Petarung Kegelapan

Mereka pun sudah berjalan cukup lama.

"tak terasa sudah enam bulan semenjak kita meninggal kan pelabuhan...". ucap Vivi..

"iya... Tak terasa ya... Tak lama lagi kita akan sampai di kerajaan dhursa". Saut Erika.

"ngomong ngomong... aku jadi penasaran dengan adik mu... yang di penjara di sana... Apakah dia akan baik baik saja ya...". Ucap paman.

"aku yakin dia baik baik saja... Adikku tidak jauh beda dengan ku kekuatan nya...". Jawab Erika.

"iya...ya... Kira kira apa yang iya perbuat ya... Sampai sampai harus di hukum oleh kerajaan dhursa...". Tanya Vivi.

"aku pernah dengar... Kalau dia ingin membantu sahabat nya buat balas dendam. Cuman... Soal kepastian balas dendam kepada siapa, aku tidak tahu...". Ucap Erika.

"balas dendam... apa mungkin... Ya....". Gumam Yori di dalam hati.

"di depan desa tiban... kita mampir dulu apa lanjut...?". Tanya paman ke Yori.

"apa mungkin....apa mungkin... ". terlihat Yori yang terus melamun.

melihat Yori yang sedari tadi melamun, paman tadi pun mengagetkan nya.

"hey... Yori....". Teriak sang paman.

"eee.... Ada apa paman..." jawab Yori yang terkejut.

"kamu lagi mikirin apa sih?... kita akan mampir di desa tiban apa tidak...? Tanya paman.

"desa tiban... kita coba mampir dulu paman... siapa tau ada hal yang menarik di sini....". ucap Yori...

"baik kalau begitu.l".

Sesampainya di desa tiban...

"wah... Desa ini ramai juga... ". "iya... Juga banyak para pedagang di sini..."

"kalian cari tempat penginapan... Aku mau ke guild dulu". ucap Yori ke pada mereka bertiga.

"aku merasakan... Ada sesuatu yang kuat di hutan desa ini...". Gumam Yori sambil berjalan ke guild.

"kamu benar... Sepertinya ada monster kuat... Di sini...". Saut modeus yang muncul.

"is... Buat ku kaget saja... oh iya... kenapa kamu tidak memberitahu ku sebelum nya tentang tingkat Tan para monster. Dan kelebihan nya". ucap Yori dengan nada yang sangat kesal.

"soal itu... Aku tidak kepikiran... Lagi pula di benua merah sudah tidak ada lagi monster legendaris...semua sudah punah...". Saut modeus.

"pasti kamu yang memusnahkan nya?... Ucap yori.

modeus pun hanya bisa tertawa kecil mendengar ucapan dari Yori.

"tapi tenang sambil berjalan akan ku beritahu... Tapi yang jelas... Aku merasakan monster yang kuat... Tapi belum bisa di kategorikan monster legendaris...".

"tapi... aura yang di pancarkan melebihi monster tingkat master...".

"kamu benar Yori... apa dia di tingkat master puncak... Dan akan masuk ke tingkat legendaris fana...". ucap modeus.

"kalau pun iya... Aku masih bisa mengalahkan nya... Karena tingkat legendaris fana setara dengan tingkat S atas, sedangkan aku sudah masuk tingkat SS dan akan menerobos ke tingkat SS lanjutan". Ucap Yori sambil mempercepat langkah nya menuju ke guild untuk mendapatkan informasi tentang monster itu.

Sesampainya di guild.

"benar... Benar... Kelompok ku habis di bantai olehnya....hanya menyisakan aku sendiri... hiks...hiks...hiks... Teman teman ku semua pada tewas".

"apakah sekuat itu..". "iya... Sepertinya kuat sekali...". "kasian ya dia...". "iya teman teman nya pada tewas"

"sepertinya... Dia dan kelompok nya bertemu dengan monster itu...". Gumam Yori. Yang mendengar pembicaraan mereka tadi.

"permisi... Maaf sebelumnya... Kalau boleh tahu... Monster seperti apa yang saudara temukan...?". tanya Yori penasaran.

"itu... Dia monster serigala merah...". Jawab pria tersebut.

"serigala merah... Kira kira seberapa kuat dia nya...?". tanya Yori lagi.

"aku rasa dia berada di tingkat master...". Jawab pria itu.

"tingkat master... ". Gumam Yori sambil memikirkan sesuatu.

Yori pun langsung menuju meja pengurus guild dan iya menanyakan sesuatu kepada pengurus guild.

"paman...kalau boleh tahu... Harga monster serigala merah berapa...?". Tanya Yori me pengurus guild.

"serigala merah...tunggu ya...". ucap paman pengurus guild sambil membuka buku harga buruan .

"ha... Serigala merah seharga...seribu keping emas... ". ucap paman pengurus.

"seribu... keping... Cukup buat makan sebulan". gumam Yori.

"apakah kamu ingin memburu nya?... Tanya si paman.

"kalau ada kesempatan iya paman...?". jawab Yori.

"kamu jangan bercanda... Monster serigala merah itu paling tidak di tingkat master. Itu berarti setara dengan tingkat S Bahkan sampai Tingkat S lanjutan" ucap paman pengurus.

"kalau boleh jujur aku ingin memburu nya...". Ucap Yori.

Seketika semua orang yang ada di guild melirik Yori.

"emang siapa dia...". "iya... Sok kuat sekali... ".

"emang dia pikir monster tingkat master mudah di atasi". "benar... dia malah mencari mati pergi kesana". "di umur nya segini paling dia di tingkat A atas atau paling tidak baru menembus tingkat S".

Terdengar suara bisik bisik dari petarung yang lain yang ada di dalam guild. karena mereka melihat tubuh yori yang terlihat masih muda. Dan meremehkan Yori.

"kalian semua....apa tidak percaya dengan aku...". ucap Yori.

"hey anak muda... Lebih baik kamu tidak usah mencari monster tersebut. Kalau tidak mau celaka". ucap salah satu petarung di sana.

"begini saja... Bagaimana kalau aku bisa membunuh serigala merah...!". Ucap Yori kepada seluruh petarung yang ada.

"kalau kamu bisa membunuh nya... Maka hadiahnya aku tambah 500 keping emas". teriak petarung yang ada di situ.

"aku juga". "aku juga". "aku juga ikut bertaruh".

"baik... Kalian liat saja... Akan aku buktikan kalau aku akan membunuh serigala merah itu. Kalian siapkan saja uang nya. paman kamu sebagai saksi nya ya...". ucap Yori.

Yori pun langsung meninggal kan guild tersebut. Dan menemui teman temannya.

"ada apa Yori... Kok semangat sekali...?". Tanya Erika. "ada yang menantang ku buat bertaruh...". Jawab Yori.

"bertaruh apa...". Saut Vivi. "bukan apa apa". jawab Yori.

"aku sudah mengumpulkan semua keperluan kita buat berangkat besok". Ucap paman.

"jadi kapan kita berangkat...". Tanya Erika.

"kita di sini dulu untuk beberapa hari. Aku masih ada urusan di desa ini". ucap Yori sambil pergi meninggalkan mereka.

"kalian... Carilah penginapan...". Teriak Yori dari kejauhan.

"ada urusan apa dia sebenarnya?". Tanya paman kepada Erika sama Vivi.

"dia bilang... ada yang menantang nya bertaruh". Jawab Vivi. "apa anak ini suka berjudi juga ya". ucap paman.

"hmm... Bisa jadi paman...". ucap Erika.

"Halah... Sudah gak usah di pikirkan... soal dirinya...". ucap Vivi.

Walaupun Vivi berkata seperti itu. namun di hatinya merasakan hal yang berbeda. dia sangat memikirkan apa yang telah terjadi pada Yori.

Keesokan harinya, Yori pun bersiap buat memasuki hutan buat memburu monster serigala merah tersebut. namun yang tidak di ketahui oleh Yori adalah, Vivi membuntuti nya diam diam...