NovelToon NovelToon
SUARA UNTUK DILARA

SUARA UNTUK DILARA

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Tamat
Popularitas:618.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Qiev

Keberanian Dila, seorang gadis tunarungu yang menolong pria tua penuh luka, membawanya pada nasib cinta bagai Cinderella untuk seorang anak pungut sepertinya.

Tuduhan, makian, cacian pedas Ezra Qavi, CEO perusahaan jasa Architects terpandang, sang duda tampan nan angkuh yang terpaksa menikahinya. Tak serta merta menumbuhkan kebencian di hati Dilara Huwaida.

"Kapan suara itu melembut untukku?" batinnya luka meski telinga tak mendengar.

Mampukah Dila bertahan menjadi menantu mahkota? Akankah hadir sosok pria pelindung disekitarnya? Dan Apakah Dila mempunyai cerita masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Qiev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19. SEMUA MEMIKIRKAN DILARA

Pukul 10.00, Gedung lelang.

Ezra menandatangani surat perjanjian kerjasama perusahaan milik Ayahnya, El Qavi dengan Kementerian Pariwisata juga perusahaan pelaksana proyek pulau kelapa buatan, Sanjaya Grup, kontrak kerja dalam kurun waktu dua tahun.

Ketiganya mendapatkan salinan kontrak yang berisi berbagai keuntungan juga punishment (wanprestasi atau denda) apabila salah satu pihak tidak mampu menjalankan kewajibannya.

Setelah agenda penandatanganan lelang proyek, dirinya hanya akan menghadiri meeting internal dengan para manager yang dia pilih sebagai team pelaksana terkait kerjasama yang baru saja dilegalkan.

"Lex, setelah meeting aku pulang ke Jakarta ya, siapin apart untuknya," titah sang tuan muda.

"Bos, ga tinggal dengan Tuan besar saja?" ujar Rolex.

"Menurutmu?"

"Sementara Anda sibuk pergi pulang Jakarta, sebaiknya Nona tinggal di Mansion, selain mudah mengontrol ibunya menjalani pengobatan juga dapat menemani Tuan Besar jika Nona Mita pergi kuliah," Rolex memberi saran.

"Ok," sahut Ezra tanpa pikir panjang, toh kehadiran gadis itu tak penting baginya.

Mereka berdua kemudian melanjutkan agenda yang telah beberapa hari tertunda.

"Berikan Nona Dila kesempatan untuk beradaptasi dahulu dengan kehidupan glamour Anda Bos, sehingga ketika tiba waktunya Nona harus mendampingi Anda, mental beliau sudah tertempa dengan baik."

"Nona Dila bukan gadis lemah, dia hanya butuh diberi kesempatan. Aku yakin beliau punya potensi, hanya saja belum terlihat." Rolex membatin memikirkan Nona mudanya.

Menjelang Maghrib, Jakarta.

Ezra tiba di PIK Tower lantai 10, dimana unitnya berada.

Setelah menempelkan kartu akses pada panel pintu, ia pun masuk kedalam hunian yang lama tak ia kunjungi semenjak enam bulan lalu kala ayahnya memintanya pulang sejenak.

"Den Ezra, ko ga bilang mau pulang ... Bibi kaget kirain siapa yang masuk," ucap Bi Inah menyambut Tuan mudanya.

"Ga lama ko Bi, besok atau lusa balik lagi ... masak apa Bi?" tanya Ezra kala memasuki ruang makan.

"Ga masak Den, kan Aden ga bilang mau pulang kesini ... mau dibuatkan apa?" Bi inah menawarkan juragan muda yang lama tak ia jumpai.

"Apa saja deh, yang penting berkuah hangat ... aku mandi dulu ya Bi," ujar Ezra sambil melangkah menuju kamarnya.

Tidak ada yang berubah dari kamar bernuansa cat abu gelap dan putih itu. Semua miliknya masih tertata rapi di tempat semula meski sudah enam bulan ia tak menempati kamarnya. Ezra menoleh ke sisi kamar yang berdinding kaca tebal, lalu membuka pintunya.

Di tempat inilah Ezra kerap menyendiri apabila penat sudah sangat menghimpitnya. Mini balkon estetik pada hunian dengan satu master bedroom dan dua kamar berukuran standar tersekat apik dengan dinding beton.

"Hampa, apa yang sebenarnya aku cari?"

Surat kelengkapan dokumen untuk pernikahan sudah masuk, tersisa enam hari kedepan status dudanya akan dia tanggalkan kembali.

Tok. Tok.

"Den, sup nya siap, mau makan dikamar atau di meja makan?" seru Bi Inah.

"Di sana Bi, sebentar aku mandi dulu...." balas Ezra dari balkon.

"Nggih, Den."

Bi inah, yang merawatnya sejak belia. Hanya perempuan tua dengan wajah luwes khas orang Jawa inilah yang masih setia bekerja pada keluarganya saat wanita itu menggasak seluruh harta Papa.

Memang, kita akan tahu siapa saja kawan setia tatkala kita jatuh terpuruk hingga menyentuh tanah.

Lima belas menit kemudian, Ezra sudah wangi dengan memakai setelan casualnya menyantap sup ayam kesukaan, masakan Bi inah tak pernah gagal memanjakan lambungnya sejak belasan tahun silam.

"Bi, duduk temani Ezra," pinta Ezra lembut. Sosok ramah dengan tubuh mulai bungkuk itupun mengikuti keinginan tuannya.

"Ya Den."

"Bi, minggu depan, aku akan menikah dengan gadis belia pilihan Papa, umurnya dibawah Mita, baru lulus Aliyah ... namanya Dilara, tapi dia tidak sempurna...." keluh Ezra pada Bi Inah.

"Alhamdulillah, duda berapa hari jadi Den?" Goda Bi inah sambil tersenyum.

"Dua minggu." Ezra tertawa.

"Dia cacat, ga bisa denger, alias tunarungu."

"Den, bukan cacat, tapi disabilitas ... Bibi suka baca tulisannya begitu, ga ada tulisan cacat meskipun di tempat umum pun," Bi inah meralat.

"Oh iya maaf, disabilitas ... nanti akan Ezra bawa tinggal disini, kira-kira Bibi berkenan tidak? maksud aku, bisa komunikasi tidak nanti?" Ezra khawatir mereka kesulitan berkomunikasi.

"Bawa saja kemari dulu Den, kenalin sama Bibi ... gadis berkebutuhan khusus itu biasanya cerdas, pasti Non Dilara sudah punya cara berkomunikasi dengan baik dan benar ... jangan kuatir, kalau diluaran sana banyak yang mencemooh ... yang penting kalian saling sayang," imbuh Bibi lagi.

"Ezra ga ada rasa sama dia Bi, hanya ingin bakti ke Papa saja juga menolong ibunya yang sakit parah," jujur Ezra pada wanita sepuh disamping nya.

"Lama-lama juga suka Den ... sudah jangan banyak pikiran, yang belum kejadian yaa biarkan dulu ... ini ceritanya Non Dila diumpetin dari publik kan ya?" tebak Bibi.

"Iya," jawab Ezra jujur, wanita ini satu-satunya tempat dia curhat.

"Bibi ngerti, nanti Bibi ajarin semuanya biar pinter."

"Ga usah, biarkan dia dengan dunianya sendiri ... aku ga akan mengganggunya atau bahkan menuntutnya," kilah Ezra lagi.

"Hmm, kelakuan anak muda ... witing tresno jalaran soko kulino, awas nanti bucin bestie," kekeh Bi Inah tak dapat menahan tawa.

"Aku cuma minta do'a sama Bibi, agar Papa sehat kembali dan bahagia disisa hidupnya ... juga apa yang akan aku jalani ini mudah dilalui."

"Aamiin ... dihabiskan lekas Den, lalu istirahat ... Bibi siapkan tempat tidurnya dulu ya...."

BI Inah meninggalkan majikan mudanya disana, ia melangkah gontai menuju kamar utama merapikan serta memasang pengharum ruangan agar tuan mudanya rileks saat beristirahat.

"Den, jodoh itu dijemput bukan ditunggu, semoga Non Dilara bukan seperti dua wanita yang melukai Aden, in sya Allah sholihah jika memang pilihan dari tuan besar ... Bibi akan jaga kalian langsung kali ini, akan Bibi pastikan Aden bahagia, ya Den...." Bi Inah bermonolog seraya merapikan kamar. Ezra bagai anak kandungnya sendiri terlebih pemuda itu memang kerap kali hanya berkeluh kesah padanya meski sang Mama masih bersamanya dulu.

Satu pekan kemudian.

Hari ini Emery sangat antusias sejak sebelum subuh, tubuhnya mendadak sangat sehat mengingat ba'da magrib nanti putra sulungnya akan menikah.

Betapa hebohnya sang ayah mengatur semua hantaran untuk calon menantunya meski Ezra mengatakan dia sudah menyiapkan semua.

"Mita, mana Ezra?" tanya Emery saat sarapan tak melihat putra sulungnya itu.

"Masih tidur Pa, semalam kakak lembur kerja gambar site plan sekolah."

"Masih kerja? Ck, Ezra, yang benar saja," kesal sang tuan besar.

"Hantaran kapan diantar kesini oleh WO, Mita? seragaman kita sudah ok?"

"Siang Pa, ba'da dzuhur nanti ... Dila tinggal disini kan Pa?" tanya mita lagi.

"Maharnya?"

"Uang tunai, dua puluh lima juta sepuluh ribu, sesuai tanggal nikah 25 Januari dan sudah Mita siapkan dikamar box maharnya," jawab Mita.

"Dila akan tinggal disini selama pengobatan ibunya berjalan hingga Ruhama sehat kembali ... setelah itu Ezra akan membawanya pulang ke Jakarta ... semoga mereka harmonis, aamiin." Emery bangkit menuju kamar Ezra.

"Aamiin ... yaah, Mita sendiri lagi ya," keluh gadis cantik ini sudah tak semangat membayangkan dirinya akan berpisah dengan Dila.

Tok. Tok.

"Za, Papa masuk ya," seru Emery dari luar.

Tak ada sahutan, maka Emery pun menekan kebawah handle pintu lalu masuk begitu saja.

"Ezra!" pekik sang Papa.

"P-Paaaa,"

"Kamu ... memalukan!" sentak tuan besar bergema.

.

.

..._______________________...

1
Sri Puryani
ciye ciye perlakuan ezra manis sekali....bs diabet itu dila😀😀
Sri Puryani
gpp ketahuan dila....terus terang aja ya sayang
Sri Puryani
ciye...ciye yg mulai bucin ezra....jaga istri nya baek".... jgn smpe diambil orang
Sri Puryani
yg sabar za ...luluhjan hati dira....semangat
Sri Puryani
terima cinta ezra ya dila
Sri Puryani
rolex hati" jaga bosmu,jgn jauh drnya, hati" mkn minumnya takut kena serum yg bahaya lg
Sri Puryani
kok usia kandungannya br 4 mggu, wkt tau hml 3 mggu ,skrg kontrol lg kok br 4 mggu thor?
Sri Puryani
lho ditggl lama kok dila gk diplgkan ke mansion dl ya? istri nya dlm bahaya lho za.....piye to kuwi? 5 bln kok lama bgt thor?
Sri Puryani
ih rolex kok slh nama dikira rey🙏
Sri Puryani
rey blg dong klo dila sdh bs mendengar......ktnya kamu jaga nyonya mudamu tp keadaan dila kamu gk tau rey......ketemu orang dirs jg gk tau , dila pingsan gk tau
Sri Puryani
kayaknya halim dila
Sri Puryani
sabar dila .....
Sri Puryani
mulai bawang nya lg😭😭
Sri Puryani
yg sabar ya dila, suami minta di ketok kepalanya....istri kok ditaruh di kmr art ....awas klo bucin
Sri Puryani
istri kok dijadikan art.....sadar gk za?
Sri Puryani
konangan za, dadak ngomong janji
Sri Puryani
untung mita baik. ...semoga bs rukun dgn dila
Sri Puryani
jgn pukul dila bu ....kasihan dila 😭😭
Sri Puryani
ezra itu msh labil krn skt hati ditggl ibunya , istrinya.....perlu sabar za
Sri Puryani
kenapa dilara gk disklhkan di pesantren sj?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!