Ranjang Psikopat Dalam Penjara

Karena tidak bisa menahan godaan wanita itu, Tommy pun langsung melepaskan celananya. mereka bercinta di dalam mobil dan seolah telah melupakan masalah yang mereka yang hadapi. saling berciuman dan gerakan demi gerakan yang di lakukan oleh Tommy membuat mereka telah lupa diri. di saat mereka sedang menikmati hubungan terlarang, tanpa mereka sadari terdapat dua orang yang di sana sedang merekam mobil yang sedang bergoyang bagaikan terjadi gempa bumi.

Tidak lama kemudian dua pria itu berjalan menghampiri mobil itu, dengan sambil menunduk dan salah satu dari mereka membuka kunci pintu dengan alatnya. karena dalam kehanyutan orang yang di dalam mobil tidak menyadari ada orang yang ingin membuka pintu mereka.

Pria itu memutar alat untuk membuka kunci mobil tersebut.

Tak..

Temannya sedang bersiap ingin merekam dua orang yang di dalam.

Setelah kunci di buka, pria itu membuka langsung pintunya dan melihat dua orang yang di dalam sedang melakukan penyatuan.

Tommy dan Jenice merasa terkejut dengan munculnya dua orang pria asing itu yang sedang merekamnya.

"Aarrghh...." terikan Tommy dan Jenice dengan serentak.

"Aarrghh...."

" Hentikan!" teriak Tommy yang menutup wajahnya dan langsung meraih celananya dan ingin kabur dari mobil. akan tetapi ia di tahan oleh salah satu pria itu

"Aarrghh...." teriakan Jenice yang sangking malunya hingga ke ubun-ubun. dan menutupi tubuhnya dengan ke dua tangannya.

Setelah puas merekam, dua pria itu pun meninggalkan lokasi dan langsung pergi dengan mobilnya.

Tommy memakaikan celananya dan keluar ingin mengejar akan tetapi mobil tersebut telah pergi jauh.

"Jangan lari! hentikan mobil kalian!" teriak Tommy yang mengejar mobil itu.

"Aaarrghhh...." teriak Jenice yang merasa kesal dan tertekan.

Tommy menghentikan langkahnya karena telah ketinggalan jauh dari mobil itu. lalu dengan merasa kesal dirinya berbalik ke arah mobil tadi.

"Apa kau sudah puas menghancurkan hidupku?" bentak Tommy dengan nada tinggi.

Jenice merasa tidak percaya jika pria itu meninggikan suara terhadapnya. lalu wanita itu turun dari mobil dan menatap kesal pada pria itu.

"Kenapa menyalahkan ku? semua ini karena kemauan mu juga, kan?" tanya Jenice dengan nada kesal.

"Kemauan ku? kau yang mengoda ku dari sejak awal, dan hari ini kau juga yang mengajakku ke sini. apa masih tidak cukup kau menghancurkan hidupku?" bentak Tommy dengan nada tinggi.

"Kau yang tidak tahan dengan godaan ku. dan kau juga menikmatinya, bukan?".

"Menikmati? kau adalah wanita yang sudah menikah. saat suami mu sedang meringkus di dalam penjara kau mengoda pria lain di luar. kau juga mencari kesenangan semata karena kesepian. dan aku hanya memuaskan mu saja," bentak Tommy dengan kesal.

"Memuaskan ku saja? bagaimana denganmu? apa kau tidak puas? kau juga senang dan menikmatinya."

"Kita sama- sama hanya saling mencari kepuasan saja. dan mulai hari ini kita jangan bertemu lagi!" ucap Tommy dengan tegas.

"Apa maksud mu dengan ucapan mu ini?"tanya Jenice.

"Apa maksud ku? apa kau masih belum jelas? kita jangan bertemu lagi. bersamamu telah menghancurkan karierku. dan bukan hanya itu saja. karena dirimu keluarga ku harus menanggung malu," bentak Tommy.

"Kau sangat keterlaluan," bentak Jenice yang menampar wajah pria itu.

Plak...

"Semua ini terjadi karena kita sama-sama melakukannya. dan kini kau ingin pergi begitu saja setelah ada masalah. aku ingin kau menikahiku untuk membersihkan namaku!" bentak Jenice.

"Menikahimu? hahahahah...apa kau tidak salah? aku harus menikahimu?" tanya Tommy dengan mengejek.

"Apa maksudmu?"

"Berapa usiamu sekarang? usia mu jauh lebih tua dariku. aku masih muda dan masa depanku masih panjang. mana mungkin aku harus menikahi wanita tua seperti mu," jawab Tommy dengan menghina.

"Wanita tua? kau menghina ku? kurang ajar!" bentak Jenice yang ingin melayangkan tangannya akan tetapi di tahan oleh pria itu.

"Ingin menamparku lagi? Jenice Muffis, di antara kita hanya saling membutuhkan saja. dari awal aku hanya berharap setelah bersamamu maka aku akan naik pangkat. dan masa depan ku ada harapan. dan tidak ku sangka yang ada malah aku semakin terpuruk sehingga tidak bisa bertemu dengan siapapun," ketus Tommy yang melepaskan tangan wanita itu.

"Kau hanya menganggapku sebagai pelampiasmu?" tanya Jenice dengan kesal.

"Kau juga sama! menganggapku sebagai pelampiasmu juga, kan? kita hanya sekadar bermain dan bukan karena cinta melainkan hanya karena na*su. lihatlah di jarimu ini masih melingkar cincin pernikahan akan tetapi kau melakukan hubungan dengan pria lain. kau sangat memalukan sekali," ujar Tommy yang melangkah pergi meninggalkan Jenice di sana.

Jenice merasa hancur setelah mendengar semua perkataan pria yang sudah berkali-kali melakukan hubungan dengannya. tidak menyangka di mata Tommy ia hanya seorang wanita pemuas baginya.

Berteriak dan sambil menangis karena dirinya sudah merusakkan nama baik keluarganya sendiri. walau menyesal akan tetapi sudah terlanjur karena terhanyut dengan kenikmatan yang dia rasakan hanya sesaat. dan penderitaan untuk selamanya.

"Dari awal aku sudah salah. aku mengira dengan mengunakan pria ini untuk membuat ku melupakan Leo, tapi aku sudah salah besar, akhirnya aku menghancurkan pernikahan ku sendiri. Leo pasti sudah mengetahuinya," ucap Jenice dengan histeris.

Malam hari.

Penjara wanita

Rose yang masih belum sadar ia masih terlungkup di atas ranjang. luka di bagian punggungnya cukup para sehingga ia mengalami muntah darah. dan malam itu datanglah dua petugas dan seorang dokter untuk memeriksa kondisi tahanan 3788.

Dokter itu adalah dokter kandungan yang tak lain adalah utusan dari Edward Hamilton.

"Apakah dia adalah Rose Florencia?" tanya Dokter wanita itu.

"Benar, dia adalah Rose Florencia yang membunuh suaminya sendiri, Lucas Hamilton," jawab salah satu petugas.

"Apakah dia memang hamil? dan bagaimana jika dia tidak hamil?" tanya salah petugas itu.

"Kalau memang dia tidak hamil maka setelah dia sadar lempar dia ke kurungan pria, biar mereka yang menghamilinya. ini adalah perintah tuan Hamilton!" jawab Dokter yang membalikan badan Rose untuk berbaring.

Dokter itu memeriksa perut gadis itu serta memeriksa nadinya.

"Bagaimana?" tanya salah satu petugas itu.

"Ternyata dia hanya berbohong, dia sama sekali tidak hamil," jawab Dokter itu.

"Dari awal tahanan 3788 sangat berani dan kelewat batas."

"Serahkan saja dia kepada pria-pria itu! tapi ingat, jangan sampai dia mati! rencana tuan Hamilton adalah ingin wanita ini di hamili dan melahirkan di penjara, setelah dia melahirkan maka kalian berikan lagi dia kepada pria-pria itu. yang tuan Hamilton mau adalah ingin wanita ini hidup dalam penderitaan. seumur hidup di sini dia harus di perko.s terus oleh sejumlah tahanan pria itu dan melahirkan terus menerus. tidak boleh ada kehidupan tenang," jelas Dokter itu.