Istri Hasil Rampasan
Kisah memilukan dari seorang gadis biasa yang harus menikah dan hidup bersama orang yang tak pernah ia kenal dan tak pernah ia cintai.
Ia ditinggalkan oleh calon suaminya dipelaminan tepat dihari pernikahannya.
Dalam kehidupan rumah tangganya selalu dipenuhi derai airmata dan rasa sakit.
Akankah dia berakhir bahagia dengan pernikahannya yang diawali dengan keterpaksaan?
Yuh baca sampai habis ya ikuti kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
" Ayu apa nyonyahmu sudah naik keatas?" Tanya Arya saat baru saja masuk kedalam rumah dan tak ia temui istrinya berada dibawah.
" Sudah tuan,em tuan kamarnya udah kedap suara kan?" Celetuk Susi yang membuat mata Arya memicing tak faham dengan arti dari pertanyaan Susi.
Namun beberapa detik berikutnya Arya faham dan ia mendekat kearah Susi membuat Susi salting sekaligus harap harap cemas melihat raut wajah Arya yang sulit diartikan.
Cetak
Satu jentikan yang tak terlalu keras mendarat dikening Susi.
" Bocil gak usah banyak tanya,saya tidak memasang alat kedap suara agar kamu mendengar jeritan-jeritan Pramesti dari bawah sini!" Ucap Arya dengan konyol.Setelahnya Arya nyelonong begitu saja dan masuk kedalam lift menyusul isterinya.
" Dasar bos lucnut,bisa-bisanya KDRT." ucapnya yang masih bisa didengar oleh Arya,namun Arya pura-pura tak mendengar meskipun Arya sebisa mungkin menahan tawanya agar tak meledak.
" Huuuft susi-susi ada ada saja,tapi art seprti Susi bisa jadi hiburan juga kalau lagi pusing mikir kerjaan.Tingkahnya yang kadang ajaib seprti hiburan untukku." Ucap Arya setelah masuk didalam lift.
Sementara ayu yang sedari tadi menyimak pembicaraan singkat Susi dan Arya mendekat dan bertanya.
" Sus,buat apa sih kamar tuan dipasang alat kedap suara,terus kenapa nyonya harus menjerit emanya diatas akan terjadi apa?Apa malam ini benar-benar akan ada gempa?" Tanya ayu membuat Susi meledak tawanya karna kepolosan ayu.
" Loh ko kamu ketawa si sus,kalau beneran ada gempa kita juga harus jaga-jaga dong!" sungutnya lagi.
" Heh heh mba mba,hadeh udah mba otak mba gakan sampe kesana.Udah ayo tidur,gempanya hanya ada dilantai atas ko." Ucap Susi lalu menarik tangan ayu dan mengajaknya kebelakang.
Berbeda dengan ayu yang masih belum bisa mencerna apa yang ia dengar dikamar atas justru Pramesti sudah terlelap dialam mimpi tanpa menunggu suaminya terlebih dahulu.
" Dia sudah tidur rupanya!" cicit Arya begitu membuka mata mendapati istrinya tidur dengan damai diatas kasur king sizenya.
Setelah menutup pintu Arya yang merasa gerah lantas langsung pergi kekamar mandi untuk menyegarkan dirinya.
Kurang lebih 35 menit Arya keluar dari kamar mandi dan betapa terkejutnya dia saat membuka pintu melihat sang istri sudah berdiri dengan mata setengah tertutup.
" Heei kalau masih ngantuk kenapa bangun?" Tanya Arya.
" Pipis." Ucapnya singkat.
Arya menggeser tubuhny ,memberi jalan untuk Mesty lewat.Namun sialnya handuk yang Arya kenakan tak terlilit dengan baik hingga saat Arya bergerak membuat handuk itu melorot dan jatuh seketika memperlihatkan sesuatu yang tegak menjulang membuat mata Mesty seketika terbuka lebar karna pemandangan didepannya.
" Be-besar,aaaaakh ulaaar!" Teriak Mesty seketika ia langsung melompat dan masuk keatas kasur dan bersembunyi dibalik selimut tebal.
Seketika Arya ingin sekali tenggelam kedalam bumi dan bersembunyi lantaran rasa malunya terhadap sang istri.
" Ck,handuk sialan! Kenapa si ko harus melorot sekarang,kamu juga kenapa memperlihatkan wujud aslimu!" Sungut Arya sembari menarik handuknya dan memakainya.
Setelah itu Arya berjalan dengan cepat menuju walk in closet untuk mengenakan pakaiannya.
" Tidak perlu bersembunyi lagi,saya sudah pakai baju!" Cicit Arya karna Mesty masih saja bersembunyi dibalik selimut.
Dengan gerakan perlahan Mesty membuka selimutnya dan melihat kearah Arya,namun fokusnya bukan kewajah Arya tapi ketitik dimana tadi dia melihat phyton yang berukuran tak biasa itu.
Melihat kemana arah sorot mata Mesty membuat arya mengeluarkan semburat merah diwajahnya.