NovelToon NovelToon
PRIA

PRIA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Novel ini menceritakan tentang seorang pria bernama Raka yang berusaha untuk memperbaiki pandangan orang lain terhadap dirinya.

Raka yang sudah pernah mendekam di penjara, mendapat banyak cemoohan dari orang sekitar bahkan keluarganya sendiri.

Apakah mungkin Raka bisa memulihkan nama baiknya yang sudah buruk di pandangan orang-orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

"Benar apa yang dikatakan suamiku, Roy. Aku adalah saksinya memang Laras ditemukan terjatuh di kamar mandi. Jadi bukan Raka yang menjadi penyebabnya, ini hanya kecelakaan," terang Sarah, memberikan klarifikasi kepada Roy sekaligus membela suaminya.

Raka tidak menyangka bahwa Sarah akan lantang melakukan pembelaan terhadap dirinya. Tetapi sayangnya Roy tetap tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Sarah dan Raka.

"Kalau Laras tidak berurusan dengan kalian berdua, mungkin tidak akan begini akhirnya. Aaku masih bersama Laras saat ini dan calon anak kami," sahut Roy sambil berurai air mata.

Dia masih terpukul dengan kepergian Laras saat itu, walaupun Laras sudah dimakamkan. Tetapi kenangan manis bersama Laras masih terpatri di benak Roy.

Sebenarnya Roy sangat mencintai Laras, meski Laras adalah mantan istri Raka, dan dia merasa tidak terima dengan kepergian Laras untuk selamanya.

Karena Roy berpikir Sarah nampak stress ketika dia berjumpa lagi dengan Raka, apalagi membahas tentang kedua anak kembar yang pernah dilahirkan Laras.

Oleh karena itu, Roy berpikir Rakalah yang membuat nasib Laras menjadi seperti ini.

"Bayangkan jika kamu ada di posisiku, Raka. Tentu akan sangat menyakitkan karena aku kehilangan kedua orang yang kucintai," seru Roy dengan mata yang begitu basah.

Dalam hati Raka, dia sebenarnya tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Roy. Karena dulu dia pernah merasakannya, bahkan dikhianati oleh Laras yang sudah berselingkuh dengan Roy.

Selain itu, Raka juga harus berpisah dengan dua anak kembarnya. Tetapi Raka berusaha untuk menahan emosinya, dia tidak mau sampai terlibat pertengkaran dengan Roy. Sebab Raka masih mempunyai hati untuk bersimpatik kepada Roy.

"Sudah kujelaskan berulang kali, Roy. Bukan aku yang menyebabkan Laras seperti ini. Sungguh ini murni adalah kecelakaan," bantah Raka.

"Jika saja aku terlambat membawa Laras ke rumah sakit, mungkin saja akhir Laras juga akan berbeda. Sebab saat itu tidak ada orang di rumah ini,” sambung Raka, yang berusaha meyakinkan Roy bahwa dia bukanlah penyebab kematian Laras.

"Alah, sudahlah! Kamu terlalu banyak bicara. Jika saja aku ada bukti, aku pasti akan menyeretmu ke pihak yang berwajib, sehingga kamu bisa merasakan lagi dinginnya penjara," Ucapan Roy membuat Raka terkejut mendengarnya. Sarah juga tersulut emosi mendengar perkataan Roy.

Plak!

Tangan Sarah melayang di pipi kanan Roy. Sebab ia merasa geram dengan tingkah Roy yang sangat menyudutkan sang suami. Roy pun meringis kesakitan.

"Bisakah kamu berhenti menyalahkan Raka? Dia sama sekali tidak bersalah, bahkan sudah menolong Laras walaupun takdir berkata lain dengan nasib istrimu," seru Sarah.

"Seharusnya sebagai sang suami, kamu harus menjaga istrimu yang sedang mengandung. Bukan malah membiarkannya sendirian di rumah, bahkan tidak ada yang tahu kalau Laras jatuh di kamar mandi," Sarah membalikkan keadaan yang menimpa Laras untuk membuat Roy menyadari kekeliruannya.

Roy kemudian terdiam, dia sebenarnya merasa tersinggung karena perlakuan Sarah. Bahkan Raka sendiri terkejut ketika melihat aksi Sarah yang menampar Roy saat itu.

Raka malah bersiap pasang badan jika Roy tidak terima dengan perlakuan Sarah kemudian membalasnya.

Tetapi saat itu Roy nampaknya tercenung mendengar apa yang dikatakan oleh Sarah. Dalam hati kecilnya, Roy mengakui, dirinya merasa bersalah karena sudah meninggalkan Laras.

Apalagi saat itu kedua orang tua Laras juga tidak ada di rumah, sehingga Laras yang sedang hamil muda seorang diri di rumah itu.

"Sudahlah, Roy. Tenangkan hatimu, kamu tidak perlu lagi menyalahkan Raka. Kami datang ke sini untuk menyampaikan bela sungkawa dan mendoakan Laras," kata Sarah.

Semuanya itu sudah takdir, Roy. Mungkin saja batas usia Laras hanya sampai di sini, kamu jangan menyalahkan siapapun! Ikhlaskanlah an biarkan Laras pergi dengan tenang," Sarah berusaha menasihati Roy dengan merendahkan suaranya, Sebab Sarah paham bagaimana kehilangan orang yang sangat dicintai. Roy masih terdiam lalu terisak.

Lalu datanglah kedua orang tua Laras menghampiri Roy, mereka berusaha memahami apa yang terjadi. Namun keduanya terkejut ketika melihat kedatangan Raka.

Kedua orang tua Laras nampaknya masih belum menerima Raka kembali. Bahkan tersirat kebencian dalam hati mereka berdua.

Tetapi melihat Roy saat itu sedang menangis, tentu ayah dan ibu Laras berusaha menenangkan sang menantu.

"Sudahlah, pergilah kalian dari sini! Kami tidak butuh ucapan bela sungkawa dari kalian," usir Roy sambil menghapus air matanya. Sarah dan Raka terkesiap dengan pengusiran itu.

"Ayo, Raka! Sebaiknya kita pergi dari sini, sebab kehadiran kita tidak dihargai, daripada menimbulkan masalah yang semakin besar!" saran Sarah. Raka menganggukkan kepalanya.

Sebenarnya Raka ingin menyampaikan sesuatu kepada kedua orang tua Laras, bahwa ia sudah hampir menemukan kedua anak kembarnya yang dibuang di Panti Asuhan.

Tetapi Raka mengurungkan niatnya. Sebab ia tidak ingin pihak keluarga Laras malah ingin merebut kedua anak kembarnya, walaupun sebenarnya merekalah yang sudah membuang kedua bayi itu.

Raka pun setuju dia pun kemudian pamit kepada Roy dan kedua orang tua Laras.

"Baiklah kalau begitu, kami permisi dulu. Kami akan terus berdoa agar Laras bisa tenang di alam sana," pungkas Raka. Roy dan kedua orang tua Laras tidak bereaksi dengan ucapan perpisahan Raka.

Kemudian Raka berbalik badan membawa Sarah dan Rama pergi dari rumah Laras. Roy kembali ambruk, sebab dia terus teringat dengan Laras yang sudah pergi dari sisinya.

Sebenarnya Roy masih beranggapan kalau kakak yang menjadi penyebab apa yang terjadi kepada Laras.

Namun saat itu kesedihan masih membuat hati Roy begitu kalut sehingga amarahnya tertutupi oleh rasa sedih dan kehilangannya.

'Lihat saja nanti, Raka. Aku akan membalas perbuatanmu, aku tidak terima kamu sudah memisahkanku dari Laras dan calon anakku, kata Roy.

Roy masih berpikir Raka memang sengaja membuat Laras celaka, karena ingin membalas dendam terhadap pengkhianatannya dengan Laras semasa hidupnya.

Kemudian Raka, Sarah, dan Rama masuk ke dalam mobil. Raka masih terdiam membisu sehingga membuat Sarah harus menenangkan sang suami.

"Sudahlah, Raka. Kejadian tadi tidak usah dimasukkan ke hati," nasihat Sarah.

1
@Tie
ini diucapkan apa cuma dlm pikiran?tp ada ditimpali sm raka,apa raka bs baca pikiran?
@Tie
hatinya
siskaa putri
sepertinya menarik
Tester
Saya adalah pemberi komentar pertama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!