NovelToon NovelToon
Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:40.7k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

Fatharani Hasya Athalia, atau biasa disapa Hasya oleh teman-temannya itu harus terjebak dengan seorang pria di sebuah lift Mall yang tiba-tiba mati.
Hasya yang terlalu panik, mencari perlindungan dan dengan beraninya dia memeluk pria tersebut.

Namun, tanpa diketahuinya, ternyata pria tersebut adalah seorang CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Hasya sendiri bekerja subagai Office Girl di perusahaan tersebut.

Pada suatu hari, Hasya tidak sengaja melihat nenek tua yang dijambret oleh pemotor saat dirinya akan pergi bekerja. Karena dari perangai dan sifatnya itu, nenek tua tersebut menyukai Hasya sampai meminta Hasya untuk selalu datang ke rumahnya saat weekend tiba.

Dari sanalah, nenek tua tersebut ingin menjodohkan cucu laki-lakinya dengan Hasya.

Akankah Hasya menerima pinangan itu? Sedangkan, cucu dari nenek tua tersebut sedang menjalin kasih bahkan sebentar lagi mereka akan bertunangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Aku pulang dijemput suamiku, Bunda. Aku gak tahu Aurel kemana, soalnya kita juga beda kelas," jawab Hasya.

"Tadi bilang ke bunda diajak main sama Hasya ke rumah suaminya," bu Dewi tidak mungkin salah dengar. Karena tadi Aurel menghubunginya sebelum dia berangkat.

"Loh... Aku tadi habis terapi dari rumah sakit, bunda. Setelah pulang dari rumah sakit langsung ke sini. Tanya aja sama suamiku," Hasya meyakinkan bu Dewi.

Bu Dewi terlihat panik, tapi dia seperti mencoba untuk menyembunyikannya. "Nak, apa benar sekarang jarang bertegur sapa sama Aurel?" ia terlihat hati-hati saat bertanya begitu.

"Oh, kalau itu memang jarang, Bunda. Kami, kan, beda kelas. Kalau berpapasan aku suka menyapa, kok. Gak mungkin aku gak menyapa Aurel. Kan, udah seperti saudaraku sendiri," jawab Hasya. Ia merasa sedikit janggal dengan pertanyaan Bu Dewi.

"Baiklah, Nak. Semoga hubungan kalian baik-baik saja,"

Hasya mengerutkan keningnya, tapi selanjutnya ia mengangguk dan tersenyum tipis. "Mm... Apa bunda sudah menghubungi Aurel?" tanya Hasya.

"Gak diangkat, Nak," bu Dewi terlihat sangat khawatir.

"Oke, aku coba, ya?" Hasya mengambil ponselnya dari tasnya. Ponsel yang hanya bisa untuk mengirim chat lewat aplikasi hijau dan beberapa aplikasi lain saja yang bisa ia download. Beruntungnya untuk keperluan kuliahnya dia mempunyai laptop yang sama sudah usang. Laptop yang dibeli dengan uang pas-pasannya, itu pun beli second.

"Loh... Kok, gak nyambung?" gumam Hasya. Hasya mencobanya satu kali lagi, tapi tetap tidak bisa.

"Diblokir," Bara berbisik sangat pelan. Hasya menoleh, menatap suaminya yang mengangguk.

"Hmm... Gak diangkat juga bunda, mungkin Aurel sedang sama temannya yang lain. Semoga saja Aurel cepat pulang, ya. Aku pulang dulu soalnya sudah agak lama, tadi sengaja ke sini untuk bertemu bunda," Hasya terpaksa berbohong, dia tidak ingin membuat bu Dewi semakin khawatir.

"Baik, Nak. Bunda juga terlalu lama di rumah. Hati-hati di jalan, ya." Bu Dewi mengusap bahu Hasya lembut.

Hasya mengangguk, kemudian ia bersalaman sebelum keluar dari restoran itu.

***

"Katanya mau belanja dulu," Bara merasa heran karena Hasya malah berjalan menuju lift.

"Gak jadi,"

"Kenapa?"

"Gak ada yang ingin aku beli," jawabnya jujur.

"Katanya tadi mau beli sesuatu?"

"Hehe... Itu cuma alasan aja, sebenarnya aku juga bingung mau beli apa?"

"Sini ikut aku," Bara menarik Hasya untuk mencari yang ingin dibelinya.

"Ini, beli ini." Bara membawa Hasya ke tempat penjualan laptop dan handpone.

"Untuk apa?" tanya Hasya.

"Ganti aja, aku yakin ponsel kamu sering low bat, sama laptop juga sekalian biar kuliahnya semakin semangat."

"Hmm..." Hasya seperti menimang-nimang dan itu membuat Bara merasa gemas. Akhirnya Bara lah yang memilihkan supaya cepat selesai.

"Ingat! Sekarang kamu Nyonya Bara, jangan merasa sungkan apalagi ragu untuk membeli apa yang kamu mau," ucap Bara setelah mereka pergi dari sana.

"Apa ini mimpi?" Hasya menepuk-nepuk pipinya bergantian.

Cup!

Cup!

Yang benar begitu, jangan menyakiti diri sendiri" Bara merangkul pundak Hasya, sedangkan tangan yang satu laginya membawa paper bag laptop dan ponsel baru Hasya.

"Kenapa ke sini?" wajah Hasya merona saat Bara membawanya ke tempat penjualan under ware perempuan.

"Mbak, ambilkan beberapa lingerie dengan beberapa model," ucap Bara dengan santai karena dia juga tidak mungkin masuk ke dalam toko tersebut, mengingat kebanyakan perempuan yang ada di dalamnya.

Awalnya, penjaga toko itu terbelalak, tapi setelah melihat Hasya yang berada di samping Bara dia mengangguk.

"Tunggu sebentar, Tuan," penjaga toko tersebut masuk ke dalam.

"Untuk apa?" tanya Hasya. Wajahnya masih merona. "Kamu mau pakai itu?"

"Eh, enggak, dong, Sayang. Itu untuk kamu," Bara terkekeh. Bagaimana mungkin dia yang pakai.

"Hah?"

***

"Nanti aku hamil bagaimana?" tanya Hasya. Dia menutup tubuhnya dengan selimut. Baru saja Bara mengerjainya setelah dia disuruh mencoba lingerienya.

"Ada Daddynya, gak usah khawatir," napas Bara terdengar masih berat.

"Maksudnya, kuliah aku masih lama,"

"Semuanya akan baik-baik saja, jangan khawatir, oke?" Hasya mengangguk dan berharap itu benar.

"Kamu gak bersih-bersih dulu?" melihat Hasya memejamkan matanya, Bara bertanya. Dia turun dari ranjang dan memakai celana pendeknya.

"Nanti aja, lelah banget. Kamu terlalu kuat, honey,"

"Makan yang banyak supaya kamu juga lebih kuat dari aku," Hasya langsung menarik selimutnya, menutup seluruh tubuhnya.

***

"Tuan, kami kehilangan jejak Pak Devan," pagi sekali, anak buah Helena yang tak lain Edo, datang ke rumah.

Bara mengerutkan dahinya, "Lalu?"

"Rekaman CCTV sudah bisa saya pulihkan karena bukan di retas dan Pak Devan tidak menyadari adanya CCTV dari luar yang mengarah ke dalam ruangannya. Di sana sangat terlihat walaupun gak sampai semua kegiatan, maksudnya hanya terlihat dibagian meja dan tempat duduknya saja," ujarnya.

"Boleh saya lihat?" Bara penasaran apa yang sudah dilakukan oleh manusia biad*b itu.

Edo mengangguk, kemudian ia memberikan flash disk kepada Bara.

"Kamu ikut!" Bara membawa Edo ke ruang kerjanya yang di lantai dua, sedangkan Hasya masih bersiap untuk pergi ke kampus.

Brak!

Bara menggebrak mejanya sampai barang yang ada di atas meja itu bergetar.

"Brengs*k!" wajah Bara berubah merah padam. Ia berhasil melihat Hasya yang dipeluk dari belakang oleh David.

"Larinya kemana manusia biad*b itu?"

"Saya kurang tahu, Tuan. Beberapa anak buah saya lagi mencari dia. Dan lihat rekaman keduanya, Tuan. Tuan pasti akan lebih shock,"

"Maksud kamu apa?"

"Ini bukan tentang Nona Hasya, tapi masih tentang Pak David. Namun, mungkin masih menyangkut Nona Hasya kedepannya dan bisa dijadikan alat bukti juga,"

Bara mengangguk, kemudian dia membuka rekaman kedua."Apa? Jadi...?"

"Ya, Tuan. Hanya saja mungkin mereka ingin menjatuhkan nama baik Nona Hasya,"

Bara mengepalkan tangannya, dia marah. Dia tidak akan memberi ampun kepada siapa pun yang mengusik orang di sekitarnya. "Selidiki saja sampai tuntas, saya tidak mau tahu!"

"Apa Tuan tidak ingin melihat rekaman itu?"

"Tidak! Lebih baik kamu simpan sebagai alat bukti saja, yang penting di dalam rekaman itu tidak ada istri saya," jawab Bara.

"Baik, Tuan. Tidak ada istri anda, hanya saja masih bisa dibilang berhubungan sama istri anda," Bara mengangguk, kemudian Edo juga pamit karena tidak ada lagi yang ingin dibicarakan.

***

Hening, selama perjalanan ke kampus, Bara tidak berbicara apa pun kepada Hasya, tapi Hasya tidak perduli karena dari tadi dia sedang membaca buku. Dia lupa kalau hari ini akan ada tes dan semalam dia lupa belajar.

"Jangan pernah terima siapa pun yang mengajak kamu keluar dari kampus. Tunggu aku saat pulang, aku akan menjemput kamu," ucap Bara setelah ia memarkirkan mobilnya di parkiran gedung kampus.

"Baik," Hasya mengulurkan tangannya untuk berpamitan.

Cup!

Bara mengecvp bibir Hasya sekilas sebelum dia turun dari mobil. Kemudian ia memutar ke depan untuk membukakan pintu Hasya.

Tanpa sepengetahuannya, dari kejauhan banyak mahasiswi yang melihat gerak-geriknya.

"Loh... Bukannya itu si Hasya?" tanya seorang mahasiswi kepada teman di sampingnya.

"Iya, kok, bisa ya, dia bareng sama Tuan Bara?" tanyanya.

"Jangan-jangan?"

"Kita harus tahu kebenarannya dulu, jangan sembarangan kalau tidak mau di DO langsung,"

"Iya, tapi gue gak suka banget, si Hasya itu dari dulu selalu mendahului gue. Kak Aris juga awalnya suka sama gue. Eh, pas dia MaBa Ka Aris suka sama dia. Dan sekarang gue gak tahu Kak Aris ada di mana, semuanya pasti ulah si Hasya," Mahasiswi itu menatap sinis ke arah Hasya yang berjalan di depan Bara dengan jarak sekitar dua meter.

"Terus, Tuan Bara siapa si Hasya kalau begitu? Gak mungkin, kan, kalau dia adiknya. Secara, kita juga tahu kalau Hasya itu anak yang dibuang."

"Gak mungkin kalau dia udah jadi istrinya,"

"Hoek! Gak mungkin banget!"

Bara mendengar ocehan-ocehan mahasiswi tersebut, tapi dia pura-pura tidak mendengarnya. Ia fokus mengantarkan Hasya sampai ke kelasnya.

"Kenapa berhenti?" Bara mensejajarkan langkahnya.

"Mereka kayak gak suka sama aku,"

"Tidak usah didengarkan dan tidak usah khawatir. Kalau mereka keterlaluan, baru kamu lawan. Tidak ada salahnya membela diri,"

"Siap Pak Bos, aku ke kelas dulu, bye!" Hasya melambaikan tangannya, meninggalkan Bara yang berdiri di depan pintu kelas Hasya.

Siapa yang merasa gak beruntung, apalagi Hasya yang dari kecil haus akan kasih sayang sang ayah. Namun, Hasya tidak ingin mengungkapkannya secara berlebihan karena takut kembali kecewa.

***

"Beri dia pelajaran!"

Bersambung

1
reza indrayana
iklan datang...😍😍😍
Rosmeini Yazid
lanjut Thor, kok selalu sedang seru2 nya, gak bisa lagi utk dibaca, mengapa hrs bgt!
reza indrayana
ada apalagi org² hahat tuchh...
reza indrayana
Apa tuch masudnya...🤔🤔🤔
reza indrayana
akhirnya...👍🏻👍👍🏻🫰🏻🫰🏻💙💛💙😘😘😘
reza indrayana
pada apa dg Hasya...
reza indrayana
Bara mau ngapain dikau ..😍😍
reza indrayana
kejutan apa nichh...
reza indrayana
miris bener hidup Hasya...😥😥😥
reza indrayana
Baper...🥰🥰
Pijaran Hati 89
ini novel muter-muter msa iya suami ceo ngk tegas bgtt
reza indrayana
ada apa nichh...🤔🤔🤔
reza indrayana
bikin oenasaraaanNn....🫰🏻🫰🏻😘😘😘
reza indrayana
Nachh...,bagus lah mulut ulat bulu emang hrs d bungkam...👍🏻👍👍🏻😍😍😍
reza indrayana
bikin Baper ajee,..💛💙💛🫰🏻🫰🏻😘😘😘
reza indrayana
lhochh..., ada apa Bara ko' sampe' segitunya...🤔🤔🥰🥰🥰
reza indrayana
makin penasaran dgn latar belakang Hasya...
reza indrayana
makin seru nichh...👍🏻👍👍🏻💙💛💙🫰🏻🫰🏻😘😘😘
reza indrayana
awal baca aja udh mitis nichh....😥😥😥
Jar Waty
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!