NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Pak GM

Mengejar Cinta Pak GM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Deche

Penampilan Yanuar yang bersahaja membuat Amanda senang menatap Yanuar. Tanpa sengaja Amanda sering bertemu dengan Yanuar.

Sinta ibu kandung Amanda tidak tahu kalau putri bungsunya sedang jatuh cinta pada seorang duda. Ia mengatur kencan buta Amanda dengan Radit. Sebagai anak yang baik, Amanda menyetujui kencan buta dengan Radit. Namun, alangkah terkejutnya Amanda ternyata kencan buta itu bertempat di restoran hotel tempat Yanuar bekerja.

Akhirnya Sinta mengetahui Amanda sedang dekat dengan seorang duda. Ia tidak setuju putrinya menjalin kasih dengan Yanuar. Sinta berusaha menjauhkan Amanda dari Yanuar dengan cara memperkenalkan orang yang satu tipe dengan Yanuar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14.

“Kedengarannya terlalu formal. Seolah-olah saya ini atasan Bang Yanuar. Lagipula saya lebih muda dari Abang,” jawab Amanda.

“Saya sudah terbiasa memanggil Mbak Amanda,” jawab Yanuar.

Amanda menghela napas mendengar jawaban Yanuar. Mungkin Yanuar merasa tidak enak kalau memanggil Amanda saja karena Amanda adalah adik sambung bos Yanuar.

“Terserah Abang saja,” kata Amanda dengan putus asa.

Yanuar tersenyum melihat wajah Amanda yang terlihat putus asa. Wajah Amanda terlihat lucu jika seperti itu.

Dua orang pelayan datang menghampiri meja Amanda dan Yanuar. Kedua pelayan itu membawa pesanan makanan. Mereka menaruh pesanan Amanda dan Yanuar di atas meja. Setelah itu mereka meninggalkan meja Amanda.

“Ayo, Bang. Kita makan dulu. Amanda sudah lapar,” kata Amanda. Amanda dan Yanuar menikmati makanan mereka dengan tenang. Sesekali Amanda memperhatikan Yanuar yang sedang makan. Pria itu sedang menikmati makanannya.

“Enak nggak makanannya, Bang?” tanya Amanda.

Yanuar mengangkat wajahnya. “Enak, Mbak,” jawab Yanuar sambil mengunyah makanannya.

Amanda tersenyum senang mendengar jawaban Yanuar. Tidak salah ia memilih makan siang café ini karena pria pujaannya sangat menikmati makanan di café ini.

Tiga puluh menit kemudian makanan yang dihidangkan di atas meja sudah habis mereka santap. “Bang, tunggu di sini dulu. Amanda mau ke kasir.” Amanda beranjak dari tempat duduk.

“Biar saya saja yang bayar, Mbak.” Yanuar beranjak dari tempat duduk.

“Jangan, Bang! Kan Amanda yang traktir Abang makan siang. Waktu kita makan bersama Yulia, Abang yang bayar makanannya. Sekarang giliran Amanda yang teraktir Abang,” kata Amanda.

“Sekarang Abang duduk dulu di sini,” lanjut Amanda.

“Saya temani Mbak Amanda ke kasir,” ujar Yanuar.

Amanda tersenyum gembira mendengar perkataan Yanuar. Tentu saja ia senang ditemani oleh Yanuar. “Ayo.” Amanda meninggalkan meja menuju ke kasir. Yanuar mengikuti Amanda dari belakang.

Sesampai di kasir sudah ada beberapa orang yang sedang mengantri untuk membayar makanan. Namun, Amanda tidak kesal mengantri karena ada Yanuar yang berdiri di sampingnya.

Selama Yanuar berdiri di samping Amanda, perasaan Amanda menjadi tidak karuan. Antara deg-degan dan senang bercampur jadi satu.  Ia juga mencium wangi parfum maskulin dari tubuh Yanuar. Wangi parfum Yanuar membuatnya nyaman berada di samping Yanuar.

Amanda belum merasakan seperti ini dengan teman-teman lelakinya atau pun dengan lelaki lain. Baru kali ini ia merasakan hal yang berbeda ketika dekat dengan lelaki.

Setelah selesai membayar makanan mereka kembali ke kantor Yanuar. Sesampai di kantor Yanuar menghentikan mobil di pinggir jalan depan hotel. Ia sengaja berhenti di pinggir jalan agar Amanda bisa langsung menjalankan mobilnya.

“Terima kasih, Mbak Amanda,” ucap Yanuar sebelum turun dari mobil Amanda.

“Sama-sama, Bang,” jawab Amanda.

Yanuar hendak membuka pintu tetapi Amanda memanggilnya. “Abang.” Yanuar tidak jadi membuka pintu. Ia menoleh ke Amanda.

“Ada apa, Mbak?” tanya Yanuar.

“Kapan-kapan Amanda ajak Abang makan siang lagi. Abang mau, nggak?” tanya Amanda.

Yanuar tersenyum lalu mengangguk. Amanda senang melihat jawaban Yanuar. Yanuar turun dari mobil. Amanda juga turun dari mobil. Amanda memutar mobilnya, ia menuju ke pintu bagian kemudi. Yanuar berdiri di samping mobil menunggu Amanda masuk ke dalam mobil.

“Assalamualaikum,” ucap Amanda sebelum masuk ke dalam mobil.

“Wa’alaikumsalam,” jawab Yanuar.

Amanda masuk ke mobil, Yanuar menutupkan pintu mobil. Sebelum jalan Amanda melambaikan tangan ke Yanuar. Yanuar membalas lambaian tangan Amanda. Amanda pun menjalankan mobil meninggalkan kantor Yanuar.

***

Hari terus berlalu. Amanda kembali mengajak Yanuar makan siang. “Bang, besok siang kita makan siang bareng,” kata Amanda ketika menelepon Yanuar pada malam hari.

Yanuar tidak langsung menjawab perkataan Amanda. Ia seperti sedang berpikir. “Mbak Amanda tidak ada kuliah?” tanya Yanuar setelah lama berpikir.

“Ada jam dua siang,” jawab Amanda.

“Baiklah, saya jemput Mbak Amanda di kampus Mbak Amanda,” ujar Yanuar.

“Eh, jangan, Bang. Nanti Abang kejauhan kalau harus menjemput Amanda di kampus. Lebih baik Amanda yang menjemput Abang di kantor. Setelah makan siang Amanda bisa langsung ke kampus,” sahut Amanda.

Terdengar helaan napas Yanuar dari seberang sana. “Baiklah kalau itu mau Mbak Amanda,” jawab Yanuar. Yanuar merasa tidak enak dengan orang tua dan kakak Amanda kalau harus Amanda terus yang menjemputnya di kantor. Nanti mereka menganggap dirinya bukan laki-laki jantan yang selalu ingin dijemput oleh perempuan.

Tidak ada salahnya jika ia menjemput Amanda di kampus, jarak dari kantor ke kampus Amanda tidak memakan waktu lama. Lagipula ia tidak sering keluar makan siang lebih cepat dari biasanya.

“Oke, sampai ketemu besok. Assalamualaikum.” Amanda mengakhiri pembicaraannya.

Setelah menelepon Yanuar, Amanda melanjutkan mengerjakan tugas. Baru saja beberapa menit ia mengerjakan tugas, tiba-tiba telepon selulernya berbunyi. Amanda mengambil telepon seluler yang diletakkan di sebelah laptop. Di layar telepon seluler tertulis ‘Mama.’ Amanda menjawab panggilan dari Sinta.

“Assalamualaikum, Ma,” ucap Amanda. Semenjak ia tinggal dengan ibu sambung, Amanda terbiasa mengucapkan salam. Padahal sebelumnya ia tidak pernah mengucapkan salam seperti itu kepada siapapun.

“Wa'alaikumsalam,” jawab Sinta. Sekarang ia sudah terbiasa mendengarkan Amanda mengucapkan salam, ia pun menjawab salam Amanda.

“Amanda kamu sedang apa?” tanya Sinta di telepon.

“Sedang mengerjakan tugas,” jawab Amanda.

“Amanda, ada yang hendak Mama bicarakan dengan Amanda,” ujar Sinta.

.

.

.

Amanda duduk  di dalam mobil dengan wajah kesal. Ia menatap hotel Sultan dari balik kaca mobil.

“Kenapa harus di sini, sih? Memang tidak ada tempat lain untuk makan siang,” tanya Amanda kepada dirinya sendiri.

Amanda terpaksa membatalkan makan siang bersama Yanuar karena harus kencan buta dengan anak teman mamanya. Sinta ingin Amanda berkenalan dengan anak temannya.

“Radit seorang dokter spesialis anak. Wajahnya ganteng, tubuhnya atletis. Pokoknya cowok idaman. Kamu tidak akan kecewa berkenalan dengan dia,” ujar Sinta ketika menelepon Amanda tadi malam.

Sinta mengirim foto Radit kepada Amanda. Amanda menperhatikan foto tersebut. Sepertinya ia pernah melihat Radit, tapi dimana? Ia lupa lagi.

Amanda terpaksa mengikuti permintaan mamanya. Ia tidak ingin menjadi anak yang durhaka karena mengabaikan keinginan mamanya. Namun, celakanya kencan buta itu dilakukan di hotel milik kakek Rendi. Tempat Yanuar bekerja.

“Mengapa harus di hotel milik Kakek Sultan, sih?” Amanda protes kepada mamanya ketika mamanya menyebut hotel Sultan sebagai tempat kencan buta.

Ia tidak ingin Yanuar melihatnya sedang berkencan dengan pria lain. Nanti Yanuar akan salah paham. Ia takut Yanuar menganggap Amanda sebagai gadis gampangan. Yang selalu berganti-ganti teman kencan.

“Kata Tante Ides makanan di restaurant hotel Sultan sangat enak. Jadi Tante Ides memesan tempat di hotel tersebut,” jawab Sinta.

Amanda menghela napas. Ia berdoa agar Yanuar tidak keluar dari kantornya sampai ia selesai kencan buta. Amanda turun dari mobil. Tiba-tiba telepon selulernya berdering. Amanda mengeluarkan telepon seluler dari dalam tas. Tertulis di layar telepon selulernya mama calling.

‘Mudah-mudahan acara kencan buta batal,’ kata Amanda di dalam hati.

.

.

.

Hallo pembaca, apakah masih setia mengikuti kisah Amanda dan Yanuar? Mudah-mudahan masih setia mengikuti kisah Amanda dan Yanuar karena ceritanya bakalan panjang sepanjang jalan kenangan. Jadi, ikuti terus kisahnya!

1
Rahma Inayah
Amanda dilema antara milih Reza dan yanuar
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
emak GK sadar.dr.mending yanuar GK mau manfaatkan Amanda .percuma punya pacar bule tp benalu GK sadar dr sinta
Rahma Inayah
bisa.aja papa Boby becandanya
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
yanuar cemburu
dee
hadeeuuuuhhhh... mama shinta munafik lah. bilang khawatir klo bang yanuar bkalan nyakitin neng manda lah, diduain lah.
lha wong sampeyan aja "samen leven" laki² yg bukan mahrom gitu lho /Sweat/
Rahma Inayah
yanuar ternyata punya rasa jg SMA Amanda tp.takut mengungkapkan ibarat langit dan bumi
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
,deche ni cerita baru or ada kaitannyadgn novel sblmnya mkn
Deche: cerita tentang adik sambung Rendi di novel Terjebak Pesona Mamah Muda.
total 1 replies
Rahma Inayah
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!