Istri Kecil Tuan Muda

Hari yang ditunggu-tunggu semua orang termasuk Vino sendiri akhirnya sampai juga setelah sekian lama berharap. Acara digelar di rumah utama alias rumah orang tua Vino rumah kedian keluarga Pratama, dekorasi nya sangat wow sekali sepertinya dirancang oleh pendekor yang ahli. Sangat mewah, hiasan ada dimana-mana memenuhi seluruh rumah. Panggung untuk acara resepsi tak kalah mewah dari dekorasi yang lain, tirai perak tergerai di belakang panggung serta terpampang nama Vino dan Keisya disana.

Siapapun pasti takjub dengan dekorasinya. Tamu mulai berdatangan, ada yang bersama suaminya ada yang membawa satu keluarga lumayan makan gratis kapan lagi coba hadirn pernikahan putra tunggal seorang Gibran, ada juga yang single gak bawa suami atau istri positif thinking mungkin dia jomblo. Aldi yang bertugas sebagai penerima tamu begitu kewalahan, akhirnya ia meminta tolong pada kepala pelayan untuk membantunya karena tamu kebanyakan rekan Gibran semua.

Keisya berada diruangan lantai atas sebelah timur, saat ini ia sedang dirias oleh MUA langganan Zahra yang menurutnya sangat ahli tidak abal-abal. Keisya ditemani oleh Zahra dan Ibunya yaitu Erna yang sudah datang daritadi pagi. Sementara Herman ada ditempat acara untuk menyambut tamu nya yang dari desa.

Sementara di ruang sebelah ada Vino juga yang sedang siap-siap dengan jas hitam serta kemeja putih bersih. Vino ditemani oleh Gibran disana, seharusnya sih Gibran ada diluar untuk menyambut tamu karena sebagian besar tamu yang datang adalah rekan kerjanya, tapi mungkin karena ini pernikahan putra satu satunya jadi dia harus senantiasa mendampinginya sampe liang lahat ehh bercanda maksudnya sampai pelaminan ya.

Para karyawan dan staf perusahaan Vino ikut datang karena diundang oleh Vino sendiri. Para karyawan perempuan ada yang patah hati ada juga yang iri karena memang ada salah satu karyawan yang menaruh hati pada Vino dari pertama kali kerja tapi tidak pernah dilirik sama sekali oleh Vino.

"Harusya kan tuan Vino nikah sama gue, gue lebih cantik dan anggun daripada calon istrinya," ujar Siti karyawan Vino.

"Dih tampang kayak batok kelapa dibilang anggun. Ngaca dek ngaca punya kaca gak di rumah? Kalo menurut gue sih cantikan calon istrinya dibanding lo, dia tuh imut lucu manis sama cantik serasi banget sama tuan Vino duh jadi kebayang gimana mereka nanti," sahut Sulis teman Siti.

"Cih manis darimana, biasa aja tuh pas gue liat," kesal Siti.

"Gini nih kalo penyakit iri sudah menyebar ke seluruh badan dan pikiran lo, jadi gak sadar diri," Sulis tak kalah kesal. Sulis mendapat tepukan pelan dari Siti.

Suara MC mulai terdengar memecah ruangan.

"Assalamualaikum wr.wb, selamat siang semuanya. Karena ini sudah pukul 10 jadi saya anggap siang saja. Oke baik kita langsung mulai saja, pada waktu ini kita akan menyaksikan acara ijab kabul dari kedua mempelai. Kita tunggu dulu kedua mempelainya belum turun, kita tunggu lima menit tetapi sambil menunggu, tamu undangan boleh makan dulu karena nanti tidak kebagian makanan anda juga yang stress. Makan dulu puas-puas, pilih makanan yang enak menurut anda dan belum pernah anda coba selama anda hidup, semua tersedia disini. Bisa disebut disini tuh surga nya makanan, kenapa saya bilang begitu? Anda perhatikan saja makanan ada dimana-mana, terus mahal-mahal lohh jangan remehkan kalo datang kesini. Kalo gak datang pasti akan menyesal seumur hidup, selain untuk melihat proses ijab kabul nya sang pengusaha muda yang sukses anda juga bisa mencicipi beberapa masakan dari koki terkenal dari luar negara."

"MC nya bacot banget ya, kalo mau mulai ya mulai aja. Ini lagi mempelai wanitanya lama banget kayak ratu saja ditunggu-tunggu, dirias gak usah lama-lama juga kali," Siti ngedumel dekat Sulis. Sulis jadi pusing dan telinga nya mulai sakit dengar ocehan temannya satu ini.

"Lo kalo iri gak gini juga. Mending lu disukain balik sama tuan Vino baru lo boleh kayak gini. Ini dipandang kagak dikenal juga kagak banyak tingkah lo jadi orang, rese banget heran gue," kesal Sulis.

"Yaelah lo temen macam apa, gak ada dukungan sama sekali terhadap sahabatnya sendiri."

"Gue harus dukung lo jadi pelakor gitu? Sorry ya gue gak kayak gitu, gue lebih baik dukung yang benar daripada yang salah. Lo nyerah aja deh masih banyak cowok diluar sana yang ada peluang buat suka sama lo, mau harepin tuan Vino juga gak ada gunanya udah mau nikah juga."

"Diem dah lo. Gue masih sakit hati nih. Besok-besok gue bakal berusaha lupain tuan Vino dan mencoba untuk tidak menyimpan dendam pada istrinya."

"Ihh ngeri kali lah kata-katamu nyimpan dendam kayak lo pernah dibully aja sama istri tuan Vino."

Tak berselang lama, MC kembali memecah keramaian karena mempelai pria sudah turun yakni Vino yang sudah siap dengan setelah jas nya membuat Vino tampak mempesona dimata para pelakor haha, Vino berjalan berdampingan dengan Gibran sang ayah. Terlihat dari wajahnya Vino dia tampak tegang tapi ketegangan itu tidak menghilangkan kesannya yang berwibawa. Tak sedikit wanita yang terpesona dengan Vino, bahkan ada juga wanita yang sudah punya suami khilaf gara-gara ketampanan Vino.

Sudah berada di bawah, kini giliran Keisya yang turun dari tangga. Di samping kiri Keisya ada Zahra sedangkan di samping kanan ada Erna, mereka berdua menggandeng Keisya beriringan. Tepuk tangan riuh saat Keisya sudah berada di anak tangga terakhir, disana ada Herman yang siap menuntun Keisya ke arah Vino. Keisya meraih tangan sang ayah lalu dengan anggun berjalan ke arah pelaminan yang disana sudah menunggu sang calon suami yang siap menyambutnya dengan uluran tangan yang manis. Vino kemudian meraih tangan Keisya setelah lepas dari Herman, kemudian jalan perlahan ke pelaminan berdua.

Penghulu sudah siap di depan Vino, disana ada Herman yang juga sudah siap untuk berjabat tangan dengan Vino yang akan mengucapkan ijab kabul.

"Baik jika semua sudah siap. Mari kita mulai saja," ucap penghulu tersebut. Herman kemudian meraih tangan Vino lalu berkata :

"Saudara Vino Arkani Pratama aku nikahkan engkau dengan putriku Keisya Lalura Candra binti Hermansyah dengan mahar berupa emas batangan 500 gram dan uang tunai sebesar 500.000.000 rupiah dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Keisya Laura Candra dengan mahar berupa emas batangan 500 gram dan uang tunai sebesar 500.000.000 rupiah dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?" Semua bersorak sah. "Alhamdulilah."

Semua berdoa untuk kelancaran rumah tangga Keisya dan Vino kedepannya. Keisya menyalami Vino, kini mereka resmi sebagai suami istri. Tanpa malu-malu Vino mengecup kening Keisya lembut membuat tamu undangan teriak histeris, Keisya sendiri langsung malu pipinya bersemu merah.

Kedua orang tua mempelai menangis bahagia tak terkecuali Zahra dia lah yang paling kenceng nangisnya sampai-sampai mengalihkan pandangan semua orang.

"Gila mahar nya banyak banget, gak main-main emang nih CEO satu," gumam salah satu tamu yang merupakan staf resepsionis di perusahaan Vino. Sebagai acara terakhir yaitu acara resepsi kini digelar diatas panggung yang sudah disediakan, acara berlangsung sampai pukul dua siang.