NovelToon NovelToon
Rahasia Pesugihan Pamanku

Rahasia Pesugihan Pamanku

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:59.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: ummiqu

Ruci tak percaya mendapati kenyataan paman kesayangannya menempuh jalan yang salah.

Hanya karena jenuh menjalani hidup miskin dan susah, Dirga pun memilih mengambil jalan pintas untuk meraih kekayaan. Meski jauh di lubuk hatinya Dirga sadar jalan yang dia pilih akan membawa kesengsaraan untuknya kelak, tapi nampaknya Dirga tak peduli.

Dirga hanya ingin membungkam mulut orang-orang yang selalu menghina kemiskinan dan ketidak berdayaannya. Dia ingin membuat orang-orang yang menghinanya itu bertekuk lutut dan memohon di hadapannya seperti yang pernah dia lakukan dulu.

Apakah setelah membalas dendamnya Dirga merasa cukup dan berhenti bersekutu dengan iblis ?.

Haruskah Ruci menyingkap tabir rahasia kelam sang paman untuk mengakhiri penderitaannya ?.

Jawabannya hanya ada di dalam novel ini.

Penasaran ... ?

Simak kisah selengkapnya yuuk ....

( Kisah ini hanya fiktif dan buah pemikiran Author. Mohon bijak membaca dan berkomentar. Terimakasih ... 🙏😊)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummiqu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Terror Makhluk Itu ...

Dua hari setelah Kenzi datang mengingatkan Ruci, suara aneh itu kembali datang. Sayangnya saat itu Ruci tak bisa berbagi rasa takutnya dengan Yudhistira karena sang kakak sedang ditugaskan keluar kota oleh atasannya.

Sebelumnya Ruci dan kedua orangtuanya duduk bersama di ruang keluarga sambil menonton televisi. Saat itu mereka bertiga baru saja usai menikmati makan malam bersama. Tapi entah kenapa kedua mata Ruci tak ingin terbuka dan seolah meminta untuk dipejamkan. Bahkan Ruci sudah menguap beberapa kali. Nia pun tertawa lalu meminta Ruci istirahat di kamar. Sayangnya Ruci menolak karena masih ingin menonton film hingga akhir.

"Besok Ayah ceritain deh. Udah ke kamar gih. Jangan sampe ketiduran di sini ya Ci," kata Yasin.

"Emang kenapa Yah?" tanya Ruci tak mengerti.

"Sekarang kamu udah besar Ci, berat juga. Kalo Ayah disuruh ngangkat kamu lagi kaya dulu, duh Ayah nyerah deh," sahut Yasin sambil menggelengkan kepala.

"Ya sekali-kali kan gapapa sih Yah. Aku ga terlalu berat kok. Paling cuma nambah dua kilo aja," kata Ruci.

"Ck, dua kilo apanya. Tinggi Kamu aja udah ngelebihin Bunda, berat kamu apalagi," sela Nia sambil mencibir hingga membuat Yasin dan Ruci tertawa.

Ruci pun bangkit dari duduknya lalu masuk ke dalam kamar.

Sebelum tidur Ruci membersihkan diri di kamar mandi. Saat itu lah Ruci mendengar suara gaduh di luar kamar.

Sambil menggosok gigi Ruci mengamati seluruh sudut kamar mandi dengan perasaan was-was. Dan saat menyadari suara itu makin mendekat kearahnya, Ruci pun panik. Dia bergegas menyelesaikan aktifitasnya lalu keluar dari kamar mandi.

Sebelum melompat ke atas tempat tidur, Ruci meraih garam ruqyah pemberian Kenzi dari atas meja. Dia menarik selimut lalu berbaring dan mulai berdzikir. Entah karena lelah atau karena memang mengantuk, beberapa saat kemudian Ruci pun tertidur.

Ruci terbangun saat jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Saat itu suasana sangat sepi dan hening. Bahkan suara Yasin dan Nia yang katanya akan menonton film hingga selesai pun tak terdengar sama sekali. Ruci pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar dengan kesal.

"Kenapa kebangun sih. Ini kan masih malem," gerutu Ruci sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Namun gerakan Ruci terhenti saat tak sengaja ekor matanya menangkap sesuatu di jendela. Di sana, tepat di luar jendela dia melihat sosok hitam sedang berdiri. Ruci mencoba mengabaikannya karena mengira itu hanya bayangan benda akibat sorot lampu mobil yang kebetulan melintas di depan rumah. Namun saat sosok hitam itu bergerak dan menempelkan diri ke kaca jendela, Ruci tahu bayangan itu memang sedang mengintainya.

Ruci pun teringat makhluk yang pernah mengejarnya di kafe WG. Bertubuh besar, bertangan pendek, dengan tubuh berlendir, dan wajah menyeramkan, sama persis seperti penampakan siluet di jendela kamarnya itu.

Dengan tangan gemetar Ruci memutar tutup wadah garam pemberian Kenzi. Entah karena terlalu gugup atau memang tutup wadah yang licin, Ruci pun kesulitan membuka wadah itu.

Ruci makin panik saat sosok itu mulai bergerak dan berusaha menembus jendela kamarnya. Saat sebagian tubuh makhluk itu berhasil masuk menembus dinding kamarnya, Ruci pun menjerit sekencang-kencangnya. Namun anehnya tak ada suara yang keluar sama sekali dan itu membuat Ruci bingung.

Sekujur tubuh dan wajah Ruci telah basah dengan keringat, nafasnya pun memburu. Ruci disergap rasa takut yang amat sangat dan tak tahu harus bagaimana selain berdzikir. Apalagi Ruci juga merasa tubuhnya tak bisa digerakkan sama sekali kecuali kedua tangannya.

Di saat genting seperti itu, tiba-tiba Ruci dikejutkan dengan suara dering ponselnya. Ruci menatap nanar ponselnya yang saat itu berada di atas meja. Ruci ragu meraihnya karena meja berada dekat dengan jendela dimana makhluk menjijikkan itu berada. Sesaat kemudian Ruci memutuskan menerima panggilan tersebut karena dia tahu orang yang sedang meneleponnya bisa diandalkan untuk membantunya lepas dari kejaran makhluk menjijikkan itu.

Dengan keberanian yang tersisa Ruci pun menggulingkan tubuhnya lalu mengulurkan tangannya kearah meja untuk meraih ponselnya. Setelahnya Ruci kembali berguling ke tempat semula untuk mengecek siapa yang meneleponnya. Saat mengetahui Kenzi yang menghubunginya, Ruci pun menghela nafas lega. Dengan sigap dia segera merespon panggilan Kenzi.

"Ya Allah ... untung Abang telepon," kata Ruci sambil menangis.

"Iya Ci. Apa makhluk itu ada di sana sekarang Ci?" tanya Kenzi tanpa basa-basi.

"Iya Bang. Di-dia udah masuk ke kamar Bang. Gimana nih?!" tanya Ruci.

"Cepet lemparin garam ruqyah yang saya kasih ke kamu kemarin Ci!" kata Kenzi.

"Gimana mau ngelemparin garam Bang, tempatnya aja ga bisa dibuka daritadi," sahut Ruci putus asa.

"Astaghfirullah aladziim, maaf Ci saya lupa ngasih tau kamu gimana cara bukanya. Tutupnya ga usah diputar Ci, cukup diteken aja. Nah, ntar garam itu keluar dari samping tutupnya. Ambil sedikit aja terus lemparin ke makhluk itu. Cepetan Ci!" kata Kenzi lantang.

"I-iya Bang," sahut Ruci sambil melakukan apa yang dipinta Kenzi.

Sesaat kemudian pun Ruci tersenyum melihat garam menghambur keluar dari dalam wadah dan berkumpul di telapak tangannya.

Di depan sana Ruci melihat makhluk menjijikkan itu telah berhasil masuk ke dalam kamar seutuhnya. Kemudian makhluk menjijikkan itu menggeliat sambil berusaha menegakkan tubuhnya. Dan di saat itu lah Ruci pun melemparkan garam ruqyah kearah makhluk menjijikkan itu dengan kekuatan penuh.

Tak ada ledakan seperti perkiraan Ruci. Padahal gadis itu sudah memejamkan mata dan menutup kedua telinganya karena mengira Makhluk itu akan meledak setelah terkena garam ruqyah.

Ruci pun membuka matanya perlahan dan terkejut melihat makhluk menjijikkan itu masih bisa berdiri tegak di depannya. Apalagi kedua mata yang merah menyala itu menatap lekat kearahnya dengan tatapan marah. Dan Ruci pun menganga tak percaya saat menyaksikan makhluk itu tiba-tiba mencair seperti lilin yang terkena api.

Setelah makhluk itu mencair, terlihat cairan kental yang menggenang di lantai. Berwarna hitam kecoklatan dan berbau amis. Kemudian cairan kental itu merayap keluar menembus dinding kamar lalu lenyap tanpa bekas.

Ruci nampak menghela nafas panjang lalu mengusap air matanya sambil mengucap hamdalah berkali-kali. Tanpa Ruci sadari aksinya juga terlihat oleh Kenzi yang saat itu masih setia menemaninya di seberang telepon.

"Apa Kamu baik-baik aja Cii?" tanya Kenzi sesaat kemudian.

"I-iya Bang," sahut Ruci sambil meraih ponselnya.

Dan saat itu lah Ruci baru sadar jika dia dan Kenzi sedang terhubung melalui video call. Entah mengapa saat mengetahuinya membuat Ruci malu. Bukan kah itu artinya Kenzi bisa melihat Ruci dalam kondisi 'asli' termasuk semua yang dia lakukan tadi ?.

"Abang ... itu ... emang kita video call-an daritadi ya?" tanya Ruci ragu.

"Iya," sahut Kenzi.

"Jadi Bang Kenzi tau dan ngeliat semuanya dong tadi," kata Ruci gusar.

"Maksudnya ngeliat apa ya Ci?" tanya Kenzi pura-pura tak mengerti.

"Ya ga tau. Abang sendiri liat apaan emangnya?" tanya Ruci judes namun justru membuat Kenzi tertawa.

"Saya cuma liat kamu nangis aja tadi," sahut Kenzi sambil tersenyum.

"Ck, kenapa senyum gitu sih. Pasti menyenangkan ya ngeliat orang nangis ketakutan gara-gara dikejar setan," kata Ruci kesal.

"Ga lah, saya justru ga tenang Ci. Saya maunya ada di sana nemenin kamu. Kalo perlu saya aja yang menghadapi makhluk itu," sahut Kenzi sambil menatap Ruci lekat.

Jawaban Kenzi mengejutkan sekaligus membahagiakan Ruci. Ada rasa hangat yang menjalar di hatinya hingga membuat wajah Ruci merona seketika.

"Kamu gapapa kan Ci, kok diem aja?" tanya Kenzi.

"Ga-gapapa Bang. Terus abis ini saya harus ngapain Bang ?" tanya Ruci gugup.

"Berwudhu dan tidur. Kalo bisa tidur di tempat lain aja dulu. Saya yakin kamu ga bakal bisa tidur karena terus terbayang sama penampakan makhluk itu tadi," sahut Kenzi.

Ruci pun tersenyum mendengar ucapan Kenzi. Kemudian dia turun dari tempat tidur lalu melangkah keluar kamar menuju kamar Yudhistira. Semua dia lakukan sambil terus terhubung dengan Kenzi.

"Kalo di kamar ini aman ga Bang?" tanya Ruci sambil memperlihatkan suasana kamar Yudhistira.

"Insyaa Allah aman. Emangnya itu kamar siapa Ci?" tanya Kenzi.

"Kamarnya Mas Yud," sahut Ruci.

"Oh gitu. Sekarang kamu istirahat ya, jangan lupa wudhu. Dan ... " Kenzi sengaja menggantung ucapannya.

"Dan apa Bang?" tanya Ruci penasaran.

"Semoga mimpi indah. Syukur-syukur ada saya juga di mimpi kamu itu," sahut Kenzi sambil tersenyum.

Ruci membelalakkan matanya mendengar jawaban Kenzi. Saat dia ingin merespon ucapan Kenzi, pria itu telah mengakhiri sambungan telepon setelah mengucap salam.

"Wa alaikumsalam," sahut Ruci dengan wajah merona.

Jika Ruci masih berdiri mematung sambil berusaha mengatur detak jantungnya yang berpacu cepat, di tempat lain Kenzi justru sedang berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya. Sesekali dia nampak menghela nafas panjang seolah ingin melepaskan beban yang mengikatnya.

"Kenapa gue jadi begini sih. Seinget gue bukan cuma Ruci aja cewek yang pernah gue bantuin lepas dari kejaran makhluk ghaib. Tapi kenapa gue selalu mikirin dia ya. Kaya ada sesuatu yang memanggil gue dan maksa gue ada di sisinya. Dan anehnya gue suka itu," gumam Kenzi sambil tersenyum.

Kenzi terus larut dalam pikirannya hingga menjelang Subuh. Karena khawatir tertinggal sholat Subuh berjamaah, Kenzi pun memutuskan keluar dari kamar lalu pergi ke dapur untuk menyeduh kopi.

\=\=\=\=\=

Keesokan harinya Ruci sengaja menemui Desi di kelasnya. Dia senang melihat Desi baik-baik saja. Ruci pun menyampaikan niatnya untuk main ke rumah Desi sepulang kuliah. Tentu saja Desi menyambutnya dengan antusias.

Setelah jam kuliah berakhir, Ruci dan Desi nampak berjalan beriringan menuju halte. Mereka memang memilih menggunakan angkutan umum karena lebih santai dan tidak sedang terburu-buru.

Tiba di rumah Dirga suasana terlihat sepi dan tenang. Desi pun mengajak Ruci masuk lalu memanggil si bungsu dengan lantang. Sikap Desi yang di luar kebiasaan itu membuat Ruci mengerutkan keningnya.

"Kok kamu langsung nyelonong aja sih Des. Ga pake salam juga," tegur Ruci.

"Eh, iya. Aku lupa Kak," sahut Desi sambil nyengir.

"Lupa ?. Kok bisa sih. Itu kan ... " ucapan Ruci terputus karena Desi memotongnya dengan cepat.

"Nah itu Eza Kak. Eza, sini Sayang. Ada Kak Ruci nih," kata Desi sambil meraih Eza dari gendongan pengasuhnya.

Ruci pun menyambut Eza dengan gembira. Kemudian Ruci dan Desi mengajak batita itu bermain bersama di ruang tengah.

Sambil bermain dengan Eza sesekali Ruci mengamati rumah Dirga. Ruci merasa ada sesuatu di dalam rumah itu yang membuat perasaannya tak nyaman. Saat Ruci sedang asyik mengamati kondisi rumah Dirga, tiba-tiba pengasuh Eza menjerit.

Sambil menggendong Eza, Ruci pun bergegas lari untuk melihat apa yang terjadi.

"Ada apa Des. Siapa yang teriak tadi?!" tanya Ruci.

Desi hanya membisu dengan mata yang menatap nanar kearah lantai dapur. Saat Ruci ikut menatap ke sana, betapa terkejutnya dia menyaksikan asisten rumah tangga Dirga terduduk di lantai dengan tangan bersimbah darah.

Rupanya telapak tangan asisten rumah tangga Dirga itu hancur saat dia menggiling bumbu.

Awalnya wanita itu mencoba 'mengakali' blender yang macet. Tapi saat dia memasukkan jarinya, pisau blender tiba-tiba kembali berputar dan membabat habis jemari tangannya lalu menggilingnya bersama bumbu yang sedang dihaluskan. Pengasuh Eza yang kebetulan ada di dapur pun terkejut lalu refleks menjerit hingga mengejutkan semua orang. Security yang datang paling awal pun sigap menekan tombol off pada blender untuk menghentikan putaran pisau.

Setelahnya asisten rumah tangga itu pun jatuh ke lantai sambil memegangi tangannya yang bersimbah darah.

Saat security menjelaskan kronologi kejadian, tak sengaja Ruci melihat makhluk yang menerornya semalam melintas di halaman belakang rumah Dirga. Ruci pun segera mengejarnya karena yakin makhluk itu terlibat dengan kejadian barusan.

\=\=\=\=\=

1
Laila Zayn
wiiiih karya ummiqu...... mampir lagi ya, mi..... udh lama ga mampir ditempat ummi ini 😄😘
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., pa kbr say. Met gabung yaaa .. 🙏🤗
total 1 replies
Ade Wati
di tunggu klanjutanya y ka
any Sulistiani: yup, kelanjutannya udh up say. judulnya 'Kereta Api Misterius'.
Silakan mampir, mksh 🙏😘
total 1 replies
Ade Wati
bagus
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., mksh supportnya say 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
Thor up nya kapan ini???keburu lupa alur nya
any Sulistiani: udh up say ..., cb dicek yaa 😊
total 1 replies
INDRA
thor mana kelanjutanya
any Sulistiani: lagi proses kak, blm di acc kayanya🤗
total 1 replies
siscapucinoo
makasih untuk cerita yg luar biasa. ditunggu karya selanjutnya Thor
any Sulistiani: sama" say. insyaa Allah siaaappp, mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
oke aku tunggu kak
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp, mksh kak 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
sudah end aja,,,,lanjut ya Thor di judul yg lain, aku pada mu Thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp ..., Alhamdulillah. mksh say 🙏😊
total 1 replies
INDRA
ditungu thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp 👌😊
total 1 replies
Wisell Rahayu
okeee thooor aku suka dgn alurny gk berbelit² aku tunggu kelnjtanny thor di cerita Eza sma Rhea
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., insyaa Allah siaappp. mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Wisell Rahayu
kenapa Diki hrs meninggl thor uhhhh nyesek aku thor😭😭😭😭
Ali B.U
next
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Siti Yatmi
makasih ya Thor sudah up...rajin2 ya Thor....NT dimakan loh sama rayap kalo ga rajin up ...
Arieee
😢😢😢😢😢😢😢😢😢
Wisell Rahayu
wahhh semkn seram aj Nih siluman Rayap ny tp jgan gentar Ruci,yudis,kenzi lawan trs sampai titik penghabisan..semnggt thooorrr..ku tunggu upny lagi..
Wisell Rahayu
hayo Ruci lawan semua rayap² siluman itu..bawa Diki pergi..semg erman sadar akn semua keslahan nya..dan tdk meneruskn perjanjian dengn siluman Rayap hayoo Yudis ama Kenzi Ruci bantai semua siluman Rayapny ..
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!