Merebut kekasih saudara tirinya, dan mengandung anaknya. Bercerita tentang gadis cantik yang dijuluki sebagai mawar hitam di sekolah. Dia selalu membawa mawar hitam ditangannya setiap ia akan memutuskan hubungan dengan kekasihnya. Dia memiliki sikap yang buruk, sehingga hampir tidak ada yang benar-benar menjadi temannya. Dia tidak pernah mendapatkan cinta yang tulus, sehingga ia mungkin tidak percaya cinta. Sampai saat dimana ia melihat sesuatu yang terlihat hangat di depan matanya. Saat ia melihat seorang murid laki-laki yang bukan miliknya tengah bersikap manis kepada pacarnya. Disaat itu juga, Valencia menginginkannya. Rasa ingin memiliki itu semakin lama berubah menjadi obsesi. Sampai mereka menjalani hubungan yang panjang dengan banyak masalah diluar dugaan mereka. Bagaimana jadinya jika mereka sampai menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 ( Belum berakhir)
“Untukmu” ucap Felix memberikan sekotak susu kepada Valencia.
Valencia melihat situasi kelas yang sepi, pantas saja Felix dengan terang-terangan memberikan sesuatu kepadanya. Felix tiba-tiba mengusap puncak kepalanya dengan lembut, persis dengan apa yang ia lihat saat Felix bersama dengan Lisa.
“Aku akan mengajarimu nanti, tidak disini” ucap Felix.
Valencia tersenyum tipis dan mengangguk, ia sangat menikmati usapan tangan di kepalanya. Ia merasakan kehangatan yang selama ini ia inginkan. Pada akhirnya ia mendapatkan apa yang tidak pernah ia dapatkan selama ini.
“Aku ingin ke gedung atas” ucap Valencia.
“Jangan merokok” ucap Felix memperingatkan.
“Tidak, aku hanya ingin meminum susu yang kau berikan” ucap Valencia.
Valencia berdiri dan menurunkan roknya yang cukup pendek. Membuat Felix mengalihkan pandangannya kearah lain, tapi hatinya berkata lain. Felix tetap melihat kearah Valencia yang melangkahkan kakinya pergi, ia mendadak melonggarkan dasinya saat ia merasa sesak.
“Aku harus menyusulnya” ucap Felix dan pergi menuju ke gedung atas.
Langkah kakinya mulai menaiki anak tangga satu persatu, ia menutup pintu masuk dan menguncinya dari dalam. Ia melihat Valencia yang sedang meminum susu kotak pemberiannya. Felix tersenyum saat mengetahui Valencia tidak merokok karena larangannya.
“Kau datang? Ada apa?” Ucap Valencia dengan senyum tipisnya.
“Entahlah, seperti ada magnet untuk selalu mendekat padamu” ucap Felix.
Valencia menyilangkan kakinya, membuat rok pendek yang dipakainya semakin tertarik keatas. Dan pemandangan itu tak lepas dari tatapan Felix. Dan membuat Felix melonggarkan dasinya untuk yang kedua kalinya. Dia memutuskan untuk duduk di samping Valencia.
“Bukankah rok mu terlalu pendek?” Ucap Felix.
“Aku sengaja” ucap Valencia dengan santai.
“Kau harus menggantinya dengan yang lebih panjang” ucap Felix menatap Valencia.
“Kau semakin mengaturku, kau sungguh luar biasa” ucap Valencia.
“Aku merasa bahwa aku harus menjagamu” ucap Felix.
Ucapannya itu membuat Valencia terdiam, kata ‘menjagamu’ itu seolah sangat asing di telinganya. Belum ada yang mengatakan kalimat itu padanya selama ini. Membuat Valencia tersenyum saking bahagianya.
“Bisakah kau melepas kacamatamu?” Ucap Valencia, membuat Felix langsung melepaskannya.
“Kau lebih tampan seperti ini” ucap Valencia dengan senyum tipisnya.
Felix tersenyum menanggapinya. Ia mulai menggengam tangan Valencia. Sementara ponselnya terus berdering sejak lima menit yang lalu, ia melihat bahwa Lisa terus menelponnya. Felix baru mengingat bahwa mereka ada janji untuk makan bersama di kantin.
“Kurasa aku harus pergi” ucap Felix.
“Lisa memanggilmu?” Ucap Valencia, dan Felix mengangguk.
“Baiklah pergilah” ucap Valencia sembari melepaskan genggaman tangannya.
“Maafkan aku” ucap Felix dengan raut wajah yang menyesal.
Valencia tersenyum dan memeluk Felix. Dia seolah mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
“Apa kau membenciku?” Ucap Felix dan Valencia menggeleng.
“Sebenarnya apa yang kau sukai dariku?” Ucap Felix, membuat Valencia melepaskan pelukannya.
“Aku hanya menyukaimu, tidak ada alasan lain” ucap Valencia.
“Alasan lain itu karena kau adalah kekasih dari Lisa. Dan Lisa adalah anak ayah tiriku” batin Valencia.
Felix mengusap lembut puncak kepala Valencia, lalu ia pergi setelah memberikan senyuman yang hangat. Valencia hanya bisa menatap kepergian Felix yang semakin menjauh, dan selanjutnya ia kembali kesepian.
“Aku merasa kehilangannya, itu tandanya aku benar-benar menyukainya” ucap Valencia.
Valencia menghela nafasnya, ia tidak menyangka bahwa pada akhirnya dia akan jatuh cinta dengan kekasih orang lain. Ini adalah pertama kalinya ia merasakan sesuatu yang berbeda setelah menyukai lelaki, dia seperti benar-benar hidup setelah bertemu dengan Felix.
Valencia melihat ponselnya, di grup sekolah terdapat banyak foto-foto Felix dan Lisa. Mereka adalah pasangan kesayangan sekolah, mereka juga direstui oleh semua orang. Peringkat satu dan peringkat dua, mereka adalah pasangan yang serasi. Sementara Valencia? Dia juga peringkat dua, bedanya dia peringkat dua dari belakang.
“Mungkin satu sekolah akan heboh, jika mereka tau bahwa seorang Felix berselingkuh dengan Valencia si mawar hitam”
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
'
Hari terus berlalu, begitu juga dengan Valencia dan Felix. Hubungan mereka terus berjalan seperti air yang mengalir, berjalan apa adanya mengikuti arus. Hubungan tanpa status itu membuat debaran tersendiri bagi mereka.
Seperti hari ini, Valencia sudah kembali tampil cantik karena luka di wajahnya sudah sembuh. Ia sudah tiga hari tidak bertemu dengan Felix, karena dia sedang mengikuti lomba bersama dengan Lisa.
Seharusnya hari ini sudah berakhir, dan dari yang Valencia dengar Felix dan Lisa memenangkan lomba itu. Terlihat dari pihak sekolah yang telah memajang foto berukuran besar di seluruh penjuru sekolah. Foto Felix dan Lisa yang terlihat sangat serasi. Semua itu juga membuat Valencia merasa marah dan emosi. Sampai pada akhirnya, Valencia menjadi pemarah.
“Valencia! Aku membawakanmu makanan” ucap Alex yang tiba-tiba datang.
Valencia hanya memejamkan matanya, ia sungguh muak dengan Alex. Hubungan ini seolah sia-sia, karena pada kenyataannya Valencia tidak pernah menyukai Alex sedikitpun.
“Aku sedang dalam mood yang jelek, bisakah kau tinggalkan aku sendiri? Bukankah kau sedang akrab dengan murid baru?” Ucap Valencia dengan wajah datarnya.
“A-Aku”
“Pergilah! Jangan ganggu aku” ucap Valencia dan kembali memejamkan matanya.
Alex pun pergi, sementara Valencia kembali dengan moodnya yang kacau. Kepergian Alex digantikan dengan kedatangan Leya, dia tersenyum tipis sembari duduk di meja Valencia.
“Kau terganggu dengan foto itu?” Ucap Leya.
“Diamlah” ucap Valencia singkat.
“Felix sudah datang, dia sedang di ruang guru untuk acara selamat datang” ucap Leya, dan berhasil membuat Valencia membuka matanya.
“Brengsek! Bahkan sampai detik ini, aku tidak memiliki kontaknya!” Ucap Valencia.
“Astaga kenapa?” Ucap Leya tak percaya.
“Entahlah, mungkin Lisa suka sekali mengecek ponselnya” ucap Valencia.
Suara keramaian dan langkah kaki yang ramai tiba-tiba terdengar. Sontak Valencia dan Leya menatap kearah pintu masuk, dan tidak berselang lama terlihatlah Felix dan Lisa masuk dengan banyak teman kelas yang mengerumuni mereka.
Senyum lebar sangat terlihat di wajah Felix dan juga Lisa. Bahkan Felix sama sekali tidak melihat kearah Valencia, Leya yang melihat itu sontak langsung menarik tangan Valencia untuk pergi dari kelas.
“Kenapa kau mengajaku keluar?” Ucap Valencia.
“Kau harus pergi, dan mari kita lihat Felix akan mengejarmu atau tidak” ucap Leya dan membawa Valencia masuk kedalam UKS.
Leya meminta Valencia untuk berbaring diatas tempat tidur, dia menarik tirai untuk menutupi Valencia. Sementara dia sendiri juga berbaring di ranjang kedua, yang berada di samping Valencia. Hanya tirai yang menutupi mereka.
“Bolehkan aku berbaring ditempat ini sampai sore? Aku sungguh tidak ingin bertemu dengannya” ucap Valencia.
“Tentu saja, kita akan berbaring sampai sore disini” ucap Leya.
Valencia menatap langit-langit ruangan ini, tidak butuh waktu lama matanya terasa semakin berat. Ia seperti dipaksa untuk memejamkan matanya dan tertidur di tempat ini. Sampai pada akhirnya, Valencia benar-benar tertidur.
‘Ding ‘Dong ‘Ding ‘Dong
Suara bel pulang sekolah berhasil membuat Valencia membuka matanya, dia sadar bahwa dirinya masih berada di UKS. Dia segera bangkit dan melihat apakah Leya masih tertidur disampingnya.
“Sial dia meninggalkanku!” Ucap Valencia dengan wajah kesalnya.
Valencia juga menyadari bahwa Felix sama sekali tidak mencarinya. Dia mulai berpikir apakah Felix sudah benar-benar pergi darinya, lalu Valencia tersadar bahwa hubungan tanpa status ini bisa berakhir kapan pun.
“Apa semuanya sudah berakhir?” Batinnya.
Valencia berjalan seorang diri di lorong gedung sekolahnya. Sepi dan menakutkan, itulah yang Valencia rasakan saat ini. Ia masuk kedalam kelasnya, dan dia tidak melihat siapapun di dalam kelas. Selain tasnya yang masih berada di tempatnya.
Valencia membereskan buku-bukunya dan memasukannya kedalam tas. Tapi ada sesuatu yang menarik perhatiannya, dia melihat sebuah medali emas yang sudah ada di dalam tasnya. Disana juga terdapat surat dengan amplop berwarna merah, Valencia mulai membacanya.
To: Cia
Maafkan aku karena mengabaikanmu beberapa waktu ini, aku harap kau mengerti situasiku. Aku sengaja memberikan medali emasku padamu, bantu aku menyimpannya. Aku juga akan mengatakan bahwa hubungan ini belum berakhir.
Felix.
...----------------...