NovelToon NovelToon
Cinta Terhalang System

Cinta Terhalang System

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Teen School/College / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: milorasabaru

Terlahir kembali sebagai anak orang kaya bernama Ethan, ia bereinkarnasi bersama sebuah sistem yang misterius. Sistem Penguasa, yang meringankan hidupnya dan juga merumitkan kisah cintanya.

Di sekolah, Ethan dipertemukan dengan mantan pacar dari kehidupan sebelumnya, Karina. Kehidupan kedua ini menjadi kesempatan bagi Ethan untuk mengulangi hubungan dan memperbaiki kesalahannya.

Namun, Sistem Penguasa terus memaksa Ethan untuk menguasai sekolahnya, menjadi puncak tertinggi di antara siswa lain, dan Karina tidak menyukai gaya hidup Ethan itu.

Akankah Ethan dapat kembali bersama Karina? Ikuti kisahnya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon milorasabaru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

'Rumah real estate. Mobilku banyak, harta berlimpah ...'

Setelah aku mengantar Rara pulang, aku melihat tiga mobil sudah terparkir di halaman rumah. Dua mobil Rolls-Royce Phantom, yang baru dibeli oleh Ayah untuknya dan Ibu, serta mobil milik Rita sudah berjajar rapih di bawah rumah tiga lantai bergaya modern dengan cat putih terang. Semuanya sudah pulang.

Aku menyanyikan lagu Iwan Fals berjudul Bento itu sembari berjalan keluar dari mobilku. Langkahku melewati halaman rumah terhenti ketika melihat Rita ternyata juga baru keluar dari mobilnya, masih mengenakan seragam SMA.

"Loh, baru pulang juga?" tanyaku setelah mendekat padanya.

"Iya tadi ngopi dulu." Rita mengunci mobilnya. "Maneh bau rokok pisan. Nih parfum nanti ketauan Ayah."

(Pisan \= banget.)

Aku mengangguk dan menerima parfum dari kakakku. Tidak masalah jika pakaianku jadi wangi parfum cewek, yang penting seperti yang dibilang Rita, tidak ketauan Ayah.

Beruntung aku mempunyai kakak yang suportif. Dia juga tahu aku sering merokok di depan sekolah, tapi tidak pernah mengadukannya pada orangtua kami.

"Jaket baru?" tanya Rita membuka topik ketika kami berjalan menuju pintu depan.

"Iya, dikasih senior." Aku berbohong dengan spontan.

"Si Rayhan?"

"Iya."

"Tumben banget. Pasti maneh masuk Warzu?" Rita sangat mengenal Rayhan, karena mereka satu kelas.

"Dipaksa," timpalku sembari mengalihkan tatapanku darinya. Itu kebenaran, aku tidak berbohong kali ini.

Rita menggelengkan kepala sembari menyeringai. "Aneh-aneh aja. Maneh jangan ikut-ikutan kalo pada berantem. Mereka sering ribut sama 205, aku udah cerita kan?"

Aku mengangguk. "Aman aja."

Ya, SMA Negeri 205 Kota Bandung, rival sekolah kami. Kedua sekolah itu berlomba-lomba untuk membuktikan siapa yang lebih baik, dari olimpiade, lomba ekskul, bahkan pensi sekolah. Tapi, pemenangnya selalu ditentukan melalui pensi sekolah masing-masing, siapa yang paling sukses acaranya dan paling mahal budget-nya, itulah yang menang. Toxic orang kaya.

Begitu juga dengan komun Warzu dengan komun sekolah itu. Aku dengar dari Rita awalnya rivalitas kedua sekolah dimulai dari pertikaian antar komun. Ketika sekolahku yang masih merupakan bagian kelas siang dari sekolah rival itu, komun Warzu sering bertikai dengan mereka yang kelas pagi, dengan nama Warma.

Berawal dari dendam para alumni di sekolah itu, berubah menjadi kebiasaan ketika SMAN 202 berdiri sendiri menjadi sekolah terpisah. Lalu puluhan tahun setelahnya, rivalitas ini menjadi budaya antar kedua sekolah.

"Kita pulang!" pekik Rita setelah kami membuka pintu.

Ibu yang sedang menyiapkan makan malam di ruang makan menyahut. "Pas banget kalian pulang pas udah selesai semua."

Kali ini ada pembantu yang menolong Ibu. Aku sedikit kecewa ketika Ibu memperkerjakannya, karena bukan Teh Farah dari sewaktu lalu aku pernah menyewa jasanya. Kata ibuku dia sudah malas membersihkan rumah sendirian. Ya iyalah, udah gila bersihin rumah besar gini sendirian.

"Kebiasaan kalian pulang malem," ucap Ayah yang sedang terduduk menonton TV di sofa panjang. "Sini kalian berdua."

Aku dan Rita menuruti titahnya. Kami sempat bertukar pandang sebelum berjalan mendekati Ayah, ini semua tidak biasa. Selama ini, jika kami berdua pulang malam, tidak pernah diprotes olehnya atau ibuku sekalipun.

Rita menggegam tanganku erat, wajahnya terlihat panik, ekspresinya berlebihan dari biasanya. Mungkin ada yang dia sembunyikan. Tapi, semakin kami mendekat pada ruang keluarga itu, langkahku semakin berat. Aku tidak mau terkena hukuman darinya. Terakhir kali, aku ketahuan merokok dan dihukum olehnya untuk berlari mengitari lapangan Gasibu sebanyak 50 kali.

"Jaket baru?" tanya Ayah ketika menatapku dan Rita berada di depan meja kopi, membelakangi TV yang sedang menayangkan film.

"Eh, iya, dikasih sama senior," ucapku sembari mencari alasan yang lebih baik di kepalaku. "Eh, soalnya abis bantuin dia nyalain aki mobilnya."

"Oh gitu. Di-jumper lewat aki mobil kamu?"

"Iya," ucapku sang Penipu.

"Wah, hebat juga kamu ngerti gituan," timpalnya dengan mata berbinar di wajah yang mulai berkerut. Sedih terkadang ketika melihat Ayah mulai menua.

Aku hanya mengangguk. Aku tidak berbohong, dulu di kehidupan sebelumnya aku memang pernah melakukan jumper untuk membantu orang lain yang mogok. Setelah menjawab ayahku, spontan aku melirik Rita. Dia pasti tahu aku berbohong, karena Rayhan hanya naik motor ke sekolah.

"Ada apa ya, Ayah?" tanya Rita dengan nada yang sedikit bergetar. Dia seperti ketakutan setengah mati, aku penasaran apa yang dia sembunyikan.

Kemudian, Ayah merogoh dompetnya dan mengeluarkan dua kartu ATM. Lalu, menaruhnya di atas lapisan kaca meja kopi. Kedua kartu itu berwarna hitam, yang satu tertulis namaku, yang lainnya tertulis RITA WIJAYA.

"Tuh, Ayah udah buatin kalian ATM," ucapnya.

Aku sudah tahu itu dari wanita sistem. Aku merasakan sudut bibirku melebar. Akhirnya aku bisa merasakan hadiah uang dari misi. Sekilas aku melirik pada kakakku, wajah oval itu juga tersenyum lebar dengan kedua mata kecoklatannya berbinar.

"Udah Ayah isi masing-masing 500 juta," lanjut Ayah.

"Wah makasih Ayah!" Kami berdua memekik bersamaan. Suaraku sedikit lebih kencang dari Rita.

"Eits! Jangan seneng dulu," timpal Ayah. "Mulai sekarang kalian gak akan dapet uang jajan lagi. Jadi, sampai kalian lulus, itulah uang jajan kalian."

Tidak masalah. Aku tahu saldoku akan cukup sampai tujuh turunan. Benarkan?

[Jawab: Tidak juga. Anda terlalu berlebihan.]

Iya juga sih. Nanti akan kulihat sendiri di ATM berapa jumlah saldoku.

"Iya gapapa kok!" pekik Rita kegirangan. Dia langsung mengambil kartunya dan melompat-lompat di atas lantai kayu hingga sepatu hitamnya berdecit.

Ya, keluargaku ini terlalu kebarat-baratan. Meniru gaya hidup ala eropa, menggunakan alas kaki di dalam rumah.

Aku pun mengambil kartu milikku, kemudian menjaga nada suaraku agar tidak terlalu memekik kencang. "Makasih ya, Ayah!"

Ayah mengangguk. "Iya. Jangan boros-boros, Ayah gak akan ngasih lagi, loh!"

Aku dan Rita spontan berdiri tegap dan memberi hormat layaknya prajurit. "Siap, 86."

"Hayu makan!" pekik ibuku dari kejauhan.

Lalu, kami semua pun bergegas menuju ruang makan. Menu malam ini yaitu makanan khas dari Ethiopia. Ibu mahir memasak makanan dari semua negara, entah dari mana dia belajar memasak.

Ayah duduk di bagian paling ujung meja, diikuti Ibu mulai terduduk di bagian samping kiri di dekatnya. Aku dan kakakku duduk di seberangnya, tidak lama Ivan pun berjalan mendekat dan duduk di sampingku.

Di samping Ibu terduduk pembantu baru kami, Bibi Rosa, berwajah kuning langsat dengan blus biru yang sangat pas dengan tubuhnya yang rapih, dan terlihat sesuai dengan umurnya yang masih muda. Ibu memaksanya untuk selalu berpakaian rapih dan bersih di rumah, dan tidak boleh terlihat seperti pembantu.

Akhirnya, meja makan untuk sepuluh orang ini mulai sesak. Rasanya keluarga ini semakin membesar, dan rumah yang dulu sepi menjadi lebih ramai dan lebih hangat.

Kemudian, kami pun mulai menyantap makan malam, dan semuanya mempertanyakan hal yang sama padaku ketika berbincang di meja makan; bertanya mengenai jaket baruku. Aku berbohong dengan alasan yang sama pada ayahku. Tapi, jujur aku juga mempertanyakan mengenai jaket kulit hitam yang bergaya anak motor ini.

[Penjelasan: Jaket Perfecto milik Anda mempunyai–]

Nanti saja jelasinnya setelah aku makan!

[Baik.]

1
lucky girl
p
Ra dhiraemon
lanjut
Keyozzx
lanjud bang gua gif dah kalo rajin
Ra dhiraemon
Mampir di sini ya kk
lucky girl
up thorrr /Determined//Determined//Determined/
Keyozzx
2 lagi bang Gua Udah Siap bacok lu kalo engga up lagi 🖕🤡
Keyozzx
Bacot anjg Up Mana 2 per hari minimal lah Sini Gua bacot lu 🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🤡🤡🤡🤡🤡👎👎🐶🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Keyozzx
Tambahin 1 jarang up Sekali up cuma 1 Ngelunjak hah gua bocak lu🥴🖕🪨👎👎🖕🖕🖕👍🖕👍🪚🤮🔥🔥
lucky girl: lu bisa sabar ga?☺️☺️☺️
nulis cerita ga segampang itu /Right Bah!//Hammer/
Keyozzx: Ya udah Up lah 🤬🤬🤬🤬🤬
total 3 replies
Keyozzx
lanjud bang Up 2 kali sehari Biar seru saran aja
milorasabaru: siyap, aku usahakan ya
total 1 replies
milorasabaru
sabar S*T!!!/Heart//Heart/
Keyozzx
mana lanjutan ya anj Cepat'
😒
Keyozzx
Up ya perbanyak bang sumpah Seru asu
milorasabaru: siyap nantikan terus yaaaaaa
total 1 replies
Paulina Alfathir
wah author ngadi2 nih masak ngasih misi berkelahi😂😂😂
Keyozzx
Sial Apa kau kira kita pembaca Tidak menunggu Hah sialan
/Cleaver/
Keyozzx: Up ya 5 jangan lupa
milorasabaru: aku upload tiap subuh ya gais
total 2 replies
Kang Kuli
bg
milorasabaru: makasih bang ratingnya
total 1 replies
Kang Kuli
up
milorasabaru: nanti subuh ya
total 1 replies
milorasabaru
Hai ini cerita pertamaku, akan selalu update setiap hari, tanpa libur. Kalau engga ada update kejar aku ke FB dengan nama akun yang sama dengan namaku disini. Selamat menikmati.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!