Om Ustadz Dokter Cintaku!

Alice tahu Daddy Sky menyukai Tante Lala. Kesetiaannya pada Mommy Leona lah yang menjadi sebab lelaki itu tidak mau menikah lagi, apa lagi menyatakan rasa sukanya.

Andai tidak suka, tidak mungkin Daddy Sky memberikan cincin, gelang, kalung, atau apa pun setiap kali Tante Lala berulang tahun.

Namun, ya sudahlah. Daddy Sky sudah cukup tua untuk urusan ini, sekelas CEO X-meria pasti tahu mana yang baik dan tidak untuknya.

Kembali pada kehidupannya, Alice mulai menata lagi biduk rumah tangga yang baru dijalaninya ini. Tak disangka- sangka rupanya, enam bulan sudah Alice menjadi istri seorang ustadz.

Pun, Alice sudah meninggalkan fakultas kedokterannya. Berpindah kuliah di fakultas ekonomi, tepatnya pada akhir pencarian jati diri.

Fachry lihat, Alice tidak lagi terbebani oleh mata kuliahnya. Bahkan, beberapa kali Alice menunjukkan nilai yang bagus karena pada dasarnya Alice cukup pintar di bidang itu.

Bahagianya Alice bertambah semenjak Fachry mulai mengurangi jam kerja sesuai janjinya. Fachry tidak memperpanjang masa kontrak di universitas milik Millers corpora.

Dalam seminggu, hanya tiga kali saja Fachry mendatangi Pesantren. Waktu selebihnya, Fachry luangkan untuk mengajar istrinya.

Lebih dari murid di pesantren, Alice juga perlu bimbingan Fachry langsung. Fachry setuju dengan fatwa yang mengatakan jika akan lebih baik istri yang diutamakan tahu sebelum ilmunya sampai ke telinga orang lain.

Apa lagi, Alice sudah mulai dijadikan buah bibir warga pesantren. Soal, istri ustadz yang tidak mau menutup aurat.

Sebagai sindiran para santriwati nakal, beberapa ada yang menyeletuk, jika mereka ingin ikut- ikutan bermain ice skating seperti istri cantik ustadz Fachry.

Namun, Fachry tetap mendidik dengan caranya, tidak dengan keras sebab Alice Aurora Princess Rain, bukan wanita yang akan menurut saat dikerasi.

Fachry hanya percaya hidayah Allah nyata, dan doanya masih sama. Alice akan dapatkan hidayah, terutama terketuk untuk berhijab.

"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroom.”

Baru saja Fachry menjadi imam shalat di rumah kediaman keluarga Rain yang cukup banyak sekali penghuninya.

Lihat, puluhan pelayan bahkan sudah mulai banyak yang berhijab. Tukang kebun, pengawal, penjaga, sopir juga ikut berjamaah.

Fachry mencium punggung tangan sang mertua yang awalnya gengsi menjadi makmum seorang Fachry. Padahal, di hadapan Allah, semua makhluk sama kedudukannya yang membedakan hanya ketakwaannya.

"Kau masih mantu, Fachry, ... Menjadi imam shalat bukan berarti jabatan mu naik jadi mertua."

Fachry tertawa, mertuanya takut sekali dia meremehkannya. "Alhamdulillah, lagi pula Fachry masih merasa lebih muda dari Daddy yang sudah lumayan tua."

"Tua dengkul mu!" Fachry terkikik bertepatan dengan tangan Sky yang mengudara seperti ingin menampar sambil melotot.

"Sarungnya mahal nih." Dominic melirik kain sarung yang dipakai bos-nya. "Boleh juga."

"Bilang kalau mau!" Sky melepas kain bermotif setengah kotak setengah batik itu untuk dilemparkan pada wajah Dominic.

"Terima kasih, bisa lah buat tarawih nanti malem di mesji--" Ucapan Dominic tak selesai karena Sky kembali menarik kain sarungnya.

"Log in dulu!" titah Sky.

"Astaghfirullah," sebut Dominic, "aku lupa kalo aku Kristen!" dia lalu tertawa bahkan ditertawakan seluruh orang yang mendengar.

"Ya salam." Fachry mendekat. "Ashadu--"

Sontak, Dominic menampar punggung Fachry yang tertawa. "Ustadz apaan kau ini, hah?! Ini namanya log in, pemaksaan!" Dominic tahu kalimat syahadat, pokoknya jangan sampai dia log in karena Fachry.

...🎬🎬🎬...

🎬🎬🎬

^^^🎬🎬🎬^^^

Selesai shalat, Fachry dan Alice duduk di sofa taman belakang. Suasana setelah ashar cukup teduh walau sedang lumayan berangin.

Ada Sky di sofa lainnya, pria itu berkain sarung itu berselancar dengan ponselnya. Menjadi stalker sosmed Tante Lala, begitulah nasib pria tampan yang katanya ingin setia pada almarhumah istri pertamanya.

Juga, Alice masih mengenakan mukena putihnya, dan di dalam sana Oma Vanessa, Opa Rega, beserta Opa uyut Arjuna sedang kedatangan tamu, yaitu Oma uyut Hilda.

"Jadi besok Alice puasa?" Alice melongo mendengar informasi suaminya. Barusan, Fachry mengatakan jika isya nanti umat muslim menjalankan tarawih berjamaah.

"Nggak kuat puasanya?" tanya balik Fachry. Oh, tidak, jelas tidak bisa seorang Alice diremehkan begitu saja.

"Kuat lah!" jawabnya lantang.

Fachry tersenyum, lalu mengusap mukena putih di kepala istrinya. "Makanya, Sayang mau kan pakai hijab yang kemarin Mas beli?" tanyanya lagi.

Alice mencebikkan bibirnya, sejatinya, dia juga ingin memakai hijab, tapi belum yakin jika dia cukup pantas. "Emang puasa batal ya, kalo nggak menutup aurat?"

"Tidak juga, ... tapi, ... Kamu tetap terhitung melakukan dosa. Bisa jadi, dosanya lebih banyak daripada pahala puasanya sendiri, terlalu sayang kan, kalau pahala puasanya hanya untuk menambal lubang dosa?"

Alice tercenung, dari Fachry dia pernah mendengar jika pahala puasa Ramadhan begitu besar. HR. Muttafaqun alaih berkata jika Niat puasa yang fisabilillah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya, karena puasanya sejauh perjalanan 70 tahun dari neraka.

Andai benar dosa membuka aurat tidak bisa menutup pahala puasanya, bukankah itu berarti, dosa membuka aurat lebih nista? Ah, entahlah, ... Alice menciut sekarang.

Sayang juga kalau seandainya pahala shalat, atau kebaikan lainnya bocor halus. Fachry saja mengaku masih menjadi keranjang dosa, lalu bagaimana dengan dia?

"Ya udah, Alice mau pake hijab." Setelah cukup lama berpikir Alice bicara lirih.

"Masha Allah!" Tersenyum, Fachry kecup kening istrinya dengan kelembutan. "Terima kasih ya, sudah mau menjadi istri yang mengantarkan kami ke surga-Nya Allah."

"Kami?" Sky melirik, jujur bos duda satu anak itu selalu penasaran dengan kajian yang Fachry berikan untuk Alice, makanya dia duduk di sofa ini setiap selesai berjamaah.

"Ada empat wanita yang bisa mengantar seorang pria muslim ke surga atau, bisa juga menyeretnya ke neraka," jelas Fachry.

Alice diam menatap suaminya.

"Pertama Ibu, tidak boleh durhaka. Kedua istri, makanya sebisa mungkin Mas akan memperlakukan mu dengan baik. Ketiga, saudara perempuan, bersikap baik. Keempat, anak perempuan didik dan merawatnya."

"Oh." Alice manggut manggut. "Jadi kalau Alice shalihah, Daddy masuk surga?"

"Insya Allah." Fachry tertawa. Pertanyaan Alice mirip anak kecil, tapi tulus.

"Alice mau Daddy ketemu sama Mommy di surga, makanya Alice sedang berusaha menjadi anak shalihah, Alice mau doain Daddy, supaya Daddy ketemu Mommy. Soalnya kalo lihat dari tingkah laku Daddy, Daddy nggak layak banget masuk surga."

"Astaghfirullah, Alice!" Sky menyela ketus, dia mendengar, dan semakin lama obrolan Alice dan Fachry seperti sengaja menjadikannya tersangka yang layak masuk ke neraka.

"Memang begitu!" tukas Alice. "Jadi stalker, sama liatin foto seksi Tante Lala juga dosa!"

"Siapa yang liatin?!" Sky tak terima, tapi kicep setelah Alice merebut ponselnya demi menunjukkan siapa yang ada di layar itu.

"Ini apa?!" Alice menyodorkan foto Tante Lala dengan busana seksinya tepat di depan mata sang ayah. "Kenapa nggak nikahin sekalian?"

"Kenapa bahas ini lagi?" Sudah Sky bilang berulang kali, dia tidak akan pernah menikah lagi, titik!

Alice lalu menatap Fachry. "Ustadz, ... Daddy masih boleh menikah lagi kan? Nanti di surga sana, ... Daddy masih bisa ketemu sama Mommy Leona kan?"

Fachry mengangguk. "Laki-laki di surga memiliki dua istri, bisa saja salah satunya memang, Tante Lala."

"Tuh, kan!" Alice lalu menatap Sky yang terhenyak mendengarnya. "Di surga nanti, Daddy bisa punya dua istri loh!"

Sky tertawa, jelas karena Alice terlalu polos untuk seorang perempuan. "Sayang, kamu percaya tidak? ... Hadist yang Fachry ucapkan barusan tadi itu, ... salah satu bentuk modus Fachry supaya punya istri lebih dari satu!"

"Astaghfirullah!" Fachry mendelik. Tak pernah dia berpikir sejauh ini. "Mana ada begitu?!"

Alice mulai goyah, sebab yang diucapkan Daddy Sky masuk akal. "Yang Daddy bilang itu serius? Jadi, Ustadz mau dua istri juga?"

"Demi Allah, tidak!" Fachry berapi api, karena dia tahu Alice akan membahas ini pagi, siang, dan malam seperti biasanya.

"Daddy! Jelasin dulu, ini salah!" Fachry memanggil mertua yang pergi setelah mengadu domba rumah tangganya.

Ya Tuhan, Fachry mulai mengusap dahi yang pening. Bagaimana tidak, kini Alice terus mencecarnya dengan pertanyaan dua istri.