Seorang wanita yang harus memilih antara suami atau orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adesya Arsy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siasat
"Ka, tadi gak usah di amb hati. Lain kali lu juga harus bisa mengontrol diri lu jangan sampai hanya emosi sesaat bikin lu terjun lebih dalam dan lebih jauh" bang Enol berusaha menenangkan Raka yang ada di depan pos jaga
"Dia duluan yang mulai bang, mana ada suami yang rela mendengar istrinya di puji puji depan mata nya sendiri secara terang terangan pula. Malah ngomong nunggu janda segala" dada Raka terasa sesak dan penuh mengeluarkan semua amarahnya
"Iya gua tau Ka, gua paham apa yang lu rasain tapi inget Iwan bisa saja melapor terus nanti lu masuk jeruji yang ada nanti dia malah punya kesempatan deketin bini lu" bang Enol tak henti henti nya memperingatkan sahabat nya itu, bang Enol mengerti dan paham namun tidak membenarkan tindakan Raka
"Iya bang, bener yang abang katakan. Terimakasih bang karena sudah mau jadi pendengar Raka, sudah mau jadi tempat Raka berkeluh kesah" emosi Raka perlahan mulai surut dan turun, Raka tidak ikhlas kalau istrinya jatuh ke tangan temannya sendiri
"Sama sama, lu udah gua anggap adek gua sendiri. Dan bini lu juga baik jadi jaga dia sebelum semua terlambat" ucap bang enol,
"Ya udah bang, aku mau keliling kebun dulu. Abang sama si kurang ajar itu jaga sini aja sekalian nyari angin" Raka berniat merefreshkan diri, menyejukkan hati nya sendiri
"Ok deh. Tapi hati hati jangan sampai kecantol janda kebun yang sering caper ke orang orang yang jaga disana "
"Gak akan bang, cintaku hanya untuk Ades seorang bini ku di rumah lebih segala galanya di banding yang berkeliaran luaran sana. Mana bedaknya dempul banget, ogah" Raka bergedik ngeri membayangkan perempuan yang bedaknya sampai berlapis lapis. Tapi ini tergantung selera yah, semua pada dasarnya cantik tergantung dari mata yang memandang
"Wkwkwkkkw.. Udah sono buruan. Inget cepet balik kesini karena nanti akan ada pemeriksaan dari atasan langsung" Raka pun langsung menaiki kuda besinya lalu berkeliling area kebun.
Raka bekerja sebagai satpam pabrik gula ternama di kampung nya, Raka juga memiliki gaji yang lumayan karena mengikuti UMR, belum lagi bonus, THR, tip tip dari atasan dan lain lain. Makanya tak heran jika mama Susi curiga pasalnya penghasilannya bukan lima ratusan atau sejutaan.
Raka kadang berjaga di pos atau berkeliling tebu, kondisi tebu harus di pantau biasanya ada pengembala sapi nakal membiarkan ternaknya memakan tebu, itu yang bikin gagal panen merugi hingga beberapa puluh juta
"Gimane tuh hidung lu? Mau di bawa ke UKS gak? atau mau di beliin obat? " tanya bang enol ke Iwan, meskipun sebenarnya bang enol tau kalau Iwan bersalah tapi yah kasian juga
"Yaelah luka kecil doang mah ini bang, gak ada apa apanya bentar lagi juga sembuh kok" Iwan masih terus berusaha membersihkan cairan merah itu untung di pos ada tisu
"Luka kecil yang hampir buat lu K. O kan? Makanya jangan macam macam ame Raka udah tau Raka orangnya emosian eh malah lu gandain kek gitu kan aneh lu" bang Enol hanya geleng geleng kepala tak habis fikir yang ada dalam otak Iwan
"Iya iya bang, gak lagi deh. Ampun berurusan sama orang emosian kalau Raka berubah fikiran kabarin yah bang, siapa tau gua punya kesempatan meskipun kemungkinan nya kecil hehehhee" Bugh... Iwan mendapatkan pukulan kecil di lengannya
"Aduh duhh bang, sakit tau bang. Emang nih gak punya hati" Iwan meringis
"Makanya punya mulut tuh di jaga, udah babak belur gini masih aja cari cari kesempatan"
"Hehehe.. Iyyaa gak lagi bang, sensi amat sih jadi orang " mereka pun akhirnya menyibukkan diri masing masing
"Akan ku rebut Ades dari tangan Raka gimanapun caranya, Ades harus menjadi milikku seorang. Ades cuman pantesnya sama aku doang bukan Raka, awas aja yah Raka cepat atau lambat nya kamu akan menangis karena di tinggalkan oleh Ades" ucap Iwan dalam hati, Iwan mempunyai rencana yang bombastis untuk memisahkan keduanya
Apakah rencana dari Iwan? Akankah Ades akan terpengaruh?