Di tinggal berselingkuh beberapa hari sebelum pernikahan oleh calon pengantin prianya, gadis itu tentu saja sedih dan kecewa, tapi Ayahnya datang dengan seorang pria tampan membuatnya menjadi pengantin pengganti, ah! tapi dia sangat bodoh!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 : Secuil Informasi
Mimu masih berdiri di halaman rumah untuk terus memperhatikan dua orang asing yang menggunakan pakaian serba hitam, tubuhnya tinggi dan besar meski Tama lebih tinggi dari mereka berdua. Jelas pria itu sedang memperhatikan meski saat Mimu menatap ke arah mereka berdua justru mereka bergegas membuang tatapan ke arah lain.
" Apa-apaan mereka berdua ini? " Gumam Mimu masih terus memperhatikan dua orang yang kini sedang berpura-pura untuk mengobrol untuk mengecoh Mimu. Ah, sayangnya Mimu sudah mencurigai mereka terlalu banyak, juga Mimu akan tetap berada di sana karena dia penasaran tujuan dua orang itu, tidak perlu takut akan apapun, kekuatan Mimu jelas bisa menghadapi mereka berdua.
Menyadari jika Mimu sudah mencurigai mereka berdua, mereka memutuskan untuk mendatangi Mimu saja dan bertanya secara langsung kepadanya.
" Selamat siang? Boleh kami bicara sebentar? "
" Iya, bicara tinggal bicara saja. " Ujar Mimu dengan tatapan dingin karena dia merasa dua orang itu bukanlah orang yang baik.
" Apa anda melihat pria ini? " Salah satu dari orang itu menyodorkan ponselnya yang dalam keadaan menyala dan menunjukan satu photo pria menggunakan jas hitam, dia nampak sangat rapih dan penampilannya jelas berkelas. Mimu terdiam begitu melihat photo itu, tentu saja dia kenal benar siapa di balik photo itu meski tampilan dan pakaian pria itu sangatlah berbeda dari sekarang, dan pria yang di maksud oleh dua orang itu adalah, Tama.
" Siapa kalian berdua? "
Mimu tersentak oleh ucapannya sendiri, salah! Itu benar-benar sebuah Kesalahan karena seharusnya dia mengatakan tidak kenal lebih dulu, kalau begini sudah pasti mereka berpikir bahwa Mimu pasti mengenal Tama.
" Nona, lebih baik pertemukan kami dengan pria ini. "
Mimu sebenarnya tidak tahu harus mengatakan apa setelah pria itu mengatakan kalimat tadi, tapi entah mengapa feeling nya mengatakan jika dia orang itu benar-benar bukan orang yang baik, dan bisa saja tujuan mereka berdua adalah untuk menyakiti Tama.
" Pria itu aku tidak tahu, lebih baik kalian pergi saja dari sini. " Ucap Mimu sembari berdoa di dalam hati supaya Tama tidak keluar dari rumah sekarang.
" Mimu, kau taruh- " Tama terdiam begitu keluar dari rumah dan mendapati dua orang asing dengan mimik tak baik berada di dekat Mimu.
Mimu jelas saja terkejut bukan main, padahal besar sekali harapannya agar Tama tetap berada di dalam rumah dan dia bisa mencari tahu dulu tujuan dua orang itu apakah baik ataukah buruk untuk Tama.
Dua orang itu kompak menatap Tama dengan tatapan yang begitu aneh, mereka sempat terdiam sebentar dan saling menatap satu sama lain entah apa yang sedang mereka pastikan.
" Lama tidak berjumpa, CEO George? Anda terlihat sangat sehat, saya benar-benar terkejut. "
Tama terus menatap kedua orang itu dengan tatapan menyelidik, entah siapa yang di maksud oleh oleh dua orang itu, hanya saja Tama merasa kalau dia harus berhati-hati sekarang dalam menghadapi dia orang asing itu.
" Apa anda takut karena tidak ada pengawal anda itu? Yah, sayang sekali sepertinya anda memang tidak akan bertemu dengan pengawal tersayang anda yang sedang menjadi bahan pelampiasan sekaligus dijadikan samsak oleh Tuan kami. "
Tama terus terdiam tak menunjukan apapun melalui ekspresinya karena dia ingin mendengar lebih banyak ucapan kedua orang itu tentang dirinya.
" Kenapa aku harus takut dengan dua tungau seperti kalian? "
Dua orang itu saling menatap dan terkekeh dengan tatapan meremehkan.
" Ternyata sikap sok berani anda benar-benar tidak hilang ya? Kalau begitu mari kita lihat bagaimana jadinya kalau Tuan kami mengetahui keberadaan anda. Tapi sebelum itu, biarkan saya menancapkan pisau ini dan membuat Tuan saya merasa senang dulu. " Kedua pria itu berniat mendekati Tama, dan salah satu dari mereka sudah memegang pisau yang siap di gunakan untuk mengeksekusi Tama. Tentu saja Mimu tidak akan tinggal diam begitu saja, dia dengan cepat meraih kerah jaket bagian belakang, menariknya kuat secara bersamaan membuat dua pria itu jatuh dengan posisi terjengkang.
" Kalian sudah gila ya?! Berani-beraninya ingin menyakiti orang di sini! Kalian pikir nyawa manusia adalah milik kalian?! "
Tama tersentak melihat Mimu yang begitu berani, padahal dia sedang bersiap-siap untuk menghalau serangan yang akan di arahkan padanya, tali tidak di sangka kalau istrinya yang berbadan kecil itu ternyata memiliki kekuatan yang cukup besar.
" Brengsek! Menganggu saja! " Kedua orang itu bangkit dengan tatapan kesal, Mimu kini juga sudah berada di depan Tama untuk melindunginya membuat Tama merasa terkejut sekaligus terpesona dengan keberanian Mimu.
" Mengganggu matamu! Kalian yang datang kesini tiba-tiba, dan ingin menyakiti suamiku? Kalian benar-benar salah orang, sebelum aku benar-benar marah dan membuat biji kalian pecah, lebih baik cepat pergi sana! "
Dia orang itu kembali saling menatap dan menggeleng sembari terkekeh menatap Tama dan juga Mimu secara bergantian.
" Wah, aku benar-benar banyak di buat terkejut. Jadi, CEO George yang sangat pemilih wanita ternyata malah sudah menikah? Aneh, dia banyak menolak wanita cantik dan Mala menikahi wanita yang pergi ini? Ah, kalau di lihat-lihat tenagamu tadi memang cukup kuat, aku jadi curiga kalau CEO George pasti menikahimu supaya kau bisa melindunginya kan? "
" Tutup mulut busukmu itu! " Tama menatap kesal kepada dia orang asing itu, bukan karena di tuduh menikahi Mimu agar dapat di lindungi, tapi dia kesal karena mereka mengatakan kalimat seolah arti Mimu sangatlah tidak berharga di mata mereka.
" Sudahlah Tama, mengenai itu aku tentu saja lebih tau kan? Sekarang kita pikirkan saja bagaimana caranya menyingkirkan dia tungau ini. "
Kedua pria itu mengerakkan kepalanya untuk bersiap-siap, lalu tanpa aba-aba langsung saja berjalan cepat untuk menghajar Tama dan Mimu.
Mimu sudah bersiap-siap untuk menerima serangan dan melindungi Tama, tapi dia malah di geser posisinya ke belakang tubu Tama.
" Tama, kau apa-apa?! "
Perkelahian tak terelakkan, Tama dengan sekuat tenaga mengahadapi kedua orang sing itu, Mimi tadinya bingung harus bagaimana membantu Tama karena dua orang itu begitu gencar menyerang Tama. Mimu membuang nafasnya, mengambil posisi kuda-kuda, lalu menendang salah satu dari mereka hingga jatuh tersungkur.
Lawan kini menjadi satu lawan satu, meski satu orang dari mereka menggunakan senjata, tapi setidaknya Tama bisa menghindarinya agar tidak terluka. Ketika dia ingin menyerang Tama lagi, Mimu menyadarinya dan langsung menendang bagian tengah dari kedua pahanya dan langsung membuat pria itu memekik sakit hingga pingsan. Satu orang yang akan memukul Mimu dari belakang juga berhasil di hajar oleh Tama dengan satu tujuan saja hingga jatuh tersungkur, dia kabur secepat mungkin meninggalkan satu temanya yang tak sadarkan diri.
Setelah orang itu pergi, Tama tersenyum lega membuat Mimu mengeryit heran.
" Kau hampir saja di bunuh orang tapi kau masih bisa tersenyum? "
" Kau dengar tadi kan? Jadi aku belum punya istri sebelumnya. "
Hah?
Mimu terdiam sebentar, lalu tersenyum malu dan senang setelahnya.
" Jadi? " Tama meraih pinggul Mimu membuat tubuh mereka saling menempel.
" Ugh! " Pria yang tadi pingsan sepertinya sudah akan sadar.
" Jangan mengganggu! " Tama menginjak kepala pria itu dan kembali membuatnya pingsan.
Bersambung.
aq kan jdi mau juga 🤣🤣🤣