Kisah seorang anak perempuan yang harus menelan pahitnya kehidupan demi bisa menghidupi dirinya dan juga keluarga nya ..
perjalanan liku hidupnya membawa ia menuju dunia malam, demi bisa menyekolahkan adik nya dan juga melunasi hutang-hutangnya keluarganya ia rela melakukan apapun termasuk kehilangan masa-masa remajanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka manga toon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CWP Part 19...
Kini Candra pun terduduk di sisi ranjang seraya menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang seketika ia mengeluarkan ponselnya dan menatap nomer telpon yang bernamakan
" Putri ♥️ "
" Haruskah aku menelpon nya ?? " tanya Chandra pada diri sendiri
setelah bergelut dengan pikirannya akhirnya Chandra pun memberanikan diri untuk menelepon nomer baru tersebut.
Tut....
Tut ...
Tut...
lama suara sambungan telpon berdering namun tak ada tanda-tanda sang pemilik nomor untuk mengangkat panggilan tersebut.
seketika Chandra pun mulai merasa gelisah saat suara denyut telpon telah berakhir, dengan perasaan tak karuan Chandra pun menelepon kembali nomer tersebut.
" Hallo... " sapa seseorang dari sebrang sana yang tak lain adalah Putri
seketika perasaan tak karuan Chandra kini berubah menjadi perasaan lega saat mendengar suara wanita yang sangat ia rindukan itu.
" Hallo .. " sapa Chandra setenang mungkin
" Maaf aku tidak mengangkat telpon mu tadi , aku baru saja membantu ibu di dapur " ucap Putri seketika menjelaskan hingga membuat Chandra bertambah lega dengan perasaannya
" Tidak masalah , bagaimana kabarmu ?? "
" aku baik-baik saja , emm bisakah kau menjemput ku besok " ucap Putri hingga membuat dada Chandra berdegup kencang namun pria itu berusaha untuk tetap bersikap tenang
" Tentu saja, aku akan menjemputmu besok " ucap Chandra dengan perasaan senang
" Terimakasih " ucap Putri
" apa kau sudah makan ?? " tanya Putri berbasa-basi dengan perasaan canggung pasalnya ini kali pertamanya ia bertanya seperti itu pada Chandra
namun lain halnya dengan Chandra yang merasa senang dengan pertanyaan wanita itu, pasalnya ia merasa seolah di perhatikan oleh wanita itu.
" aku ingin mema_"
" Daddy.. " ucap Serly dengan mata terpejam hingga memotong ucapan Chandra
" aku akan menelpon mu lagi nanti " ucap Chandra seketika
" I.. iya " sahut Putri dari sebrang sana seraya mematikan panggilan telpon keduanya
" Daddy di sini sayang " ucap Chandra menenangkan anak mungil itu
Dan di sisi lain , Putri masih terdiam di tempatnya saat panggilan telepon terputus
" apa dia sedang bersama keluarganya ?? " tanya putri pada diri sendiri
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
keesokan harinya , kini Chandra sudah berada tepat di depan pintu rumah Putri.
perasaan senang dan antusias menjalar jadi satu di dalam dada pria itu.
setelah menunggu beberapa detik akhirnya pintu pun terbuka, senyum cerah terpancar jelas di wajah Chandra saat melihat wanita yang ia rindukan membukakan pintu untuk nya namun lain hal nya dengan Putri yang terdiam mematung seraya menatap Chandra yang saat itu tengah tersenyum cerah seraya menggendong seorang anak perempuan di pelukan nya.
" Hai ... " sapa Chandra hingga membuat Putri tersadar dari lamunannya
" H..hai , masuklah" suruh Putri gugup
Chandra pun masuk kedalam rumah Putri dan di ikuti dengan Putri yang berada di belakangnya seraya menatap dia orang tersebut.
" apa dia sudah gila membawa anaknya untuk menjemput ku " ucap Putri dalam hati
" duduklah aku akan membuatkan minum untuk kalian " ucap Putri seraya menatap ayah dan anak itu secara bergantian
Chandra pun menuruti permintaan wanita itu untuk duduk dan Putri pun meninggalkan Chandra dan Serly di ruang tamu.
" Mommy ... " ucap Serly seketika saat Putri telah pergi dari tempat itu hingga membuat Chandra menatap anak mungil itu
" ya Mommy " ucap Chandra dengan senyum senang nya
tak berapa lama Putri pun datang seraya membawa nampan berisikan air untuk mereka.
" Minumlah " suruh Putri seraya menaruh minuman itu di meja
" Mommy.... " panggil Serly hingga membuat Putri menatap kearah anak itu dan Chandra secara bergantian
Chandra hanya terdiam sambil tersenyum senang saat mendengar Serly memanggil Putri dengan sebutan Mama , sedang kan putri yang mendengar ucapan anak itu pun langsung terdiam di sisi lain ia merasa takut jika anak itu mengadu pada sang ibu , pikirnya.