. Kamu lama sekali, kita hampir terlambat," timpal Jena. Seketika, matanya membesar saat melihat pria yang berbicara dengannya. William Walton. Produser muda dan tampan bak dewa yunani. Keturunan Walton tidak ada yang gagal.
"Saya pergi dulu," kata Grace.
"Ayo Jen," ajak Grace.
"Apa aku bisa berfoto denganmu Tuan? Aku Jena, penggemarmu," ujar Jena dengan tatapan memohon. William ingin sekali menolak, tapi karena wanita itu mengatakan dia penggemarnya, ia akhirnya mengangguk. Sebenarnya ia ingin tertawa, ia sudah seperti aktor saja.
Jena yang senang lalu mengambil ponselnya dan meminta Grace untuk mengambil foto mereka berdua. Jena tampak ragu-ragu berdiri di samping William. Pria itu tinggi sekali. Ia hanya sebatas dada pria itu.
Jena menampilkan senyum terbaiknya, berharap hasil foto itu luar biasa.
Setelah memotret Jena dan William, Grace mengembalikan ponsel Jena.
"Terima kasih Tuan," ujar Jena. William mengangguk.
"Cepatlah Jen, kita sudah terlambat," ucap Grace.
"Ka..kami pergi dulu," ujar Jena gugup lalu pergi bersama Grace.
Setelah mereka masuk ke dalam mobil, Jena bersorak kegirangan. Ia bahkan melupakan jika mereka akan terlambat ke kantor. Ia tidak menyangka bisa berfoto dengan William. Pertama, ia sudah memiliki foto dengan Kendrick setelah sesi wawancara minggu lalu dan sekarang dengan Willian.
"Grace... Ini seperti mimpi. Dalam waktu beberapa minggu aku bisa berfoto dengan dua orang tampan," ujar Jena melihat fotonya bersama William.
"Ngomong-omong, kenapa kamu bisa berbicara dengannya?" tanya Jena tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.
"Karena aku punya mulut," jawab Grace refleks membuat Jena mendongak.
"Ck.. Aku serius Grace," kata Jena berdecak melihat kembali fotonya.
"Kita sudah terlambat Jen. Siap-siap mendengar amukan Regan," ucap Grace terkekeh meningkatkan kecepatan mobilnya.
"Setidaknya aku mendapatkan foto William," kata Jena tertawa.
belum lagi dia dah jadi bekas selingkuhan, dah pernah tidur bersama sampai hampir punya anak...idiiii jijik gw, helena juga dah umurnya stengah abad dah cukuplah hidup dengan pernikahannya. kalo dah tua sdh tdk peduli namanya menikah lagi, mending sendiri dah punya anak dan cucu. kagak sepi" amat hidup.
selingkuh itu penyakit. kgk ada obatnya.
simon emng gak bisa dimaafkan. kalo misalnya tuh selingkuhan gak kegguguran..apa iya simon tdk meninggalkannya?
kgk lah!
pengusaha kok bodoh gitu😌
lah si Aron juga, harusnya dia belajar dari hubungan ayahnya dengan ibunya dulu , gimana akhirnya bercerai apakah karena selingkuh atau masalah lain. harusnya dia belajar dari legalana ayahnya pd Paulina dan kejadian dia bermain belakang yang katanya dijebak sama sekretarisnya..dan menyalahkan ayahnya dan bersikap seperti Ken baru bener,😌
latar belakangnya emng dunia barat. tapi percuma aja kalo wanita utamanya selalu yang ori. lagian sdh ada Alena sebagai karakter untuk pria satu anak kenapa Grace juga harus rasanya perbedaan itu disayangkan untuk karakter wanita lain. seperti teman" Grace mereka sdh pd berbeda untukendapatkan pasangan ..lah si Grace dengan Alena malah sama. kalau Alena si wajar ya namanya pria beristri pasti punya anak..lah Kendrick, harusnya gak usah😒 gw jadi agak gak mood lagi bacanya😪