"Aku ingin mati saja, buat apa aku hidup toh semuanya sudah berakhir. Tidak ada yang bisa dibanggakan lagi dari diriku. Semuanya telah hancur. Keluargaku akan hancur bila mengetahui ini semua, akulah kebanggaan mereka tapi kini leyaplah semua" ucapku dengan melempar buku-buku. Aku duduk terdiam dengan fikiran menerawang entah apa yang aku fikirkan. Aku gak punya semangat lagi, seakan semuanya musnah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nia Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 MUSIBAH
Pagi ini Najwa sudah siap-siap berangkat kekantor. Dia hanya membawa tas ransel karena hari ini Najwa akan ke Bandung bersama rekan-rekan kerjanya. Semua perlengkapan sudah dibawa, Najwa hanya membawa satu baju takut nanti pulangnya malam. Begitupun panji sudah siap untuk mengantarkan Najwa ke kantornya. Sekalian panji juga mau berangkat ke kantornya.
" Gimana yank udah siap"
"Udah dong mas" Cenger Najwa.
"Hati-hati ya yank, ingat apapun yang terjadi selalu tersenyum. Aku selalu ada buat kamu. Dimanapun dan kapanpun akan selalu ada aku"
"Siap mas, mas memang yang paling ngerti dan selalu ada buat aku" Tiba-tiba perasaan Najwa tidak enak, seperti ada sesuatu yang akan terjadi. Najwa menepir pikirannya karena Najwa cuek kalau masalah seperti itu. Dia juga gak punya firasat apa-apa dan lagian suaminya baik-baik saja. Jadi apa yang mau dikhawatirkan. Dia ke Bandung cuma sehari, nanti malam juga ketemu lagi. Najwa menghampiri suaminya yang sudah menunggu diatas motor. Najwa segera mengunci pintu dan segera naik ke atas motor. Motor mulai bergerak meninggalkan halaman kontrakan Najwa. Mereka menyusuri jalan yang dingin dan masih terlihat segar dimata karena adanya pepohonan. Najwa memeluk suaminya dengan erat seakan tidak mau melepaskannya lagi. Panji menikmati dan tersenyum melihat Najwa yang memeluknya begitu erat. Panji memegang tangan Najwa tangan satunya menyeter. Hati ini entah kenapa terasa beda buat dia, saat ini perjalanannya begitu berkesan. Panji melambatkan motornya agar bisa menikmati lebih lama perjalanannya. Tanpa terasa mereka sudah sampai di depan kantor Najwa yang kebetulan teman-temannya sudah berkumpul. Najwa segera turun dan mencium tangan suaminya. Tiba-tiba panji menarik Najwa untuk di peluknya. Najwa kaget karena selama menikah panji belum pernah seperti ini, apalagi di depan orang. Dia anti bermesraan di depan orang tapi kenapa pagi ini dia aneh. Najwa tidak berkomentar, dia membalas pelukan suaminya dan berbisik sesuatu.
"Aku cuma sehari yank, nanti malam kita ketemu lagi" Senyum Najwa kepada sang suami.
"Iya sayank, Hati-hati ya kalau sudah sampai Bandung kabari aku"
" Iya sayank, kamu hati-hati ya" Perlahan motor panji bergerak meninggalkan kantor Najwa dan menghilang dari pandangan. Najwa menghampiri teman-temannya dan mulai memasukkan tas yang dibawanya. Mereka mulai masuk ke dalam mobil. Najwa masuk ke mobil bosnya yaitu mobil Farel. Perusahaan membawa 2 mobil. Mereka menikmati perjalanannya. Najwa perlahan terlelap hingga dia terbangun karena ada yang menggoyang goyang lengannya. Dia membuka mata dan melihat bosnya membangunkannya. Ternyata dia tidur begitu nyenyak hingga tidak sadar sudah sampai juga di Bandung. Najwa mulai turun dan mengambil tasnya. Najwa menghampiri teman-temannya dan mengikuti arahan bosnya. Ternyata bosnya memberikan mereka waktu istirahat 2 jam habis itu dia akan pergi ke suatu tempat diaman disana akan ada rapat dengan pemegang saham lainnya. Najwa dan teman-temannya yang lain mulai masuk ke kamar masing-masing. Najwa tidak lupa mengulang naskah yang akan dia bawakan nanti. Dia harus tampil menawan agar bos dan teman-temannya tidak kecewa. Karena tugas sekretaris harus lincah dalam mempresentasikannya. Setelah selesai Najwa langsung bergegas mandi. Selang berapa menit Najwa sudah siapa dengan baju setelan blazer warna Navi. Tak berapa lama ada ketukan pintu, Najwa segera membukanya ternyata Vina teman kantornya yang mengetuk.
"Eh kamu vin, gimana udah mau berangkat? " Tanya Najwa.
"Bos Farel nunggu kamu tu katanya kita makan bareng dulu baru berangkat ke tempat"
"Ok ayuk bareng, aku udah siap kok. Bentar ya aku ambil tas dulu" Najwa masuk kembali dan mengambil tasnya. Mereka segera menuju tempat dimana bos besarnya menunggu. Sesampainya disana, Farel melirik Najwa dan Vina yang juga segera duduk di kursi yang kosong.
"Kalian lama sekali sih" Omel Farel kepada kedua karyawannya.
"Ya maaf Pak kan kami harus jalan dulu dari kamar ke sini gak serta merta sampai gitu aja" Balas omel Najwa ke bosnya. Najwa memang orangnya akan selalu menyahut kalau dia merasa benar.
"Nyahut aja kamu, ya sudah cepat makan sebentar lagi kita akan berangkat" Ucapnya dengan melanjutkan makannya. Suasana hening karena pada sibuk dengan makanannya masing-masing.
*********
Panji mengendarai motornya dengan pelan karena gilirannya lagi semberawut, Najwa seharian tidak ngabari panji, panji khawatir terjadi sesuatu pada istrinya. Dia mengendarai motor dengan tidak fokus, sehingga di pertigaan jalan, Tiba-tiba ada mobil melaju sangat kencang, panji kaget dan banting stir ke arah kanan, sialnya panji menabrak pohon besar dan badan panji terplanting jauh dari motornya. Panji masih sempat memanggil nama Najwa setelah itu dia sudah tidak sadarkan diri. Orang-orang berkerumun melihat panji yang sudah tidak sadarkan diri. Ada salah satu orang menelfon ambulan dan ada yang mencari handphone panji untuk menelfon keluarganya. Saat salah satu warga yang bernama yanto menemukan handphonnya, dia langsung membuka riwayat panggilan, dan akhirnya menemukan nama Najwa istriku. Yanto langsung menelfon Najwa namun tidak diangkat, hingga 5 kali panggilan tetap tidak diangkat. Yanto mengantkngi handphone panji dan ikut masuk ke ambulan karena dia merasa kasihan kalau harus meninggalkan panji tanpa keluarganya tahu. Ambulan pun segera mengarah ke rumah sakit. Selama diperjalanan, yanto tetap berusaha menelfon Najwa sampai beberapa kali hingga akhirnya diangkat juga.
"Hallo Assalamuallaikum mas, ada apa? Maaf aku baru selesai meeting" Cerocos Najwa tanpa mendengarkan bicara lawannya.
"Maaf mbak ini saya yanto, saya mau mengabarkan kalau suami anda saat ini lagi kritis, kami masih dalam perjalanan kerumah sakit."
"Apa? Kenapa suami saya mas"
"Suami mbak kecelakaan, saya harap mbak segera ke rumah sakit melati karena kami lagi dijalan" Ucap yanto dan menutup telfonnya. Najwa tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa menangis dan segera mengemasi barang-barangnya. Lalu segera keluar dari kamar dan menghampiri kamar Farel bosnya. Najwa mengetik pintu beliau. Tidak lama pintu dibuka. Panji kaget saat melihat Najwa yang menangis sesenggukan, Farel mencoba mendekat dan mencoba memegang pundak Najwa.
"Ada apa Naj? " Tanya Farel tak kalah kagetnya.
"Suami saya kecelakaan pak, saya harus segera kerumah sakit, bantu saya untuk mengantarkan saya pak" Mohon Najwa pada Farel. Farel ikut kaget dan segera mengambil barang-barangnya. Farel menelfon bayu asistennya untuk pamit pulang duluan, mereka segera ke parkiran dan mobil pun perlahan meninggalkan area hotel. Selama diperjalanan Najwa tak henti-hentinya menangis, dia begitu takut terjadi sesuatu pada suaminya. Farel hanya melirik Najwa yang terus menerus menangis. Farel paham gimana perasaan Najwa saat ini karena dulu dia juga pernah merasakan kehilangan istrinya juga. Oleh karena itu sampai saat ini Farel belum mau menikah karena masih belum bisa move on dari sang istri.