Terjerat Duda Keren

Seperti biasa Anggar kalau pulang ke rumah selalu yang pertama dia cari adalah anak kesayangan nya Zila.

Begitu masuk ke dalam rumah Anggar melihat mamah nya lagi duduk menikmati teh hangat bersama cemilan nya sambil nonton televisi sendirian.

"Mah Zila mana? Tumben mamah sendiri nonton televisi nya" tanya Anggar.

"Zila tadi izin istirahat kata nya pusing, sekarang masih tidur" jawab bu Carlota.

"Ini udah terlalu sore dan Zila belum bangun? Gumam Anggar.

"Ya udah mah aku lihat Zila dulu ke kamar nya" Anggar pun langsung pergi ke kamar Zila.

Dengan perlahan Anggar masuk ke dalam kamar nya Zila, terlihat Zila yang masih tidur dengan lelap.

Anggar pun menghampiri Zila dan duduk di sisi ranjang nya Zila.

"Sayang, bangun udah terlalu sore ini, masa tidur terus" Anggar pun berusaha membangun kan Zila.

"Mamah cantik, Zila kangen mamah" Zila pun mengigau di saat tidur sambil memeluk switer milik Zila.

"Sampai mengigau begitu kamu nak, saking kangen nya sama Ara" gumam bathin Anggar.

"Sayang bangun" anggar pun menyentuh tangan Zila untuk membangun kan nya.

"Badan kamu panas sekali sayang" gumam Anggar dan langsung menggendong Zila dan membawa nya keluar.

"Mah,,,, mamah,,," Anggar pun berteriak-teriak memanggil mamah nya sambil berlari menggendong Zila.

"Kenapa teriak-teriak sih nak? Tanya bu Carlota yang belum tahu keadaan Zila cucu nya.

"Zila badan nya sangat panas mah, ayo kita bawa Zila ke rumah sakit, sekarang" teriak Anggar dengan penuh khawatir.

Bu Carlota pun langsung berlari ke kamar nya membawa tas, ponsel dan dompet nya, lalu berlari kembali keluar.

"Pak Roni,,,Pak,,," teriak bu Carlota kepada sopir nya.

"Iya bu, ada apa? Tanya pak Roni, untung sore ini pak Roni ngga di suruh kemana-mana.

"Pak cepat siapin mobil antar kita ke rumah sakit" teriak Anggar yang baru keluar dengan menggendong Zila.

Pak Roni pun langsung menyalakan mobil dan membuka kan pintu mobil untuk Anggar dan bu Carlota.

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit Zila terus memanggil-manggil Ara dalam tidur nya sambil memeluk switer milik Ara.

"Nak seperti nya kamu harus membawa Ara menemui Zila, lihat Zila saking kangen nya dia sama Ara sampai-sampai terus memanggil dan memeluk switer nya milik Ara.

Anggar hanya diam tidak menghiraukan ibu nya, Anggar pun menghubungi Mery dan memberi tahu keadaan Zila saat ini.

Tidak berapa lama mereka pun sampai di rumah sakit, Anggar langsung menggendong Zila dan membawa nya masuk ke dalam rumah sakit.

"Dokter,,,,Suster,,,," Anggar pun terus berteriak hingga para suster langsung langsung dengan segera mengambil tindakan dengan cara pemasangan infus dan pengecekan suhu tubuh pada Zila.

"Maaf pak, tolong bapak tunggu di luar, biar dokter periksa dulu pasien nya" kata suster yang menangani Zila.

Anggar dan bu Carlota pun menunggu dengan rasa khawatir yang tinggi, bu Carlota pun segera memberi kabar suami nya tentang keadaan Zila cucu kesayangan nya.

Pintu ruangan pun di buka oleh suster dan menghampiri Anggar dan bu Carlota.

"Maaf pak atas nama mamah cantik bisa di panggilkan? Soal nya pasien terus memanggil-manggil mamah cantik, mungkin dengan adanya mamah cantik yang di inginkan pasien bisa membantu nya untuk lebih tenang" kata suster jaga.

"Baik sus, nanti saya bawa kemari, terus keadaan anak saya gimana sus? Tanya Anggar.

"Pasien masih di periksa oleh dokter, kalau bisa secepat mungkin yang bernama mamah cantik harus berada di sisi pasien, maaf saya harus kembali ke ruangan" suster itu pun masuk kembali ke dalam ruangan dimana Zila lagi di periksa.

"Nak tolong jemput Ara kesini demi Zila, berdamai lah dengan hati mu, mamah tahu di hati kamu masih ada almarhumah istri mu, tapi ini semua demi Zila, tolong lah nak" bu Carlota pun memohon agar Anggar mau menjemput Ara demi Zila.

"Baiklah mah Anggar akan jemput Ara sekarang, titip Zila ya mah, kalau ada apa-apa cepat hubungi aku" Anggar pun pergi untuk menjemput Ara ke rumah nya setelah bu Carlota menyetujui nya.

*

*

"Bu,,, Mery mau ke rumah sakit sekarang, Vio ayo ikut mamah" teriak Mery.

Mery memang kebetulan lagi di rumah orang tua nya, semenjak Anya pergi Mery sering menemani ibu nya.

"Siapa yang sakit nak? Tanya bu Aisyah dan pak Prabowo bersamaan.

"Zila bu,, pak,, barusan Anggar telepon kalau Zila di bawa ke rumah sakit" Mery pun sudah menyalakan mobil nya, Viona pun siap-siap mau ikut.

"Ibu dan bapak ikut kak" teriak bu Aisyah sama pak Baskoro bersamaan, akhirnya mereka pun pergi ke rumah sakit

*

*

Atas permintaan suster untuk menghadirkan Ara, Anggar pun terpaksa menjemput Ara ke rumah nya.

"Untung aku pernah nganterin dia pulang, jadi tahu rumah nya" gumam Anggar sambil fokus ke jalanan.

Anggar pun sampai di depan rumah Ara, waktu itu memang sudah malam tapi belum larut.

Anggar mengetuk pintu beberapa kali dan tidak lama kemudian pintu terbuka me nampak kan seorang wanita paruh baya.

"Cari siapa na? Tanya bu Malika sambil melihat ke arah Anggar dari atas sampai bawah.

"Maaf malam-malam saya mengganggu, apa benar ini rumah nya Ara? Tanya Anggar.

"Oh iya benar nak? Tapi maaf Ara nya ngga ada di rumah? Jawab bu Malika.

"Ara nya kemana ya bu? Soal nya saya ada keperluan penting sama Ara" jawab Anggar.

"Ara kalau malam kerja sebagai penyanyi di cafe, tapi ibu lupa nama cafe nya" kata bu Malika.

"Oh kalau begitu saya permisi bu, biar saya yang susul Ara saja kesana, saya tahu kok dimana Ara menyanyi" jawab Anggar lalu pergi menyusul Ara ke cafe nya Leonal.

Di perjalanan Anggar berharap Ara berada di cafe nya Leonal, Anggar pun sampai di cafe nya Leonal dan langsung masuk kedalam menuju panggung tempat grup band tampil.

Tampak Ara yang sedang bernyanyi dengan suara merdu nya, Anggar pun memberi kode kepada Ara agar berhenti bernyanyi dan menghampiri nya.

"Kak tolong lanjutkan dulu ya? Aku ada perlu dulu bentar" bisik Ara ke teman penyanyi satu nya lagi.

"Mau kemana Ra? Tanya Jo sambil mencekal tangan nya Ara.

"Bentar aku ke sana dulu bentar" jawab Ara sambil menunjuk ke arah Anggar.

"Siapa sih sebenar nya cowok itu" gumam bathin Jo.

"Ada apa pak tumben manggil saya di sini? Tanya Ara.

"Tolong ikut saya sekarang ke rumah sakit, Zila sakit" Kata Anggar tanpa basa basi.

"Apa!!!!