Ig : @ai.sah562
Bismillahirrahmanirrahim
Diana mendapati kenyataan jika suaminya membawa istri barunya di satu atap yang sama. Kehidupannya semakin pelik di saat perlakuan kasar ia dapatkan.
Alasan pun terkuak kenapa suaminya sampai tega menyakitinya. Namun, Diana masih berusaha bertahan berharap suaminya menyadari perasaannya. Hingga dimana ia tak bisa lagi bertahan membuat dirinya meminta.
"TALAK AKU!"
Akankah Diana kembali lagi dengan suaminya di saat keduanya sudah resmi bercerai? Ataukah Diana mendapatkan kebahagiaan baru bersama pria lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan 2
Langkah gontai, tatapan kosong, air mata menetes membasahi wajah tampannya seorang Danu yang sering di sapa Zio. Dunianya seakan runtuh, jiwanya terguncang, hatinya rapuh, penyesalan kian meningkat setelah mendengar penjelasan papanya.
Danu terduduk lesu di dekat kursi. Kedua kakinya ia tekuk dengan tangan menumpu di atas lutut seraya menjambak rambutnya. Danu menangis tersedu-sedu, meski dia seorang lelaki, tapi dia juga mempunyai perasaan. Perasaan menyesal semakin besar pada Diana.
"Maafkan aku Diana, maafkan aku, maaf," lirih Danu terisak sendiri di dekat kursi.
Flashback
"Dasar bodoh, dendam mu salah alamat, Zio. Adikmu meninggal bukan karena Diana tapi karena Prisil tidak bisa lagi bertahan atas kesalahan yang dilakukannya. Prisil lah tukang bully, Prisil lah penyebab kembaran Diana meninggal, Prisil telah membunuh kembarannya Diana. Dan Prisil bunuh diri akibat ia terkena gangguan mental!" teriak Fakhri membuka sebuah fakta mengejutkan.
Duuaaar....
Bak tersambar petir begitu menggelegar hingga mengagetkan semua orang. Karin pun tak kalah terkejut atas apa yang ia dengar.
Deg...
Jantung Danu berpacu lebih cepat seakan takut jika dia beneran salah alamat. Dendam tak beralasan kuat, dendam yang membuat Diana seperti sekarang.
"Ma-maksud Papa?"
Papa Fakhri terduduk lesu di sofa. Dia tidak bisa lagi menyembunyikan sebuah rahasia ini sendirian. Rahasia yang ia ketahui setelah kematian putrinya. Rahasia yang ia sembunyikan dari semua orang agar mereka semua tidak menghakimi Sang Putri.
Tapi, rahasia inilah yang juga menyebabkan sang putra dendam kepada orang. Dendam salah tempat dendam Salah alamat dendam yang tidak seharusnya didapat oleh seorang Diana.
"Semenjak prisil tiada, Papa tidak tinggal diam, Zio. Papa mencari tahu ke semua mengenai Prisil, baik di sekolah, di luar sekolah dan rumah dan di manapun itu. Papa tidak bodoh, Papa menyadari sebuah kejanggalan yang terjadi kepada diri Prisil kenapa tiba-tiba bunuh diri tanpa alasan." Fakhri menghentikan ucapannya sejenak untuk mengatur nafas.
"Papa menemukan sebuah fakta jika Prisil sering membully seorang gadis pintar berasal dari pinggiran kota yang mendapatkan beasiswa di sekolah elit. Hanya karena Gadis itu menabrak tubuh Prisil dan minumannya tumpah, Prisil sampai memperlakukan Gadis itu layaknya kacung. Prisil berperilaku kasar, berperilaku tidak sopan, memerintahkan gadis itu tanpa rasa kasihan."
Karin syok, dia tidak pernah menyangka putrinya seperti itu. Jika di rumah, Prisil sangat terlihat baik dan sopan. Danu meringis sakit hati seraya menunduk gemetar tak sanggup mendengarkan ceritanya. Tapi ia harus tahu kenyataan yang sebenarnya.
"Hingga suatu hari gadis itu tidak sanggup lagi bertahan di bawah kuasa Prisil. dia membela harga dirinya untuk tidak terus-terusan diinjak oleh Prisil. Adikmu mendapatkan cemoohan atas perilaku semena-menanya dari semua murid di sekolahnya. Bukannya sadar, dia tidak terima diperlakukan seperti itu." Tak terasa air mata Fakhri menetes secara tiba-tiba. Menyesali didikannya telah gagal. Dan menyesali tidak pernah memperhatikan putrinya. Dia hanya sibuk bekerja bekerja dan bekerja.
"Prisil bertekad memberikan pelajaran pada gadis itu. Dia mencegat gadis itu di tengah jalan lalu menggertak, membuat postingan tukang bully, sampai Prisil mendorong gadis itu hingga tertabrak truk dan meninggal di tempat," pekik Fakhri menaikkan suaranya agar Danu sadar dan mengerti.
Deg... Deg...
Danu semakin tidak karuan, bayangan Prisil mendorong seseorang terlintas di kepalanya. Perkataan Papanya mampu menghunus jantung hingga membuat sebuah luka dan sesal yang menganga.
"Apa kau tahu siapa gadis itu? Dia, Diandra Maheswari. Kembaran dari Diana Maheswari, istrimu!" sentak Fakhri menunjuk wajah Danu menatap tajam penuh kecewa.
Flashback end.
Danu masih terisak menyenderkan tubuhnya ke kursi dengan mata terpejam. Lalu mendongak.
"Aaakkhhh.... Diana...." teriaknya menjambak rambutnya prustasi. Dia bangkit, menuju kamar yang sering di gunakan mereka saling berbagi kehangatan.
Langkahnya terhenti ketika berada tepat di depan pintu masuk kamar mereka. Rasa gugup tiba-tiba menghampiri, buliran keringat dingin mulai bercucuran, dia kembali teringat kebersamaan mereka. Lagi-lagi sesak yang ia rasa.
Setelah berada di dalam, mata Danu menelusuri setiap sudut kamar itu, memperhatikan dengan teliti. Gambar kebersamaan lagi-lagi terbayang. Diana yang manja, Diana yang ceria, Diana yang selalu memperlakukannya penuh kasih sayang, Diana yang sering membuat ia mengerang nikmat.
"Dee, kenapa aku begitu bodoh tidak mengetahui apapun mengenai dirimu." Danu duduk di tepi ranjang mengusap bantal yang sering di gunakan Diana. Dia berada di rumah yang di tinggali bareng Diana.
"Diana," lirihnya terisak memeluk bantal beraroma wangi shampoo milik Diana.
"Bodoh kamu Zio, dasar bodoh. Suami tidak berguna." Umpat Danu meninju tembok di sampingnya dengan keras.
Ia melampiaskan amarahnya pada tembok. Tak peduli dengan darah dan rasa sakit yang ia rasakan di tangannya. Hatinya sangat sakit atas perlakuan dirinya sendiri.
Danu lemas, ia menempelkan keningnya pada tembok, kemudian berbalik menyenderkan tubuhnya di tembok dan menurunkan dirinya kebawah dengan posisi duduk. Danu berusaha menguasai emosi yang saat ini menghampirinya, dia merasa kacau dan bingung harus berbuat apa.
*******
Waktu sudah menunjukan pukul 5 pagi. Danu segera bersiap mengunjungi rumah sakit. Dia akan meminta maaf kepada Diana kalau perlu akan melakukan apapun demi bisa kembali padanya.
Meski dia sadar kesalahannya begitu besar, namun Danu akan berusaha untuk mendapatkan kata maaf dari Diana. Tanpa memperdulikan penampilannya yang terlihat kacau dengan mata sembab serta wajah babak belu, Danu bergegas pergi.
******
Setibanya di rumah sakit, Danu melihat Diana di balik kaca. Rupanya dia sudah sadar dan tengah di tenangkan oleh Karin, Ibunya sendiri. Entah sejak kapan orangtuanya sudah ada di sana?
Hatinya sakit melihat Diana menangis histeris, tanpa sadar air matanya kembali menetes.
Perlahan, Danu memegang pintu ruangan tersebut. Dia perlahan masuk. Dirinya kembali mematung kala Diana berkata, "Kenapa? Kenapa harus anakku yang tiada? Kenapa bukan aku saja, aku mau mati bareng dia. Aku tidak mau hidup di dunia ini lagi. Aku ingin ikut anakku Hiks Hiks..."
Mama Karin mencoba menenangkan Diana, Papa Fakhri menunduk menyembunyikan kesedihannya.
"Diana." Panggil Danu bergetar menyesali semuanya. Dia berhenti sejenak menatap dalam wanita yang ada dalam pelukan Karin.
Diana menoleh begitupun dengan yang lainnya, matanya sangat sembabnya. Tatapannya berbeda dari biasanya, sorot matanya menatap benci.
"Ngapain kau kemari, hah? Sudah puaskan? Aku tidak mau bertemu denganmu, pergi dari sini brengsek! Pergi!" sentak Diana menyalang penuh amarah.
"Dee, maafkan aku. Aku menyesal. Karena perbuatan ku kami menjadi seperti ini," ujar Danu penuh permohonan dan penyesalan.
Diana melepaskan pelukan Karin. Dia mengusap air matanya secara kasar. Dia mengepalkan tangannya. Dia merasa marah, kecewa, menyesal menjadi satu.
"Kau bilang menyesal setelah semua terjadi padaku? Penyesalan mu tiada guna Danu Alzio Fakhri! Aku muak melihat wajah penyesalan mu ini. Kau pembohong, kau pria brengsek yang aku kenal. Aku membencimu Danu, aku membencimu!" teriak Diana melemparkan bantal yang ia gunakan. Dia sakit hati, dia kecewa, dia marah pada dirinya sendiri yang begitu percaya pada Danu.
"Dee..." lirih Danu mendekat.
"Berhenti! Aku mau kita pisah dan jangan pernah lagi muncul di hidupku!" teriak Diana bulat bercerai.
Deg...
Danu mematung dengan pikiran kacau. Berpisah di saat ia menyadari perasaannya begitu sulit.